Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Idrus Paturusi

Tips Prof Idrus Paturusi Sembuh dari Covid-19, Konsumsi Madu dan Minyak Kayu Putih

Kesembuhan dari virus yang kini menyerang hampir seluruh dunia ini bisa terjadi jika imun seseorang dalam kondisi baik.

Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Meski belum ditemukan obat atau vaksin Covid-19, sejumlah pasien yang dinyatakan positif bisa sembuh dari serangan virus ini.

Kesembuhan dari virus yang kini menyerang hampir seluruh dunia ini bisa terjadi jika imun seseorang dalam kondisi baik.

Sekalipun pasien bersangkutan masuk dalam kategori rentan.

Prof Idrus Paturusi bisa menjadi contoh baik, sempat dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani masa perawatan selama dua pekan, akhirnya bisa melewati masa-masa sulit itu.

Saat menjadi narasumber saat wawancara virtual eksklusif bersama Tribun Timur, Rabu (27/5/2020), mantan Rektor Universitas Hasanuddin ini berbagi tips.

"Di rumah Sakit Unhas itu semua yang masuk ventilator tidak ada yang selamat, tapi jangan terlalu takut angka kematian itu 8 persen, jadi ada kesempatan hidup besar 82 persen," ujarnya.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas ini juga menerangkan bahwa saat dirawat ia mengonsumsi sejumlah makanan dan minuman yang dianggap bisa menjaga imunitas tubuhnya.

Beberapa diantaranya yakni rutin mengonsumsi madu hingga menggunakan minyak kayu putih.

"Madu dan jeruk saya konsumsi tiap malam, minum air hangat campur garam setiap malam saya begitu. Berangsur-angsur hilang nyerinya (tenggorokan).
Sejak hari kedua saya sudah gunakan eucaliyptus (minyak kayu putih). Saya teteskan itu dalam tisu kemudian saya cium. Beberapa hari saya gunakan, berangsur-angsur saya semakin membaik," ungkapnya.

Keunikan Covid-19

Setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19, Prof Idrus Paturusi menerima kenyataan pahit.

Anaknya yang juga berprofesi sebagai dokter, Sultan Hasanuddin, juga divonis terpapar Covid-19.

Dalam dua kejadian berbeda inilah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu mengungkapkan adanya keunikan dari virus ini.

Hal tersebut ia sampaikan saat wawancara virtual eksklusif bersama Tribun Timur, Rabu (27/5/2020).

Wawancara yang dipandu Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, Thamzil Thahir, itu membahas topik "Dokter di medan bencana berbagi kisah, tips sembuh dan mencegah penyebaran virus Covid-19 di era New Normal".

Menurut mantan Rektor Unhas itu menerangkan bahwa ada keunikan dari Covid-19, baik saat dirinya dinyatakan positif maupun saat anaknya juga dinyatakan positif.

"Dua hari di rumah sakit baru timbul gejala, Protokol di Rumah sakit tiap dua hari diperiksa. Diperiksa pertama positif, diperiksa lagi, positif baru diperiksa dua kali negatif," terangnya.

Menariknya setelah dua minggu dinyatakan sembuh dan dipersilahkan kembali ke rumahnya, anaknya yakni Sultan Hasanuddin dinyatakan positif.

Prof Idrus pun kembali harus menjalani pemeriksaan swab.

"Jadi kami semua satu rumah diswab lagi, Alhamdulillah saya negatif jadi prilakuk Covid ini agak unik. Kadang kita hanya bersentuhan, langsung terjangkit. Di rumah, saya Bersama keluarga, tidak ada yang tertular.,jeleknya COvid ini bisa menjalar dari manusia ke manusia," ungkapnya.

Sempat Stres

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof Idrus Patturusi, memiliki cerita tersendiri dalam masa pandemi Covid-19 ini.

Sebagai dokter yang kerap berada dalam garda terdepan setiap bencana di Indonesia, di masa pandemi Covid-19, mantan Rektor Unhas itu menerima kenyataan pahit divonis positif Covid-19.

Prof Idrus Paturusi menceritakan bahwa dirinya sempat stres pasca divonis dan harus menjalani masa isolasi di Rumah Sakit Unhas.

"Namanya sudah divonis pasti stres juga karena pertama saya masuk dalam kelompok rentan," ucapnya saat diwawancara khusus via Zoom yang disiarkan langsung di Channel Youtube, Facebook dan Instagram Tribun Timur, Rabu (27/5/2020).

Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Prof Idrus intens terjun dalam penanganan Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan.

Bahkan pada 24 Maret 2020 lalu, Prof Idrus memimpin rombongan Semen Tonasa menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Unhas.

Setelah itu ia dinyatakan positif melalui tes Swab melalui alat yang disiapkan Pemprov Sulsel.

"Dulu saya tanya Gubernur untuk diperadakan itu alat swab dan pas tes pertama saya orang pertama yang dinyatakan positif," terangnya.

Komisaris PT Semen Tonasa ini mengakui bahwa saat dirinya dinyatakan positif, ia termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG).

Nanti setelah dua hari dirawat di Rumah Sakit muncul gejala.

"Dua hari setelah saya di RS baru timbul gejala-gejala, batuk, suhu tubuh naik, kurang nafsu makan dan sakit waktu menelan. Gejala influenza hampir sama," ungkapnya.

Selama dirawat Prof Idrus Paturusi mengungkapkan bahwa dirinya didampingi oleh sang istri.

Namun pada saat dirawat istrinya mengikuti protokol kesehatan dengan penggunaan APD lengkap.

"Ini mungkin dibilang sehidup semati yah, waktu kami tes swab semua istri saya negatif tapi tetap dampingi saya, sampai salat bersama," tuturnya.

Prof Idrus harus melewati empat kali pemeriksaan swab sebelum akhirnya dinyatakan sembuh.

Dua kali tes pertama dinyatakan positif dan dua kali tes berikutnya negatif.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved