Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Aswar Hasan

Pak JK dan Shalat Jumat

Tempat ibadah umat agama semestinya menjadi fasilitas yang pertama kali dibuka saat tatanan normal baru akan diterapkan.

Editor: Jumadi Mappanganro
Dokumen Aswar Hasan
Dr Aswar Hasan, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Unhas 

Oleh: Aswar Hasan
Dosen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar.

Pola hidup era pandemi memasuki babak baru di seluruh antero negeri Indonesia, khususnya di Jakarta. New Normal mulai di terapkan.

Pemerintah tampaknya sangat berkepentingan atas penerapan new normal tersebut. Itu terbukti dari isu tentang new normal secara resmi untuk persiapan sebuah kebijakan negara, dilontarkan oleh Presiden Joko Widodo.

Disusul oleh langkah Jokowi untuk mengunjungi langsung (blusukan) persiapan pembukaan Sammarecom Mall Bekasi untuk memastikan prosedur persiapan menuju new normal di tengah pandemi covid-19.

Meskipun demikian, langkah Presiden itu pun dikritik anggota DPR RI Fadly Zon yang mempertanyakan nasib pasar rakyat yang tidak mendapat perhatian yang sama untuk new normal (Akurat.co. 20 Mei 2020 17.55 WIB).

Tampaknya, Presiden begitu serius dalam memicu roda ekonomi yang selama pandemi begitu terpuruk. Perhatian soal ekonomi bangsa di tengah pandemi tampaknya menjadi prioritas yang paling diutamakan.

Update Corona Sulbar Hari Ini, Pasien Positif Covid-19 Bertambah 2, Total 94 Orang

Covid-19: New Normal Life, Pilihan Tepat Tapi Berat

Disektor industri pun jauh sebelum praktik new normal dilaksanakan, sudah menyiapkan semacam aturan protol new normal bagi kalangan lingkungan industri.

Di kalangan pemerhati kemanusiaan, langkah Presiden (pemerintah) yang begitu peduli tentang ekonomi di tengah pandemi dibanding nasib nyawa manusia yang senantiasa terancam, juga ramai dipersoalkan.

Meski demikian, tampaknya belum ada solusi atau respon yang signifikan yang memuaskan harapan publik, terkait langkah yang mengistimewakan (prioritas) penyelamatan korban covid-19.

Sementara itu mantan Wapres M Jusuf Kalla (Pak JK) mengunjungi masjid. Suatu yang wajar, mengingat beliau sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia.

Kunjungan Pak JK tersebut untuk mengontrol kesiapan masjid dalam melayani jamaah di masa new normal sesuai standar protokol covid-19 untuk melaksanakan shalat Jumat berjamaah.

Sudah sekira tiga bulan selama masa pandemi, jamaah absen shalat berjamaah di masjid. Termasuk shalat Jumat.

Menurut Pak JK yang juga Ketua Palang merah Indonesia itu, tempat ibadah umat agama semestinya menjadi fasilitas yang pertama kali dibuka saat tatanan normal baru akan diterapkan.

Pasalnya, roh bangsa Indonesia adalah sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.

Masjid harus dibuka pertama kali karena suatu negara ada rohnya. Roh keagamaan, kita mesti berdoa.

"Buat apa kita peringati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila kalau kita tidak melaksanakan yang tertinggi yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujar JK.

Pemuda BTP Blok M Bikin Bilik Disinfektan di Masjid

Apakah Prof Mampu? Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Ditantang Redam Covid-19 dalam Waktu 4 Minggu

 

Setelah tempat-tempat ibadah dibuka, lanjut Kalla, kantor-kantor pemerintahan maupun swasta, pusat-pusat perbelanjaan, dan pusat aktivitas masyarakat lainnya baru dibuka (Kompas, 8/6-2020).

Pernyataan keras dan tegas Pak JK tersebut sangat membuat segenap umat Islam bersyukur dan kagum. Betapa tidak, sudah 12 kali Jumat umat Islam di seluruh Indonesia tidak melaksanakan shalat Jumat berjamaah di masjid.

Kerinduan dan kehausan imaniah untuk beribadah berjamaah di masjid, akhirnya terpenuhi.

Padahal, sebelum Pak JK mengambil langkah mengunjungi masjid dengan sikap dan statemen yang tegas tersebut, nasib masjid untuk dipakai shalat jumat, belum jelas.

Presiden lebih peduli mal untuk perputaran ekonomi. Sementara Wapres yang berlatar belakang ulama tidak jelas bagaimana kabar dan sikapnya tentang pemungsian masjid di era new normal, saat ummat membutuhkan kepastian.

Menjadi patut untuk dipertanyakan bahwa apakah negara ini masih diurus berdasarkan roh ideologi Pancasila yang sila- silanya semestinya diwarnai dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa?

Pertanyaan tersebut menjadi penting dan relevan untuk di soal.

Betapa tidak, karena Pak JK sebagai rakyat biasa menyatakan dengan tegas bahwa tempat ibadah umat agama semestinya menjadi fasilitas yang pertama kali di buka saat tatanan normal baru akan diterapkan.

Pasalnya, roh bangsa Indonesia adalah sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Buat apa kita peringati 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila kalau kita tidak melaksanakan yang tertinggi, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa,” ujarnya”.

Dasar Ketuhanan yang Mahaesa menurut Bung Hatta ( Proklamator RI) harus menjadi dasar yang memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk melaksanakan segala yang baik bagi rakyat. Demikian pernyataan Hatta dalam pidato pengukuhan penerimaan gelar honoris causa dari Universitas Indonesia, sebagaimana juga telah diulas dalam kompas.id

Siswa Miskin Bunuh Diri Tak Bisa Beli Kuota Untuk Ikut Kelas Online, Ayah Kami Tak Punya Uang

Lebih lanjut, Hatta mengatakan: “sila ini tidak hanya bermakna tentang sikap saling menghormati antar umat beragama, melainkan menjadi dasar yang dapat memimpin bangsa menuju jalan kebenaran, keadilan, kebaikan,kejujuran dan persaudaraan”.
Menurut Hatta, penerapan sila pertama adalah akar dari peradaban kehidupan berbangsa (menurut JK roh bangsa).

Pengakuan terhadap Ketuhanan yang Mahaesa dapat mengajak masyarakat untuk memupuk persahabatan dan melaksanakan harmoni dalam alam Indonesia.

Selain bertindak atas nilai kebenaran,keadilan, serta kejujuran, penerapan sila pertama juga harus diiringi dengan tindakan untuk menantang setiap sikap yang melenceng jauh dari Pancasila. Memperbaiki kesalahan, membasmi kecurangan dan menentang segala kebohongan adalah hal yang tak boleh abai dalam tindakan.

Sebab apa artinya pengkuan akan berpegang kepada dasar Ketuhanan yang Mahaesa, apabila kita tak bersedia berbuat dalam praktik hidup menurut sifat-sifat yang dipujikan kepada Tuhan yang Mahaesa, seperti kasih sayang dan bersikap adil? Tanya Hatta.

Lebih lanjut Hatta pun menegaskan bahwa sila pertama, adalah landasan dalam membentuk moral bangsa, memiliki arti penting untuk diterapkan dalam setiap lini kehidupan. Penerapan inilah yang menjadi dasar moral sebelum bertindak lebih jauh untuk menerapkan sila-sila berikutnya.

Sebagai kesimpulan, kita simak pesan Hatta tentang penerapan sila pertama Pancasila: “ penerapan sila pertama, bukan hanya tentang membela keadilan, berbuat baik, atau pun bersikap jujur, melainkan juga tentang tindakan untuk menentang segala dusta, mencegah kezaliman hingga memperbaiki yang salah.

Demikian pesan dan peringatan penting Bung Hatta terkait implementasi sila pertama Pancasila, yang beberapa hari lalu, oleh Pak JK juga diingatkan kepada segenap bangsa Indonesia bahwa sila pertama Pancasila itu aadalah ruh bangsa kita.

Antara Bung Hata dan Pak JK terasa ada benang merah yang menyatu dan istiqamah dalam mengurus bangsa yang boleh jadi juga sebagai bentuk peringatan kepada para pemimpin bangsa jika sudah menjauh dari hakekat Pancasila sebagai dasar philosophi kita dalam bernegara.

Wallahu A'lam Bishawwabe. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Gen Z dan Politik

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved