Banjir Jeneponto dan Bantaeng
SAR Unhas Kirim Tim ke Bantaeng dan Jeneponto yang Dilanda Banjir Bandang
Sejumlah rumah, hewan ternak dan kendaraan hanyut akibat banjir bandang melanda Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Sebagian masih bertahan di lokasi pengungsian.
Banjir Bantaeng
Banjir di Kabupaten Bantaeng paling parah terjadi di Kelurahan Pallantikang, Mallilingi, Letta, Lembang, BontoSunggu, Bontoatu, Bontorita.
Daerah tersebut masuk wilayah Kecamatan Bantaeng dan Kecamatan Bissapu.
Berjarak sekitar 130 km arah Selatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabid SDA Bantaeng Zuhri mengatakan, banjir yang melanda daerahnya itu akibat hujan deras dan meluapnya Sungai Calendu akibat tidak mampu menampung debit banjir serta hujan di hulu sungai.
CekDam Balang Sikuyu yang berfungsi sebagai pengendali banjir juga jebol di sisi kanan.
Akibatnya, banyak rumah warga terendam banjir. Termasuk Rumah Jabatan Bupati Bantaeng.
Banjir Jeneponto
Sementara di Jeneponto, total ada lima kecamatan di Jeneponto yang dilanda banjir yakni Turatea, Tarowang, Binamu, dan Tamalatea.
Paling parah terjadi di Desa Rumbia, Desa Jombe, Desa Sepanang, Desa Munthe, Desa Tino, Desa Lebang Manai, Desa Pallantikang, dan Kelurahan Balang.
Sejumlah rumah dan hewan ternak warga setempat dilaporkan hanyut. Sebagian tertimbun longsor.
Banjir yang melanda daerah tersebut akibat hujan deras.
Hal itu mengakibatkan debit air di Bendungan Kareloe mengalami peningkatan.
Sabtu (13/6/2020) pagi ini air mulai surut. Namun warga sekitar sungai masih was-was. (*)