Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Netralitas ASN

4 Jam Diperiksa Inspektorat Sulsel, Devo Khaddafi: Ada 18-19 Pertanyaan

Devo Khaddafi diperiksa Inspektorat Sulsel di Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Sulsel.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH FADHLY ALI
Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel), Devo Khaddafi diperiksa Inspektorat Sulsel di Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Sulsel Jl Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (11/6/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel), Devo Khaddafi diperiksa Inspektorat Sulsel di Kantor Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol) Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Kamis (11/6/2020).

Sekitar pukul 10.04 Wita, Devy sapaan karibnya masuk ke ruangan pemeriksaan di lantai 2, dan keluar sekitar pukul 13.55 Wita. Artinya pemeriksaan sekitar 4 jam.

Saat ditemui usai diperiksa, Devy mengatakan agenda pemeriksaan terkait netralisir ASN.

"Tadi Pemeriksaan dari Inspektorat terkait adanya surat dari Komisi ASN. Yang intinya menyampaikan pelanggaran netralitas ASN kepada saya terkait Pilkada Maros," ujarnya.

Selama 4 jam, ia mengatakan hampir 20 pertanyaan dilayangkan 4 pemeriksa kepada dirinya.

"Saya jelaskan kepada Inspektorat. saya dari Oktober 2019 tidak terlalu masuk lagi ke area kontestasi di Pilkada Maros. Ini sudah saya jelaskan pada saat saya diundang klarifikasi oleh Bawaslu Maros di Januari 2020," ujarnya.

"Saat itu saya sudah menyampaikan, saya tidak melanjutkan lagi. Kedua, terkait pendaftaran yang saya lakukan di Juli dan Agustus di lima partai. Itu murni partai mengundang mendaftar, untuk melakukan survei dan penjaringan bakal calon. Tapi saya hanya mendaftar dan tidak mengikuti tahapan lebih lanjut," jelas Devy.

Terkait alat peraga, seperti spanduk ia mengaku itu memang ada.

"Tapi siapa yang pasang dan dimana titiknya saya tidak tahu. Jadi saya tidak pernah masuk lagi ke area situ. Karena per Januari 2020 saat dipindahkan dari Humas ke Kesbangpol, saya fokus di sana," ujarnya.

Selain itu, Devy juga ditanya bagaimana menjalani tugas sebagai sekretaris Kesbangpol dan melakukan pendaftaran Pilkada Maros.

"Pada saat pendaftaran saya menggunakan Hari Sabtu dan Minggu. Dan pada saat proses pendaftaran kami sudah konsultasi dengan KPU dan Bawaslu, ia mengatakan belum masuk tahapan Pilkada," ujarnya.

"Cukup lama pemeriksaan ini, saya paham Inspektorat butuh penjelasan. Pertanyaan yang diberikan 18-19 pertanyaan," jelasnya.

Namun poinnya, lanjut dia hampir sebagian besar bagaimana proses pendaftaran, termasuk alat peraga.

"Saya sudah jelaskan ke Bawaslu Maeos, ini sama sekali tidak ada tulisannya bakal calon bupati, wakil bupati. Tulisannya hanya Devo Khaddafi, Maros Mandiri. Tidak ada tulisannya bakal maju, saya tidak melihat itu sebagai alat peraga," ujarnya.

Selepas diperiksa Inspektorat, kelanjutannya seperti apa?

"Kalau tadi salah satu poinnya, masuh dibutuhkan informasi akan dipanggil kembali. Inikan saya cuman menunggu dan menyampaikan apa yang betul-betul terjadi," katanya.(*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com, @fadhlymuhammad

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved