Tribun Bulukumba
Jembatan Kaca Bira Timur Jadi Primadona Baru Wisata di Bulukumba
Desa Bira yang berada di kaki pulau Sulawesi ini, menyimpan banyak pesona alam.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Pantai Tanjung Bira, di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), kini tak hanya dikenal sebagai pemilik pasir putih yang halus bak terigu.
Desa Bira yang berada di kaki pulau Sulawesi ini, menyimpan banyak pesona alam.
Salah satunya destinasi Jembatan Kaca Bira Timur di Titik Nol, yang lokasinya masih berada dalam kawasan Pantai Tanjung Bira.
Berbeda dengan pantai Bira yang menyajikan pantai pasir putih, di Bira Timur pengunjung justru tak menjumpai pantai.
Di lokasi itu, para pengunjung bakal menyaksikan tebing yang terbentuk dari hantaman ombak.
Untuk turun ke dasar tebing, Dinas Pariwisata Bulukumba menyediakan tangga untuk aksesnya.
Di ujung tangga anda bakal mendapat jembatan unik yang terbuat dari kaca.
Sehingga jika melintasi kaca tersebut, anda bagaikan melayang di atas air.
Kepala Dinas Pariwisata Bulukumba, M Ali Saleng, menjamin kekuatan dan bahan yang digunakan dalam jembatan tersebut.
Hanya saja, untuk upaya antisipasi, nantinya pengunjung yang bakal naik diminta untuk tidak menggunakan alas kaki.
"Itu belum seberapa, proyek ini belum sampai beberapa persen. Tapi Alhamdulillah, animo masyarakat ke lokasi ini sudah sangat luar biasa," kata Ali Saleng.
Proses pembangunan jembatan kaca ini, kata Ali Saleng, masih sangat panjang, karena penganggarannya dilakukan bertahap.
Nantinya, jumlah pengunjung yang dapat ditampung di ujung jembatan ini, ditargetkan bisa memuat hingga 1.000 orang.
Saat ini, panjang jembatan sudah mencapai 21 meter, dan masih bakal dilakukan penambahan.
"Anggarannya ini sudah Rp1,1 miliar. Mulai dari pembuatan alur turun sampai sekarang," kata Ali Saleng.
Kedepan pihaknya juga bakal membuat eskalator khusus untuk jalur masyarakat rentan dan penyandang disabilitas.
Sayangnya untuk akses menuju lokasi ini masih cukup ekstrem.
Pengunjung harus melalui jalan bebatuan. Untuk kendaraan jenis sedan, bakal susah untuk menuju lokasi ini. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi