Virus Corona
FAKTA BARU China Akhirnya Akui Simpan Virus Corona di Lab, Teori Konspirasi Covid-19 Benar Adanya?
FAKTA BARU China Akhirnya Akui Simpan Virus Corona di Lab, Teori Konspirasi Covid-19 Benar Adanya?
TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah sekian lama bungkam, China akhirnya mengakui menyimpan virus Corona atau covid-19 di Laboratorium, ada hal lain tentang kebocoran.
Misteri yang selama ini terus dipertanyakan mulai terkuak sedikit demi sedikit.
Akhirnya China mengakui menyimpan sampel virus Corona di Laboratoriumnya di Wuhan.
Rahasia yang selama ini terus ditutup-tutupi pun terkuak sedikit demi sedikit.
• 7 Fakta Mardigu Wowiek, Pengusaha Berjuluk Bossman Sontoloyo, Ngetop di Tengah Wabah Corona
China tak bisa lagi menghindarinya karena fakta ilmiah yang sudah terbukti dari berbagai penelitian.
Asal muasal virus yang kini membuat pusing seluruh negara di dunia tersebut akhirnya terus terjawab.
Salah satu teori yang banyak berkembang terkait asal muasal virus Corona penyebab covid-19 adalah berasal dari kebocoran yang terjadi di Laboratorium di Wuhan, China.

Ya, memang terlihat sangat kebetulan virus Corona diketahui pertama kali menginfeksi manusia terjadi di Wuhan.
Sementara di kota yang sama, terdapat sebuah Laboratorium milik Institut Virologi China yang banyak meneliti mengenai perkembangan virus.
Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahkan mengaku memiliki bukti bahwa virus Corona memang berasal dari Lab tersebut.
Setelah sekian lama bungkam, petinggi dari Institut Virologi China akhirnya buka suara mengenai kondisi di Laboratorium mereka.
• 5 Fakta Virus Corona Konspirasi Manusia versi Mardigu Wowiek, Masuk Akal Ketimbang Teori Jerinx SID
• Kronologi Podcast Deddy Corbuzier dengan Eks Menkes Siti Fadilah Izinnya Diusut Kemenkumham
Salah satu yang akhirnya mengejutkan, atau mungkin memuaskan dugaan, banyak pihak adalah pengakuan bahwa Laboratorium tersebut memang memiliki virus Corona.
Bahkan, virus Corona tersebut diakui berasal dari kelelawar yang terdiri dari tiga galur (strain).
Namun, meski mengakui hal tersebut, mereka berani menjamin bahwa kebocoran adalah hal yang mustahil terjadi karena mereka memiliki suatu bukti yang kuat.
Teori konspirasi bahwa Laboratorium di Wuhan bertanggung jawab dalam mewabahnya covid-19 sebenarnya sudah menyeruak selama berbulan-bulan.
Namun, Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo kemudian melontarkannya ke permukaan, di mana mereka mengklaim sudah melihat bukti.

Lab itu kemudian menerima virus misterius tersebut pada 30 Desember, menentukan urutan genome, dan menginformasikannya kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO) di 11 Januari.
Di wawancara yang disiarkan Sabtu malam (23/5/2020), Wang mengaku sebelum wabah ini ada, mereka tidak pernah menyimpan atau meneliti SARS-Cov-2.
"Faktanya, seperti yang lainnya, kami malah tak tahu virus ini ada. Jadi, bagaimana bisa bocor jika kami saja tak pernah menyimpannya?" tanya dia.
WHO kemudian menyatakan bahwa Washington sama sekali tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung klaim bahwa virus itu bocor.
Dalam wawancara dengan Scientific American, Shi mengungkapkan urutan genome SARS-Cov-2 tidak menyamai virus Corona yang mereka punya.
Institut virologi China memang mengaku mempunyai tiga galur ( strain) virus Corona yang berasal dari kelelawar.
Namun berdasarkan keterangan dari Laboratorium, saat ini tidak ada koleksi mereka yang cocok dengan virus yang mewabah di dunia.
Awalnya peneliti berpikir covid-19, yang sudah membunuh 340.000 orang di dunia, berasal dari kelelawar dan menular ke manusia melalui hewan perantara.
Karena itu dalam wawancaranya dnegan CGTN, Direktur Institut Virologi Wuhan, menyebut klaim AS bahwa virus Corona bocor dari Laboratorium mereka "kebohongan murni".
Dalam wawancara yang dilakukan pada 13 Mei, Wang Yanyi menyatakan mereka mempunyai galur virus yang berasal dari kelelawar.
"Kini kami mempunyai tiga strain virus hidup. Namun, kemiripan mereka dengan SARS-Cov-2 hanya mencapai 79,8 persen," papar Wang.
Salah satu tim peneliti mereka, dipimpin Profesor Shi Zhengli, sudah menangani Coronavirus sejak 2004, dan fokus kepada sumber "pelacakan SARS".
Dilansir AFP Minggu (24/5/2020), mereka merujuk kepada Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada 2003-2004 silam.
"Kami tahu bahwa keseluruhan genome SARS-Cov-2 hanya sekitar 80 persen dari SARS. Jadi sangat berbeda," beber sang direktur.
Wang menuturkan, berdasarkan penelitian Profesor Shi terdahulu, mereka tidak memerhatikan jika ada virus yang hampir mirip dengan SARS.
Peneliti: Lab Virus Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan
Awalnya, sebagian besar orang meyakini bahwa kisah awal penyebaran Covid-19 bermula pada akhir 2019 ketika seseorang terjangkit Virus Corona dari hewan yang diperdagangkan di pasar seafood Huanan, kota Wuhan, provinsi Hubei, China.
Kisah tersebut kemudian berkembang menjadi tragedi memilukan dalam sejarah umat manusia era kiwari.
Bermula dari infeksi di Wuhan, Covid-19 kini telah menyebar ke seluruh dunia.
Namun, informasi penting kini diungkap sejumlah media asing terkait pengakuan peneliti senior di Institut Virologi Wuhan, China, terkait ancaman Virus Corona itu terhadap manusia.
DailyMail.co.uk melaporkan, seorang virologis utama dan timnya di Institut Virologi Wuhan memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China, 11 bulan sebelum epidemi Coronavirus melanda kota itu.

Prediksi yang tidak menyenangkan datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shi Zhengli dan rekan-rekannya di Institut Virologi Wuhan ketika mereka menekankan pentingnya melakukan penyelidikan virus dari kelelawar.
Shi Zhengli yang dijuluki "Wanita Kelelawar", diduga mengurutkan gen dari Virus Corona baru dalam 3 hari, tetapi dibungkam oleh bosnya.
Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh Coronavirus baru, telah membunuh lebih dari 151.020 orang dan menginfeksi 2.217.633 di seluruh dunia hingga Sabtu (18/4/2020), pukul 11:20 Wita, sejak pandemi dimulai di Wuhan Desember lalu.
Institut Virologi Wuhan, sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global.
Teori mengejutkan mengklaim bahwa virus, secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari institut, yang memiliki laboratorium berlantai 4 dengan tingkat keamanan hayati tertinggi P4.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada hari Rabu mengatakan bahwa Washington sedang mencoba untuk menentukan apakah Coronavirus pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di laboratorium Wuhan.
Tetapi Cina bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa Coronavirus buatan manusia.
Laboratorium Wuhan Simpan 1.500 Virus Mematikan
Peringatan nyata adalah bagian dari makalah penelitian yang diajukan oleh Shi Zhengli, Wakil Direktur di Institut Virologi Wuhan, dan 3 penulis bersama pada Januari 2019.
Penelitian itu diterbitkan pada bulan Maret 2019.
Dalam artikel tersebut, tim menyoroti kemungkinan epidemi Coronavirus lain di China dengan menganalisis 3 wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).
Dikatakan bahwa ketiga patogen itu adalah Virus Corona dan dapat ditelusuri kembali ke kelelawar, dan 2 di antaranya berasal dari Cina.
Para peneliti mendesak: 'Dengan demikian, sangat mungkin bahwa wabah koronavirus yang menyerupai SARS atau MERS di masa mendatang akan berasal dari kelelawar, dan ada kemungkinan peningkatan bahwa ini akan terjadi di Cina.
'Oleh karena itu, investigasi Virus Corona kelelawar menjadi masalah mendesak untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannya meminimalkan dampak wabah di masa depan di Tiongkok.'
Tim tersebut menunjukkan bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati Tiongkok dapat mendorong penyebaran bug potensial.
Ini juga menggarisbawahi tradisi Cina yang menyukai daging segar.
"Budaya makanan Cina menyatakan bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dan keyakinan ini dapat meningkatkan penularan virus," demikian ditulis di sebuah koran.
Sebuah tim yang dipimpin oleh Shi telah menemukan pada 2018 bahwa manusia mungkin dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian, menurut Beijing News.
Institut Virologi Wuhan, yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.
Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual sebagai makanan di pasar sekitar 10 mil dari lab, para ahli teori konspirasi mempromosikan berbagai asumsi.
Amerika dan Inggris Marah
Sebelumnya diberitakan, China kini mendapat tekanan berat setelah sejumlah pajabat dari negara-negara Eropa dan Amerika meminta pemerintah China berterus terang mengenai sumber Virus Corona atau Covid-19.
Laporan-laporan interlejen yang dikemukakan pejabat Eropa dan Amerika Serikat mencurigai bahwa Virus Corona bersumber dari laboratorium biologi yang tengah dikembangkan China di Wuhan, China.
Eropa dan Amerika telah menurunkan tim untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kasus tersebut.

Inggris dan Amerika adalah dua negara yang paling keras mengkritik China yang dianggapnya tidak jujur terkait Virus Corona.
Demikian rangkuman yang didapat Wartakotalive.com dari berita-berita yang dimuat media asing seperti DailyMail.co.uk, AFP, barrons.com, dan CNN.
Dari Amerika Serikat dilaporkan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menuntut agar China 'berterus terang' setelah adanya laporan bahwa Coronavirus berasal dari laboratorium China.
Hanya saja, Virus Corona itu bukan sebagai bioweapon (senjata biologis), tetapi sebagai bagian dari percobaan untuk membuktikan bahwa ilmuwan China lebih unggul dari Amerika dalam mengidentifikasi ancaman virus yang muncul.
Pernyataan Mike Pompeo itu muncul setelah Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu bahwa AS sedang menyelidiki apakah Virus Corona pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja selama percobaan dengan kelelawar di Institut Laboratorium Virologi Wuhan.

Setelah berita tentang wabah itu akhirnya diketahui publik, para pemimpin China dengan cepat menyalahkan 'pasar basah' Wuhan di mana hewan liar - meski bukan kelelawar - dijual untuk konsumsi.
Sebuah sumber memberi tahu Fox News bahwa bencana itu adalah 'penutupan pemerintah termahal sepanjang masa'.
Berdasarkan data Johns Hopkins University & Medicine sampai Jumat (17/4/2020) pagi ini, jumlah kasus Virus Corona di dunia 2.151.199 kasus.
Jumlah pasien Vurus Corona meninggal dunia 143.725 orang.
Amerika Serikat dan Inggris adalah 2 negara yang paling parah terkena dampak Virus Corona.
Amerika adalah negara dengan kasus Virus Corona tertinggi.
Kasus Virus Corona di Amerika Serikat 667.225 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus Virus Corona di Inggris 104.145 kasus.
Jumlah pasien Corona meniggal dunia di Inggris 13.759 orang.
Sementara jumlah kasus virus corona di China 83.403 kasus dan relatif tidak ada penambahan jumlah yang berarti dalam beberapa minggu ini.
Menlu AS: Yang Kami Tahu Ada Lab Virus di Wuhan
Daily Mail menyebutkan, 'pasien nol' bekerja di laboratorium Wuhan China dan menyebarkan virus ke populasi lokal setelah meninggalkan pekerjaan, kata sebuah sumber.
China membantah klaim bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium di dekat kota Wuhan tempat sampel menular disimpan.
"Yang kami tahu adalah kami tahu bahwa virus ini berasal dari Wuhan, Cina," kata Pompeo kepada Fox News, Rabu malam.
“Kami tahu ada Institut Virologi Wuhan yang hanya beberapa mil jauhnya dari tempat pasar basah. Masih banyak yang harus dipelajari. Pemerintah Amerika Serikat bekerja dengan rajin untuk mengetahuinya. '

Ditanya tentang tuduhan baru pada konferensi pers Gedung Putih pada hari Rabu, Donald Trump menjawab dengan samar: "Semakin banyak, kita mendengar ceritanya."
"Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi ini," kata Donald Trump.
Ditanya apakah dia telah mengangkat subjek dalam percakapannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, Donald Trump berkata: "Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya tentang laboratorium, saya hanya tidak ingin membahas, itu tidak pantas sekarang."
Pompeo mengatakan: "Salah satu cara terbaik yang mereka (China) temukan untuk bekerja sama adalah dengan membiarkan dunia masuk dan membiarkan para ilmuwan dunia tahu persis bagaimana ini terjadi; tepatnya bagaimana virus ini mulai menyebar."
"Banyak perjalanan keliling dunia sebelum Partai Komunis China berterus terang tentang apa yang sebenarnya terjadi di sana," lanjut menteri luar negeri itu. "Ini adalah hal-hal yang tidak dilakukan oleh pemerintahan terbuka [dan] demokrasi. Itu sebabnya ada risiko yang terkait dengan tidak adanya transparansi."
Sekilas Laboratorium Virus Wuhan
Laboratorium Wuhan adalah satu-satunya fasilitas tingkat empat bio-safety China (BSL-4) di China, dan telah lama dicurigai karena para ilmuwan mencoba untuk menentukan bagaimana virus yang mematikan melintas ke manusia.
Namun, kecurigaan terhadap lab dengan cepat diberhentikan sebagai 'teori konspirasi' oleh beberapa orang yang bersikeras, seperti kepemimpinan China, bahwa pasar hewan liar pastilah sumbernya.
Meskipun kasus paling awal yang dikonfirmasi di Wuhan adalah orang yang tidak memiliki koneksi ke Pasar Makanan Laut Huanan, para pejabat China dengan cepat menyalahkan pihak pasar, sebuah pokok pembicaraan yang dengan bersemangat diulang oleh Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ).
"Sebagian besar kasus awal pada akhir Desember 2019 dan awal Januari 2020 memiliki hubungan langsung dengan Pasar Makanan Laut Huanan di Kota Wuhan, di mana spesies hewan laut, liar, dan pertanian dijual," kata situs web WHO tentang kemungkinan asal-usul pandemi, sementara mengakui sumber pasti wabah belum ditentukan.
“Banyak pasien awal adalah pemilik kios, karyawan pasar, atau pengunjung tetap ke pasar ini. Sampel lingkungan yang diambil dari pasar ini pada bulan Desember 2019 diuji positif untuk SARS-CoV-2, lebih lanjut menunjukkan bahwa pasar di Kota Wuhan adalah sumber wabah ini atau berperan dalam penguatan awal.
Inggris Minta China Berterus Terang
Dari Inggris dilaporkan, pemerintah negara tersebut juga meminta China lebih berterus terang terkait sumber Virus Corona.
Inggris dan sekutu-sekutunya akan mengajukan pertanyaan sulit kepada China terkait wabah Coronavirus.
Demikian dikatakan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab hari Kamis, seperti ditulis barrons.com.
"Kita harus menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit tentang bagaimana itu terjadi dan bagaimana itu tidak bisa dihentikan sebelumnya," kata Dominic Raab pada konferensi pers Downing Street ketika ditanya tentang hubungan masa depan dengan Beijing.
Kantor berita Perancis AFP dalam breaking news-nya menyebut Menlu Inggris Dominic Raab meminta pemerintah China menjawab 'hard questions' terkait Virus Corona.
Sementara itu, CNN menulis, para pejabat intelijen dan keamanan nasional AS mengatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat sedang mencari kemungkinan bahwa coronavirus baru menyebar dari laboratorium China.
Artinya, China selama ini menutupi kondisi sebenarnya dengan menyebut bahwa Virus Corona berasal dari pasar tradisional di Wuhan.
China dinilai terlalu cepat menyebut bahwa sumber virus tersebut adalah hewan yang terdapat di pasar basah tersebut.
Teorinya adalah salah satu dari banyak yang dikejar oleh para peneliti ketika mereka berusaha untuk menentukan asal-usul Virus Corona yang telah mengakibatkan pandemi dan membunuh ratusan ribu.
AS tidak percaya virus itu dikaitkan dengan penelitian bioweapons dan sumber mengindikasikan saat ini tidak ada indikasi virus itu buatan manusia.
Pejabat mencatat bahwa komunitas intelijen juga mengeksplorasi berbagai teori lain mengenai asal mula virus, seperti yang biasanya terjadi pada insiden profil tinggi, menurut sumber intelijen.
Teori ini telah didorong oleh para pendukung Presiden, termasuk beberapa anggota Partai Republik kongres, yang ingin menangkis kritik terhadap penanganan Trump terhadap pandemi.
Seorang pejabat intelijen yang akrab dengan analisis pemerintah mengatakan teori yang diselidiki pejabat intelijen AS adalah bahwa virus itu berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China.(*)
Artikel di atas telah tayang di Intisari dalam judul Akui Simpan Virus Corona yang Berasal dari Kelelawar, Laboratorium di Wuhan Sebut Mustahil Terjadi Kebocoran karena Fakta Ilmiah Ini!