Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Panduan Layanan Menikah

RESMI dari Kementerian Agama (Kemenag) 11 Panduan Layanan Menikah di Masa New Normal

Peserta prosesi akad nikah yang dilaksanakan di KUA atau di rumah diikuti sebanyak-banyaknya 10 (sepuluh) orang;

Editor: Hasrul
Renatap/Shutterstock via rd.com
RESMI dari Kementerian Agama (Kemenag) 11 Panduan Layanan Menikah di Masa New Normal 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenag Terbitkan Panduan Layanan Menikah di Masa New Normal, .

Ilustrasi menikah
Ilustrasi menikah (net)

Pentingnya Rapid Test Massal, Agar Corona Teridentifikasi

Penambahan kasus infeksi virus corona di Indonesia dalam beberapa hari terakhir tercatat cukup signifikan, melebih angka 1.000 kasus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, melonjaknya angka kasus baru ini karena dilakukan tracing secara agresif.

Ia menyebutkan, penambahan kasus ini berasal dari spesimen yang dikirim puskesmas atau dinas kesehatan.

Bagaimana melihat hal ini?

Menurut Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University, pengetesan dan pelacakan memang harus dilakukan secara masif dan agresif.

Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kasus positif Covid-19 sehingga dapat segera diisolasi atau dikarantina agar tidak menularkan virus lebih luas lagi.

"Sekaligus juga bisa segera diberi dukungan perawatan jika berisiko ke arah kritis sehingga bisa menghindari terjadi kematian," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Selain itu, pengetesan juga dapat membantu pengambil kebijakan untuk mengetahui permasalahan yang sebenarnya terjadi di wilayahnya.

Tanpa adanya testing yang masif, lanjut Dicky, maka tidak akan memiliki panduan yang jelas.

Keberhasilan pengetesan massal salah satunya adalah menemukan kasus-kasus positif sehingga dapat terdeteksi lebih awal dan mencegah penularan.

"Kendali atas strategi testing ini salah satunya di positive rate-nya," ujar dia.

Jika masih seperti saat ini, yaitu kurang dari 21 persen, berarti masih harus lebih banyak lagi dilakukan pengetesan.

"Hingga positive rate kurang dari 5 persen, malah kalau bisa di bawah 2 persen. Selain itu juga proporsi ideal tes (1 persen dari total populasi) atau 1 tes per 1.000 orang per minggu," papar Dicky.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved