KataNone
None Ajak Owner Selada Makassar Ketemu Pengusaha Ekspor
None pun mengatakan Nashar menggeluti usaha tak biasa di generasi Milenial yakni pertanian.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program #KataNone bersama Tribun Timur kembali lagi hadir menyapa Tribunes! di akun YouTube dan Facebook, Selasa (23/6/2020).
Host #KataNone menghadirkan pengusaha Selada Makassar, Andi Nashar Pratama.
Sebelum pandemi Covid-19, Andi Nashar Pratama mensuplai Selada ke warung makanan khas Jepang dan Korea.
“Nashar bekerja di sektor pertanian, UMKM yang dibina oleh Nashar menghasilkan banyak produk seharusnya usaha Nashar menjadi penyanggang ekonomi Makassar,” kata Irman Yasin Limpo.
None pun mengatakan Nashar menggeluti usaha tak biasa di generasi Milenial yakni pertanian.
Nashar menjelaskan, bisnis Selada dimulai dari 280 bibit yang ditanam tahun 2019 lalu. Ia sudah membuat 1000 titik di halaman rumahnya. Nashar mengubah halaman rumahnya menjadi kebun hidroponik untuk sayuran.
Nashar belajar otodidak untuk menanam Selada dan tanaman sayur mayur. Mereka membangun usaha ternyata tak mempunyai dasar ilmu pertanian.
Awalnya Nashar mendirikan usaha ini dari keinginan untuk mencari tambahan. Sehingga, dia mengajak teman SMA-nya untuk ikut bergabung.
“Kami ini memang business oriented, jadi kami jualan tapi kami memanfaatkan semua sektor lain seperti Grab dan Gojek untuk pengantaran,” katanya.
Arah bisnis Salada Makassar yang dijual berbasis digital marketing. Hal yang menjadi khas dari sayuran Nashar yakni kuantitas Saladanya lebih besar ketimbang sayuran lainnya.
“Salada dipastikan fresh dan healty,” katanya.
Nashar sudah menjual Salada di berbagai warung makan di Makassar.
Kendala pemasaran Nashar selama ini belum mampu masuk ke pasar yang lebih luas dan besar.
“Kami sudah sampaikan flyer tapi sampai saat ini belum direspon,” katanya.
Nashar pun berencana untuk ekspor.
Sehingga, Kepala Balai Karantina Makassar Kementerian Pertanian, Andi PM. Yusmanto AM, mengajak kepada Nashar untuk diskusi pengembangan ekspor keluar negeri.
Andi mengatakan, banyak pengusaha yang tertarik bekerja sama dengan UMKM. “Karena kalau mereka tak join maka ekspornya juga tak akan berkembang,” katanya.
Ia akan memfasilitasi pengusaha eksportir dan UMKM untuk kerjasama.
Nashar pun merespon akan menangkap peluang dari Andi Yusmanto.
“Saya akan mencoba untuk menangkap peluang ini dan bisa teman-teman bisa semangat lagi,” katanya.
Nashar menjual paket pak choi dengan harga Rp 15-18 ribuan yang dia jual melalui instagram, dan akun Grab dan Gojek.