Asal Muasal Nama Martabak Indigo, Hadir Sejak 1985 hingga Punya 10 Cabang di Makassar
Salah satu usaha martabak di Makassar, yakni Martabak Indigo. Hingga saat ini, Martabak Indigo telah memiliki 10 cabang.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Martabak adalah salah satu kuliner khas Indonesia yang juga banyak dijumpai hampir di seluruh daerah, termasuk di Makassar.
Hampir di setiap sudut jalan raya kota, pasti gerobak martabak khas akan selalu terpajang menjajakan dagangan.
Komunitas pedagang martabak pun tumbuh pesat.
Beberapa di antara mereka bukan penduduk asli dari Kota Makassar ataupun wilayah Sulsel yang lainnya, melainkan berasal dari luar Sulsel.
Bahkan mayoritas para pedagang martabak ataupun terang bukan berasal dari pulau Jawa.
Seperti halnya Slamet, pria asal Tegal, Jawa Tengah yang memilih merantau ke Kota Daeng ini untuk mencari sesuap nasi dengan berdagang martabak.
Sejarah

Sejak tahun 1985, ayah 5 anak ini memulai usahanya dengan nama Tegal Jaya, dengan menggunakan gerobak.
Ia menjajakan terang bulan dan martabak tradisional seperti pada umumnya di pinggir jalan yaitu di di Jl Veteran Utara tepatnya depan Abu Bakar Lambogo.
Mengingat puluhan tahun silam, saat itu masih sedikit kompetitor di Makassar sehingga persaingan usaha tidak begitu ketat, penjualan sangat lancar dengan menu martabak hanya satu macam yaitu martabak daging yang membedakan hanya ukuran atau perporsinya.
Sedangkan untuk menu terang bulan hanya empat macam yaitu biasa, spesial, keju, dan campur.
Namun seiring berjalannya waktu bisnis martabak semakin berkembang di Makassar kompetitor mulai berdatangan, hal itu menyebabkan penjualan menurun.
Belum lagi dengan nama brand, yang kebanyakan mencantumkan nama Tegal sebagai brand dari martabak dan terang bulan dagangannya.
Alhasil, berbagai strategi disusun untuk dapat mengembalikan kejayaan bisnis kami, misalnya menambah varian terang bulan coklat susu, kacang susu, keju coklat, dan lain-lain.
"Bahkan pernah juga mengganti nama brand kami menjadi martabak Bandung, namun semua hal tersebut tidak memberi dampak signifikan dalam meningkatkan penjualan kami," tutur Heri Setiawan, anak ketiga dari Slamet yang saat ini tengah gencar membantu bisnis martabak sang ayah tersebut.