Tribun Business Forum
Kecukupan Likuiditas Penting Bagi Perbankan untuk Bertahan di Masa Krisis Ekonomi Akibat Pandemi
Angga Erlangga Hanafie mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, ada dua hal yang bisa membuat perbankan jatuh, yakni likuiditas dan kolektibilitas.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Ilham Mulyawan Indra
Kecukupan Likuiditas Penting Bagi Perbankan untuk Bertahan di Masa Krisis Ekonomi Akibat Pandemi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Regional CEO Wilayah Sulawesi & Maluku Bank Mandiri, Angga Erlangga Hanafie mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, ada dua hal yang bisa membuat perbankan jatuh, yakni likuiditas dan kolektibilitas.
Maka ia menekankan agar semua perbankan harus mampu menjaga dua poin penting ini dengan baik.
• Nasehat Sofjan Wanandi untuk Para Pengusaha: Jaga Kestabilan Cash Flow Agar Bisnis Tetap Sehat
• Layanan Digital Bank Tumbuh Pesat di Tengah Pandemi Covid-19
Untungnya, sebagai bank milik pemerintah, Bank Mandiri, kata Angga - sapaan akrabnya, cukup diuntungkan.
Ia mengungkapkan hal tersebut saat menjadi narasumber Diskusi Virtual Tribun Business Forum dengan tema “Inovasi Bisnis Perbankan Sambut New Normal” yang dilaksanakan pada Kamis (18/6/2020) lalu.
Likuiditas di pasar keuangan ibaratnya seperti aliran darah dalam tubuh manusia. Sehingga untuk menjaga kualitas usaha, juga bentuk komitmen kepada nasabah, industri perbankan memang perlu megnutamakan kecukupan likuiditas.
Karena jika likuiditas terjaga, bank mudah untuk pulih ketika pandemi Covid-19 sudah mereda.
Dari segi kolektibilitas, Angga menilai program pemerintah melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK/03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan countercyclival dampak penyebaran Corona virus Disease 2019.
Melalui regulasi tersebut kata dia, pihak bank mendapat stimulan untuk membantu debitur, dibantu relaksasi angsuran selama satu tahun.

“Sehingga kolektibilitas kembali lancar," ia menambahkan.
Itulah mengapa ia mementingkan likuiditas dan kolektibilitas industri perbankan terjaga selama masa pandemi maupun tatanan New Normal.
Tatanan New Normal, lanjut Angga mau tidak mau tentu harus dihadapi dan pelaku ekonomi pun harus mampu beradaptasi.
"Yang penting tanamkan mindset kita adalah kondisi saat ini, bukan kemarin sebelum pandemi. Artinya, jika sebelumnya pendapatan kita misalnya 1.000, maka jangan harap sekarang bisa begitu, dapat 10 aja sudah bagus," ia menambahkan.
Untuk Bank Mandiri, Angga menuturkan bahwa pihaknya punya tiga langkah prioritas. Pertama keselamatan pegawai, kedua kelancaran operasional dan ketiga mendukung sektoril berjalan dan bisnis.
“ Termasuk mendorong nasabah untuk menggunakan Mandiri online (mandol) di setiap transaksinya," imbuhnya. (*)