Prof Idrus Paturusi
Prof Idrus Paturusi Ungkap Keunikan Covid-19 Saat Anaknya Dinyatakan Positif
Dalam dua kejadian berbeda inilah Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin itu mengungkapkan adanya keunikan dari virus ini.
Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Prof Idrus intens terjun dalam penanganan Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan.
Bahkan pada 24 Maret 2020 lalu, Prof Idrus memimpin rombongan Semen Tonasa menyerahkan bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke Unhas.
Setelah itu ia dinyatakan positif melalui tes Swab melalui alat yang disiapkan Pemprov Sulsel.
"Dulu saya tanya Gubernur untuk diperadakan itu alat swab dan pas tes pertama saya orang pertama yang dinyatakan positif," terangnya.
Komisaris PT Semen Tonasa ini mengakui bahwa saat dirinya dinyatakan positif, ia termasuk Orang Tanpa Gejala (OTG).
Nanti setelah dua hari dirawat di Rumah Sakit muncul gejala.
"Dua hari setelah saya di RS baru timbul gejala-gejala, batuk, suhu tubuh naik, kurang nafsu makan dan sakit waktu menelan. Gejala influenza hampir sama," ungkapnya.
Selama dirawat Prof Idrus Paturusi mengungkapkan bahwa dirinya didampingi oleh sang istri.
Namun pada saat dirawat istrinya mengikuti protokol kesehatan dengan penggunaan APD lengkap.
"Ini mungkin dibilang sehidup semati yah, waktu kami tes swab semua istri saya negatif tapi tetap dampingi saya, sampai salat bersama," tuturnya.
Prof Idrus harus melewati empat kali pemeriksaan swab sebelum akhirnya dinyatakan sembuh.
Dua kali tes pertama dinyatakan positif dan dua kali tes berikutnya negatif