Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

IDI Makassar

TERPOPULER: dr Yudi Minta yang Tuduh Dokter Untung Besar Selama Covid-19 Agar Berhenti Sebar Hoax

Berita Terpopuler Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin marah besar dokter dituding untung banyak selama Covid-19

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM/CITIZEN REPORTER
Humas IDI Makassar dr Wachyudi Muchsin, SH 

Hal inilah yang menjadi persoalan utama dan ini mesti segera ada solusinya.

Dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan.

Untuk kasus yang masih berstatus PDP dan meninggal dunia, pemerintah melalui tim gugus Covid mengambil pilihan yang dianggap lebih aman untuk pemakamannya secara prosedur Covid, dengan tujuan dapat menekan laju penyebaran penyakit yang sangat cepat.

Di sini terkadang timbul persolan banyak yang tidak menerima hasil swab ternyata negatif padahal anggota keluarganya sudah dimakamkan dengan protap Covid-19.

Kejadian ini menjadi warning bagi pemerintah, jika hal seperti ini terus berlanjut.

Menurut dokter Yudi ini akan menjadi persoalan yang baru.

Munculnya ,stigma bahwa Rumah sakit dan Tenaga Medis menjadikan kasus-kasus seperti itu sebagai pemanfaatan anggaran bahwa setiap yang dicap sebagai pasien Covid-19 maka rumah sakit akan mendapat keuntungan besar untuk setiap pasien Covid dari pemerintah pusat.

"Itu semua tidak benar dan fitnah. Tudingan itu membuat para dokter marah sekali. Pertanyaannya negara dapat uang dari mana ratusan juta dikalikan semua pasien Covid se Indonesia ?," kata dr Yudi.

Ia meminta masyarakat jangan mudah terprovokasi fitnah bahwa ada untung besar dokter serta paramedis seperti video keluarga pasien corona meninggal yang viral mengatakan dana sangat besar dari kementerian keuangan setiap pasien Covid-19 yang diterima oleh rumah sakit.

Informasi hoax seperti itu kata dr Yudi berimbas ke dokter serta paramedis

Ia menambahkan kita semua tentu tidak ada yang menghendaki di posisi itu.

Selain duka yang dalam dirasakan, juga kesedihan akibat tak bisa memakamkan keluarga secara syariat agama. Serta beban stigma dari sebagian "masyarakat yang masih latah" memahami kejadian seperti ini adalah aib .

Padahal terinfeksi Covid-19 bukanlah aib, melainkan musibah.

Untuk kasus yang meninggal dalam status PDP dan belum ada hasil SWABnya, memang menimbulkan dilematis bagi Tenaga Medis dan kegundahan bagi keluarga korban.

"Seperti yang kita ketahui, bahwa PDP (Pasien Dalam Pengawasan) adalah status resiko, bukan suatu diagnosis," imbuh dokter Yudi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved