Mbak Tutut Kenang Presiden Soeharto Jelang Runtuhnya Rezim Orde Baru, Bongkar Sikap para Menteri
Siti Hardijanti Rukmana atau Mbak Tutut, anak kedua dari Soeharto, mengenang sikap ayahnya jelang lengser di tahun 1998.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Sahabat… tulisan ini saya buat, dalam rangka mengenang bapak saya, yang dilahirkan 99 tahun yang lalu, pada tanggal 8 Juni 1921. Sekelumit kenangan yang tak mungkin terlupakan. Dan selalu menjadi pegangan hidup saya agar saya tetap kuat seperti yang bapak harapkan.
Dengan tegas bapak menjawab: “Jangan pernah kataken tidak bisa, sebelum kamu mencoba”.
Sahabat…, dengan segala tulus, terima kasih kami sampaikan, atas semua doa yang dilantunkan selama ini untuk bapak dan ibu kami. Berlipat ganda semoga Allah membalasnya. Aamiin.
Yaaa Allah yaaa Robb…, ampuni dosa-dosa bapak dan ibu kami. Limpahkan rachmat kepada bapak dan ibu kami. Hapuskan kesalahannya, lapangkan pintu baginya, maafkan kekeliruannya, terimalah seluruh amal ibadahnya. Semoga surga Engkau pilihkan tempat akhir tujuan bapak dan ibu kami… Aamiin.
Bapak Ibu…, we all love you deeply. Doa kami menyertaimu selalu.
Penghujung doa. Semoga Allah melindungi bangsa dan Negara Indonesia. Semoga kita tetap bersatu. Menurut bapak, Persatuan Bangsa menjadi Kekuatan Negara dalam menghadapi segala serangan dan ancaman dari manapun yang akan memecah belah Bangsa Indonesia.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Peringati Hari Kelahiran Presiden Soeharto, Mbak Tutut Kenang Sikap Soeharto Sebelum Lengser