Berita Terpopuler
Geng Tito, Geng Solo, Geng BG Ramaikan Bursa Kapolri Ganti Jenderal Idham Azis, Siapa Calon Kuat?
Sedang hangat pembahasan tentang Geng Solo Polri calon Kapolri terdiri dari perwira tinggi polisi yang pernah tugas di Solo kampung Presiden Jokowi
Menurut Neta, tiga kelompok yang sebelumnya sempat mendominasi putaran elit kekuasaan di Polri, saat ini sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elit kekuasaan internal kepolisian tersebut.
"Yakni Geng Syafruddin, Geng Tito, dan Geng Budi Gunawan (BG). Dalam sejumlah mutasi di era Kapolri Idham Azis kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tapi pasti tersingkir dari putaran elit kekuasaan di kepolisian," katanya.
Sedangkan Geng BG tersisih di luar lembaga kepolisian, meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.
"Lalu, apakah jenderal jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian dan masuk dalam bursa calon Kapolri, kita tunggu saja," ujarnya lagi.
Siapa saja Geng Solo dimaksud? Cek selengkapnya:
1. Irjen Nana Sudjana (Kapolda Metro Jaya)
Irjen Nana Sudjana sempat jadi perbincangan Desember 2019 lalu.

Indonesian Police Watch (IPW) saat itu menyebut Irjen Nana Sudjana tidak punya prestasi mencolok hingga tidak layak jadi Kapolda Metro Jaya.
Kelebihan Irjen Nana Sudjana saat itu hanya karena pernah jadi Kapolresta di Solo, kampung Presiden Jokowi.
Wakil Ketua Komisi III dari Fraksi NasDem Ahamad Sahroni tidak sependapat dengan pendapat Indonesia Police Watch (IPW) yang menyebut penunjukkan Irjen Pol Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya untuk menonjolkan adanya ‘geng Solo di Polri’.
Sebutan ‘geng Solo’ itu yakni mereka yang pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo saat presiden Jokowi menjabat Wali Kota Solo.
Untuk diketahui Nana pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo pada 2010 saat Jokowi menjabat Walikota.
Sahroni mengatakan bahwa pendapat IPW tersebut mengada-ngada.
Menurutnya, penunjukkan Irjen Pol Nana Sundjana sebagai Kapolda Metro Jaya berdasarkan penilaian objektif.
“Pasti ada kriteria profesionalnya lah, nggak mungkin ujug-ujug diangkat jadi Kapolda Metro Jaya dengan alasan yang sembarangan. Menurut saya, anggapan bahwa Pak Nana ditunjuk sebagai Kapolda Metro karena dirinya pernah menjabat sebagai Kapolresta Solo itu tidak berdasar,” ujar Sahroni kepada wartawan Selasa (24/12/2019).