Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Fesyen Sumbang Inflasi 0,37 Persen, Efek Antusiasme Warga Beli Baju Baru Jelang Lebaran

Yos mengungkapkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari bulan April yang hanya 104,71 menjadi 105,23 di bulan Mei

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ilham Mulyawan Indra
sukma/tribuntimur.com
Suasana salah satu tenant fesyen di Karebosi Link Makassar di Main Hall Karebosi Link, Makassar, Sulawesi Selatan. 

Fesyen Sumbang Inflasi 0,37 Persen, Efek Antusiasme Warga Beli Baju Baru Jelang Lebaran

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Yos Rusdiansyah menyampaikan data statistik konsumen/inflasi gabungan 5 kota di Sulawesi Selatan yang mengalami kenaikan 0,50 persen.

Ia sampaikan hal itu pada pengumuman data statistik ekonomi Indonesia bulan Mei via live streaming YouTube BPS Sulawesi Selatan, Selasa (2/6/2020).

Yos mengungkapkan terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari bulan April yang hanya 104,71 menjadi 105,23 di bulan Mei. Kelompok yang menjadi penyumbang terbesar yakni fesyen dan alas kaki.

Kelompok fesyen dan alas kaki mengalami inflasi sebesar 0,37 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 105,50 pada April menjadi 105,89 pada Mei.

Disebutkan antusiasme masyarakat membeli baju baru jelang hari raya Idul Fitri masih tetap tinggi kendati perekonomian global saat ini terdampak pandemi Covid-19. Antusiasme itu terutama ditunjukkan kaum perempuan dan anak-anak.

"(Kelompok pakaian dan alas kaki) mengalami kenaikan dari baju muslim wanita dan baju muslim anak-anak, wah ini wajar karena persiapan hari raya," jelasnya.

 Kepala BPS Sulawesi Selatan, Yos Rudiansyah (kiri) bersama Rektor UNM Husain Syam (kanan)
Kepala BPS Sulawesi Selatan, Yos Rudiansyah (kiri) bersama Rektor UNM Husain Syam (kanan) (dok humas unm)


Dari dua sub-kelompok ini, semuanya mengalami inflasi. Sub-kelompok pakaian sebesar 0,44 persen dan subkelompok alas kaki sebesar 0,10 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini yaitu baju muslim wanita, baju muslim anak, celana panjang jeans wanita, baju anak stelan, daster.

Yos juga menambahkan, lima kota IHK di Sulsel di antaranya Bulukumba, Watampone, Makassar Parepare, dan Palopo mengalami inflasi.

Ekspor Naik

BPS Sulsel juga mencatat nilai ekspor tingkat provinsi tembus angka US$ 108,4 juta sepanjang April.

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 35,96 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan Maret 2020 yang mencapai US$ 79,73 Juta.

Selaras dengan hal itu, capaian April 2020 tercatat mengalami peningkatan sebesar 52,63 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 71,02 Juta.

"Nilai ekspor ini mencatatkan angka yang luas biasa menembus US$ 100 juta. Jika dibandingkan dengan year to year tahun 2019, nilai ekspor hanya mencapai US$ 71,02 di bulan Mei, apalagi di saat ini kita dalam kondisi menghadapi efek Covid-19," tandas Yos Rudiansyah.

Dua komoditas yang berkontribusi besar yakni nikel dan biji-bijian berminyak dan tanaman obat.

Nilai ekspor nikel naik US$ 19 juta. Sementara itu, biji berminyak dan tanaman obat naik US$ 2,78 juta.

Bila dibandingkan dengan Maret 2020 maka ekspor komoditas Nikel mengalami peningkatan sebesar 35,66 persen; Biji-bijian berminyak dan Tanaman Obat naik 44,63 persen; Lak, Getah dan Damar naik sebesar 56,98 persen; Besi dan Baja turun 40,70 persen; serta Ikan, Udang dan Hewan Air Tidak Bertulang Belakang Lainnya meningkat sebesar 5,75 persen.

Lima komoditas utama yang diekspor pada April 2020 yaitu Nikel; Biji-bijian berminyak dan Tanaman Obat; Lak, Getah dan Damar; Besi dan Baja; serta Ikan, Udang dan Hewan Air Tidak Bertulang Belakang Lainnya; dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 66,69 persen, 8,30 persen, 6,00 persen, 3,50 persen, dan 3,09 persen.

Sebagian besar ekspor pada bulan April 2020 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia, dan Korea Selatan, dengan proporsi masing-masing 70,74 persen, 21,56 persen, 3,00 persen, 0,98 persen, dan 0,62 persen.

Tiket Pesawat Juga Mempengaruhi

Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah juga menyampaikan komponen transportasi ikut menyumbang inflasi sebesar 3,23 persen.

"Kenaikan harga tiket di tarif angkutan udara menjadi penyebab tingginya inflasi. Beberapa waktu lalu ada aturan kementerian perhubungan menaikan tarif udara," katanya.

Terjadi kenaikan indeks dari 102,64 pada April 2020 menjadi 105,96 pada Mei 2020. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved