Bentrok China vs India
Sama-sama Punya Senjata Nuklir, Kok India dan China Betrok Cuma Pakai Batu, Ini Masalahnya
Masyarakat dibuat heboh dengan bentrok India vs China yang setidaknya menewaskan puluhan tentara dari kedua belah pihak.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat dibuat heboh dengan bentrok India vs China yang setidaknya menewaskan puluhan tentara dari kedua belah pihak.
Yang tak biasa, keduanya sama-sama punya kekuatan militer mumpuni bahkan masing-masing punya senjata Nuklir, kok bentrok dengan lempar batu sih?
Lalu apa sebenarnya pemicu masalahnya hingga pecah konflik antara dua negara dengan penduduk terbanyak itu?
• Nikmatnya Menyantap Nasi Goreng Jakarta di Warung Faisal saat Lapar Tengah Malam, Gratis Es Teh!
• Warga Keluhkan Aktivitas Tambang Ilegal di Dusun 3 Pakkassalo Bone
• Sudah 91 Narapidana LPP Sungguminasa Terpapar Covid-19
Cek kisahnya di sini:
Selasa (16/06/2020), tentara China dan India memanas di pegunungan Himalaya.
Meski bentrok menggunakan batu, bentrokan itu menelan korban sedikitnya 20 tentara tewas.
Meski tanpa senjata, bentrokan tentara tetap memakan korban, paling sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas.
Tentara dari kedua belah pihak yang menjaga perbatasan pernah terlibat dalam konflik perbatasan sebelumnya, namun korban yang tewas minggu lalu merupakan korban fatal pertama sejak tahun 1967.
Kedua negara China dan India sebenarnya sama-sama memiliki senjata nuklir dan sudah lama keduanya terlibat sengketa soal dimana tepatnya garis perbatasan kedua negara di pegunungan Himalaya.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Ladakh, lokasi konflik terjadi berada di kawasan Kashmir, daerah yang menjadi rebutan sejak pemisahan kawasan India di tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Partition".
Ada tiga negara penguasa wilayah ini dan semuanya diketahui memiliki senjata nuklir: India, China dan Pakistan.
India dan Pakistan sudah berulang kali terlibat konflik berkenaan dengan Kashmir.
Namun terakhir China dan India terlibat konflik di wilayah ini adalah sekitar 60 tahun lalu, yang diakhiri dengan gencatan senjata di tahun 1962.
Tidak ada batas jelas yang disepakati oleh kedua negara di sepanjang pegunungan Himalaya tersebut, hanya ada kesepakatan tidak mengikat mengenai perbatasan sepanjang 3.380 km yang dikenal dengan nama Garis Kontrol Aktual (LAC).
• Nikmatnya Menyantap Nasi Goreng Jakarta di Warung Faisal saat Lapar Tengah Malam, Gratis Es Teh!
• 10 Rekomendasi Drama Korea Berkisah Tentang Cinta Fantasi hingga Beda Dunia
• VIDEO: Tangisan Lucinta Luna saat Berulang Tahun di Sel Penjara, Ungkap Satu Keinginan
Pembicaraan kedua negara selama 30 tahun gagal mencapai kesepakatan mengenai garis perbatasan, malah timbul rasa saling curiga yang kadang menyebabkan bentrokan.
Associate Profesor Jian Zhang, pakar kebijakan China di UNSW Canberra mengatakan kepada ABC bahwa konflik tersebut "sudah mencapai tahap serius".
Alasan Bentrok Pakai Batu
Pada 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC, yang menyebutkan "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter" dalam konflik perbatasan.
Sesuai dengan kesepakatan, para pakar mengatakan tentara dari kedua negara kemudian menggunakan senjata lain termasuk tangan, batu, kayu yang dipasang paku atau kawat berduri.
Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.
"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India kepada Reuters.
• Kronologi Pelajar SMP Tewas Terlindas Truk di Jl Andi Dai Mamuju
Dr Zhang mengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan kedua pihak guna "menghindari kemungkinan situasi di sana berkembang menjadi konflik militer"'.
Walau pejabat China tidak menjelaskan apakah ada korban di pihak mereka, editor tabloid milik pemerintah The Global Times lewat Twitter-nya mengatakan tentara mereka juga tewas dalam bentrokan tersebut.
Alasan Bentrok
Pada dasarnya, kawasan di sepanjang LAC masih dianggap sebagai bagian dari masing-masing negara India dan China.
Tidak ada tanda perbatasan yang jelas dan dengan adanya sungai, danau dan pengununggan membuat garis perbatasan bisa berubah.
Pakar mengenai China, Srikanth Kondapalli, profesor di Jawaharlal Nehru University di New Delhi mengatakan kepada ABC jika China dan India masing-masing memiliki pendapatnya sendiri mengenai garis perbatasan.
"Karena memang garis LAC yang tidak jelas, maka masalah timbul mengenai perlintasan perbatasan," katanya.
Profesor Kondapalli menerangkan, dengan jumlah pelanggaran yang terus meningkat menunjukkan kedua pihak ingin menguasai sebanyak mungkin wilayah.
"Semua ingin menguasai dan situasi ini belum terselesaikan dan itulah yang terjadi sekarang," kata dia.
Dipicu Pembangunan Jalan
Guna memperkuat kehadiran militer dalam beberapa tahun terakhir, kedua belah pihak mulai membangun infrastruktur di daerah perbatasan.
China dan India terlibat dalam ketegangan militer di tahun 2017, ketika India menuduh China membangun jalan di kawasan yang disengketakan.
Namun kali ini keadaannya terbalik.
India menyelesaikan pembangunan jalan ke sebuah landasan udara di Galwan Oktober lalu dan keputusan New Delhi membangun infrastruktur di kawasan itu membuat Beijing marah.
Pembangunan jalan tersebut dalam pandangan Beijing bisa memperkuat kemampuan militer India bila terjadi konflik.
Awal Mei, ratusan tentara saling berhadapan di tiga lokasi dengan kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
"Menurut sumber India, bentrokan dimulai dalam pertemuan yang dihadiri oleh tentara kedua belah pihak yang bertemu untuk mencari upaya mengurangi ketegangan," kata Meera Ashar, direktur Institut Penelitian Asia Selatan di Australian National University kepada ABC.
"Dalam pernyataan yang dikeluarkan pejabat China, mereka menuduh bentrokan terjadi karena militer India melewat garis perbatasan LAC."
"Kedua pernyataan ini ada benarnya. Tentara India melewati garis perbatasan guna menghadiri pembicaraan yang berakhir tidak sesuai perkiraan," jelas Ashar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com: Mengapa Bentrok Tentara India Vs China Pakai Batu, Bukan Senjata?