Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tagihan Listrik Membengkak

Kabar Buruk, Anggota DPR Protes Tagihan Listrik Naik Direktur PLN Lebih Dulu Mengeluh, Apa Sebab?

Apa penyebab tagihan listrik melonjak, tagihan listrik membengkak, tagihan listrik naik ? Anggota DPR Aliyah Mustika Ilham protes keras

Editor: Mansur AM
NET
Tagihan Listrik Naik - Apa penyebab tagihan listrik melonjak, tagihan listrik membengkak, Anggota DPR Aliyah Mustika Ilham protes keras 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Aliyah Mustika Ilham protes keras atas tagihan listrik membengkak selama Pandemi Covid-19.

Protes Aliyah Mustika Ilham meneruskan protes dari konstituen yang ditemuinya di daerah. 

"Ini perlu diperjelas oleh PLN kenapa tagihan listrik naik . Banyak yang protes di daerah," kata Anggota Fraksi Demokrat DPR RI ini kepada tribun-timur.com, Minggu (7/6/2020).

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPRD RI) Aliyah Mustika Ilham
Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPRD RI) Aliyah Mustika Ilham (DOK TRIBUN TIMUR)

Baim Wong Kini Youtuber No 1 Indonesia Singkirkan Raffi Ahmad, Atta, Ria Ricis, Saya Malah Takut

Kabar Buruk 5 Investor Ngaku Ditipu Ustadz Yusuf Mansur Minta Ganti Rugi Rp 5 Miliar & Kronologinya

Kabar Gembira Lulusan SMA SMK, PT Angkasa Pura I Buka Program Beasiswa D3 Full & Uang Saku, Cek Link

Kabar buruknya, bukan hanya rakyat yang menjerit. Bahkan salah satu direktur PLN menyampaikan tagihan listrik membengkak di rumahnya.

Melonjaknya tagihan listrik ternyata tidak hanya dialami sejumlah pelanggan biasa.

Hal ini pun dialami oleh salah satu direktur PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Direktur Human Capital Manajemen PLN Syofvie Felianti Roekman mengaku, tagihan listriknya bahkan melonjak 100 persen.

Dia menyebutkan, lonjakan tersebut akibat peningkatan konsumsi yang memang terjadi seiring kebijakan beraktivitas dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

"Tagihan saya juga naik, tidak cuma 60 persen tapi 100 persen. Tapi karena AC menyala, semua beraktivitas di rumah," tutur Syofvie dalam Konferensi Pers Virtual, Sabtu (6/6/2020).

Menurut dia, dirinya yang biasa mengisi voucher sekali untuk dua bulan, kini harus mengisi voucher listriknya tiap bulan.

"Kita juga harus cerdas menggunakan energi ini. Teman-teman PLN juga merasakan hal yang sama. Tapi saya hitung tuh. Memang semua ada kenaikan konsumsi," kata Syofvie.

Sebelumnya masyarakat pun mengeluhkan kenaikan tagihan listrik yang harus dibayar mereka.

Menjawab keluhan pelanggan tersebut, PLN memastikan tak ada kenaikan tarif listrik.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Sahril menyatakan, lonjakan tagihan listrik di tengah pandemi terjadi lantaran PSBB yang mengharuskan banyak pihak harus melakukan aktivitas dari rumah, mulai dari bekerja hingga bersekolah dari rumah.

Dengan demikian, penggunaan listrik otomatis bertambah dan mendorong lonjakan tagihan.

"Setelah ada PSBB tentu saja kegiatan di rumah lebih banyak, belajar dari rumah menggunakan faslitas internet yang membutuhkan listrik. Bapak-bapak kerja juga dari rumah membutuhkan listrik. Lalu AC juga, sehingga mengakibatkan kenaikan pada bulan selanjutnya," jelas Bob dalam video conference, Sabtu (6/6/2020).

Penjelasan Resmi PLN: Tidak Ada Kenaikan Tarif Listrik!

PT PLN (Persero) memastikan tak ada kenaikan tarif listrik sejak beberapa waktu terakhir.

Hal ini untuk menjawab keluhan yang pelanggan yang mengaku tagihan listrik bulan Juni 2020 mengalami lonjakan.

Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, mengungkapkan kenaikan tagihan listrik pada Juni dihitung dari rata-rata tagihan pada 3 bulan terakhir.

“Tidak ada kenaikan tarif listrik, tapi memang ada kenaikan konsumsi listrik selama kebijakan PSBB yang dihitung menggunakan skema rata-rata tiga bulan sebelumnya,” kata Bob seperti dikutip dari Antara, Sabtu (6/6/2020).

Dia menjelaskan, dengan formula perhitungan tersebut, ada kenaikan tagihan di bulan Juni ( tagihan listrik naik). Banyak pelanggan PLN yang tagihan listriknya naik lebih dari 20 persen.

Dalam perhitungan tersebut, kibat penagihan menggunakan rata-rata tiga bulan terakhir sehingga kenaikannya akan dibayar sebesar 40 persen pada Juni.

Kemudian untuk mengurangi lonjakan kenaikan, sisanya yaitu 60 persen dibagi rata dalam tagihan bulan ke depan.

PLN berharap, skema tersebut dapat mengurangi beban sebagian pelanggan yang tagihannya meningkat tajam.

Dalam bulan dua terakhir, sebagian pelanggan PLN yang jumlah totalnya sekitar 75 juta, rekening bulanannya dihitung dari rata-rata 3 bulan terakhir pemakaian, akibat pemberlakuan PSBB di beberapa wilayah sebagai dampak dari pandemi Covid-19.

Pada tagihan listrik bulan April dan Mei, sebagian pelanggan ditagih pembayarannya menggunakan rata-rata tiga bulan sebelumnya tersebut.

PLN mengatur kenaikan lonjakan tagihan pada bulan Juni maksimum 40 persen dari tagihan bulan sebelumnya supaya tidak memberatkan konsumen.

Sisa tagihan yang belum terbayar di bulan Juni atau 60 persen dari lonjakan tagihan akan dibagi rata dalam 3 bulan ke depan.

Tagihan naik karena WFH PLN juga terus melakukan pengecekan ulang terhadap pelaksanaan pemberian subsidi pembebasan tagihan listrik untuk pelanggan golongan Rumah Tangga, Bisnis Kecil, dan Industri Kecil berdaya 450 VA dan diskon 50 persen bagi pelanggan Rumah Tangga 900VA Bersubsidi.

Pengecekan tersebut dilakukan dari bulan ke bulan, untuk memastikan bahwa stimulus kelistrikan yang diberikan oleh pemerintah tersebut benar-benar tepat sasaran.

Bob menegaskan, kenaikan tagihan listrik terjadi karena konsumsi listrik yang meningkat selama PSBB dan tren bekerja dari rumah atau work form home (WFH).

"Setelah ada PSBB tentu saja kegiatan di rumah lebih banyak, belajar dari rumah menggunakan faslitas internet yang membutuhkan listrik. Bapak-bapak kerja juga dari rumah membutuhkan listrik. Lalu AC juga, sehingga mengakibatkan kenaikan pada bulan selanjutnya," jelas Bob.

Dia pun menjelaskan, pencatatan meter reguler yang dilakukan setiap bulan petugas PLN memang sejak dilakukan untuk mengimbangi kebijakan PSBB pemerintah dan mengurangi risiko penyebaran virus.

Sehingga, pihak perseroan pun melakukan perhitungan tagihan per bulan dengan riwayat rata-rata pemakaian dalam tiga bulan terakhir.

Adapun pada bulan Mei hingga Juni ini, PLN mulai melakukan pencatatan, sehingga tak lagi memertimbangkan tarif rata-rata.

Sehingga tagihan listrik di Mei dan Juni dihitung berdasarkan tarif asli pelanggan yang bersangkutan.

Selain itu, PLN juga menambah kurang bayar tagihan pada bulan-bulan sebelumnya.

"Pada waktu pemakaian bulan Maret dan April, dipakai sebenarnya lebih tinggi. Tapi dalam PLN melihat meter yang tertera di situ melihat 3 bulan belakang yang (kondisi) normal, makannya Mei membengkak," kata dia. "Padahal PLN paling transparan baca meternya karena diletakkan di tempatnya pelanggan. Artinya pelanggan setiap saat bisa mengecek," tambahnya.(kompas.com/tribun-timur.com)

Baim Wong Kini Youtuber No 1 Indonesia Singkirkan Raffi Ahmad, Atta, Ria Ricis, Saya Malah Takut

Kabar Buruk 5 Investor Ngaku Ditipu Ustadz Yusuf Mansur Minta Ganti Rugi Rp 5 Miliar & Kronologinya

Kabar Gembira Lulusan SMA SMK, PT Angkasa Pura I Buka Program Beasiswa D3 Full & Uang Saku, Cek Link

Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Direktur PLN Mengaku Tagihan Listrik di Rumahnya Melonjak 100 Persen", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved