Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Surabaya Zona Hitam

Surabaya Zona Hitam, Kasus Corona Melonjak Justru Doni Monardo Puji Tri Rismaharini, Ini Alasannya?

Corona Surabaya melonjak drastis justru jadi bukti kesuksesan Risma, Doni Monardo Salut: Ini langkah yang strategis dan cerdas

Editor: Arif Fuddin Usman
Tribunnews
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini berpamitan kepada warga Surabaya, Minggu (31/5/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kota Surabaya Zona Hitam, dengan kasus virus corona melonjak, tapi justru Doni Monardo puji Tri Rismaharini.

Hal itu tak lain karena apa yag dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam penanganan kasus virus corona dua pekan terakhir.

Pelajaran dari Amerika, Jangan Coba-coba Menjarah atau Mencuri iPhone, Lihat Akibatnya dari Apple

Rencana Liga 1 2020 Lanjut di Pulau Jawa, Ini Komen Exco PSSI? PT LIB & PSSI Diminta Tak Buru-buru

Padahal Kota Surabaya, sempat disebut-sebut bakal jadi yang akan ditutup dengan sebutan Kota Wuhan di Indonesia.

Sebab kasus infeksi di Kota Pahlawan kian melonjak, merubah kota tersebut berangsung berstatus hitam.

Namun, perlu diketahui. Banyaknya kasus infeksi corona adalah bukti sigapnya Pemkot Surabaya.

Karena dengan makin banyaknya kasus terkonfirmasi covid-19, artinya Surabaya berhasil melacak pergerakan infeksi dengan cepat.

Sehingga banyak pula warga yang dapat mengikuti tes dan mengetahui hasilnya.

Ya, makin banyak dilakukan tracing, maka lonjakan kasus bakal makin tinggi, ini adalah bagian dari "lebih cepat terdeteksi, lebih cepat pula teratasi".

Penyebab sebenarnya kasus positif virus corona di Surabaya meningkat tajam diungkap oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo.

11 Tahun Bela PSM, Bek Kanan Ini Sakit Hati Didepak Darije Kalezic, Hendra Wijaya Ungkap Prosesnya

Nasib Liga 1 2020, Exco PSSI Sebut Sulit Diganti Turnamen, Bagaimana dengan Degradasi dan Promosi?

Hingga Selasa (2/6/2020) malam, jumlah kasus Covid-19 di Surabaya mencapai 2.748 kasus.

Menurut Doni Monardo peningkatan kasus positif covid-19 di Surabaya merupakan buah kerja keras pemerintah Kota Surabaya dalam melakukan tracing dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.

"Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas," kata Doni, di Balai Kota Surabaya, Selasa.

Dalam kunjungan bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Doni justru menyanjung Pemkot Surabaya.

Kota Surabaya masuk wilayah zona hitam
Kota Surabaya masuk wilayah zona hitam (screnshot kompastv)

Doni mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik.

Hal serupa diungkapkan Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.

Terawan mengapresiasi pola penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan Pemkot untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.

Meski kasus di Surabaya masih tinggi, dia menganggap semangat dan etos kerja dibawah komando Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini patut diapresiasi.

Ingat, Pendaftaran UTBK SBMPTN 2020 hingga 20 Juni, Rektor UNM Ingatkan Hal Ini? Simak Alur Lengkap

UPDATE Corona Indonesia Kamis 4 Mei 2020, Jumlah Pasien 28.818 Orang, Bertambah 585 Kasus

Hal itu diungkapkan Terawan saat mengunjungi Balai Kota Surabaya dan bertemu Wali Kota Tri Rismaharini.

Dia mendengarkan pemaparan langkah penanganan kasus Covid-19 di Surabaya, Selasa (2/6/2020).

"Luar biasa, semangatnya dengan keterbatasan (peralatan) itu luar biasa kalau mungkin orang lain boleh menilai lain, kalau saya lihat luar biasa," katanya.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, peningkatan jumlah kasus pozitif Covid-19 itu terjadi karena saat ini pihaknya terus gencar melakukan rapid test massal dan swab di beberapa lokasi yang dinilai ada pandemi.

Ketika kemunculan Covid-19 di awal Maret lalu, Risma mengaku kesulitan melakukan tes cepat maupun tes swab karena keterbatasan alat itu.

Keterlambatan penanganan di awal pandemi karena keterbatasan alat kesehatan, disebut Risma membuat kasus Covid-19 di Surabaya menjadi tinggi.

Namun, saat ini, Risma telah menerima banyak bantuan alat kesehatan dari Kemenkes, BIN, dan BNPB untuk melakukan tes kepada masyarakat di wilayah yang dinilai terdapat pandemi Covid-19.

Tes massal ini dilakukan di sejumlah tempat, baik di jalan raya, di perkampungan, maupun tempat ibadah.

Menanggapi itu, Terawan memang tak memungkiri ketersedian alat di dunia saat ini tengah diburu.

Namun dia memastikan, Pemerintah di pusat tetap mengupayakan yang terbaik untuk daerah, BNPB disebutnya juga terus berupaya agar peralatan dalam penanganan pandemi tetap tersedia. Begitu ada peralatan, pihaknya langsung mendistribusikan ke daerah.

Surabaya termasuk daerah yang menjadi perhatian pusat, sehingga sebelumnya telah banyak diberikan bantuan seperti mobil laboratorium.

Bahkan, Terawan memastikan bila peralatan yang dibutuhkan oleh Surabaya, dia mempersilakan Risma untuk mengajukan bantuan.

"Kami akan mengupayakan yang terbaik," ungkapnya menambahkan.

Dalam kesempatan itu, Menkes Terawan dan Doni Monardo juga menghadiri acara pemulangan 32 pasien covid-19 yang sembuh di Asrama Haji Sukolilo.

Rombongan dari pemerintah pusat beserta Pemkot itu menemui para pasien yang telah dinyatakan sembuh bersama Wali Kota Risma.

Mereka mengingatkan agar tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Risma juga menyempatkan untuk memberikan bunga kepada puluhan pasien itu. Pasien yang dinyatakan sembuh tersebut, juga terdapat yang masih anak-anak.

Risma mengungkapkan, sebenarnya hari ini ada sebanyak 300 orang yang dinyatakan sembuh di Surabaya.

Dia merinci, ada 242 orang yang melakukan isolasi mandiri dengan pemantauan Puskesmas. Yang sembuh di rumah sakit ada 26 pasien, dan ditambah 32 orang yang dinyatakan sembuh dan boleh pulang.

Khusus di Asrama Haji, lanjut Risma, masih ada sekitar 188 pasien lagi yang telah dinyatakan negatif dari hasil swab beberapa waktu lalu.

Namun sesuai ketentuan, harus dua kali dinyatakan negatif hasil swab untuk benar-benar dipastikan sembuh. Risma berharap hasil dari swab kedua nantinya cepat keluar dan hasilnya menunjukkan negatif.

Terawan berharap pasien yang sembuh dari Covid-19 bisa menjadi pendonor plasma.

Hal itu bakal membantu penanganan pasien Covid-19 yang tergolong berat.

“Mudah-mudahan bisa mendorong arek-arek Suroboyo yang semangat tinggi untuk menyumbangkan plasma,” kata Terawan.

Bagi mereka yang telah dinyatakan negatif versi swab test, diyakini dapat memiliki imunitas yang bagus terhadap virus corona ini.

Dia juga mengatakan, pihaknya telah membawa sebanyak 21 pack plasma convalescent ke Jatim.

Diharapkan, nantinya hal itu bakal membantu penanganan pasien yang tergolong berat.

Diketahui, pasien yang sembuh bisa menyumbangkan darah melalui sebuah sistem dengan metode plasma convalescent untuk mendapatkan plasma darah penuh antibodi dari pasien yang telah sembuh dari Covid-19.

Plasma darah penuh antibodi tersebut kemudian dimasukkan ke darah milik pasien yang sedang sakit Covid-19 sebagai terapi agar bisa survive dan sembuh.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya bakal mempelajari lebih detil terkait hal itu.

“Aku masih pelajari itu jadi seperti apa,” katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Penyebab Sebenarnya Kasus Covid-19 di Surabaya Tinggi Diungkap Doni Monardo, Menkes Malah Puji Risma

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved