Penjual Jalangkote Maros
Firman Penjual Jalangkote di Maros Dapat Bantuan Wagub dan Calon Wakil Bupati, Sekolah Sampai Tamat
Bukan hanya bagi Rizal (12) dari Pangkep, ternyata penjual jalangkote asal Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Firman juga mendapat perhatian.
TRIBUN-TIMUR.COM - Pasca viralnya video bullying yang dialami bocah penjual Jalangkote di Pangkep beberapa waktu lalu, berdampak bagi penjual jalangkote lainnya.
Bukan hanya bagi Rizal (12) dari Pangkep, ternyata penjual jalangkote asal Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Firman juga mendapat perhatian.
Hari ini Firman, bocah 14 tahun tersebut mendapat bantuan dari Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dan bakal calon wakil Bupati Maros, Suhartina Bohari.
Selain kedua orang tersebut, Firman juga mendapat perhatian dari Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hj. Haniah Maros.
Suhartina pun mendatangi langsung kediaman Firman di jalan Inspeksi Saluran, Kecamatan Turikale, Maros, Jumat (22/5/2020).
Setelah berbincang dengan ibu Firman, Marlina, diketahui Firman ternyata putus sekolah sejak tahun lalu karena keterbatasan biaya, termasuk untuk membeli baju sekolah, alat tulis dan biaya pendidikan lainnya.
Bukan hanya Firman, adiknya, Lasinrang (7) juga ikut putus sekolah di kelas 4 SD.
Sehingga, menurut Marlina, kini Firman dan adiknya memilih fokus membantu perekonomian keluarga dengan menjajakan keliling Jalangkote.
• Kronologi Buruh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Tak Mampu Bayar, Ditangkap Polisi Diduga Penipu
• Demi Curi Kabel Milik Telkom, 5 Pencuri Sewa Ekskavator dengan Alasan Perbaiki Saluran Air
Saat ditawari Hj Tina (sapaan akrab Hj Suhartina) untuk masuk di pesantrennya, Firman pun dengan berat hati menolak.
Dia memilih tetap ingin membantu orangtua yang menjadi alasan utamanya.
"Bu aji menawarkan masuk pesantrennya dan katanya semua jadi tanggungan dia. Tapi saya bukannya tidak mau belajar d pesantren, banyak teman saya yang belajar di sana. Saya tetap mau jualan jalangkote karena mau membantu ibu saya," Kata Firman.
Firman pun memilih jika bisa masuk SMP yang ada disekitar kota Maros sehingga bisa tetap tinggal bersama ibu dan saudaranya.
Mendengar alasan tersebut, Hj Tina pun tanpa pikir panjang langsung mengangkat Firman sebagai anak asuhnya.
Dia bersedia menanggung segala biaya pendidikannya di sekolah manapun yang dia inginkan.
"Soal biaya sekolah, buku, baju seragam, alat tulis menulis dan semua perlengkapan sekolah saya yang tanggung. Syaratnya harus berprestasi, target pertama nanti harus masuk 10 besar lah di kelas," katanya sambil tersenyum.
Hj Tina juga menunggu adik Firman, Lasinrang untuk ikut melanjutkan pendidikannya yang terputus di bangku SD.
"Persoalan pendidikan bagi anak-anak itu harus diutamakan. Adik Firman yang juga putus sekolah di kelas 4 SD itu harus dimotivasi supaya dia mau lanjut sekolah, karena jangan sampai nanti dibelakang hari baru menyesal," kata Hj Tina kepada Ibu Firman.
Marlina, Ibu Firman mengucapkan terima kasih atas kepedulian pihak yang ingin melihat masa depan anaknya tetap cemerlang.
Ia berjanji akan memotivasi adik Firman agar ikut bersekolah seperti kakaknya.
Sehari-harinya, Firman berjualan jalangkote di area sekitar Kota Maros dengan berjalan kaki.
Firman dengan suara khas nya yang melengking saat menjajakan jalangkotenya juga sangat dikenal diantara pengunjung warkop di sekitar area Kuliner PTB Maros.
Sepeninggal ayah kandungnya yang meninggal 3 tahun lalu, Firman pun mulai tidak fokus belajar karena harus membantu keluarga dengan berjualan jalangkote hingga larut malam.
Setamat SD tahun 2019 lalu, cita-citanya pun harus kandas terkendala persoalan biaya karena tidak mampu membeli baju seragam sekolah, hingga akhirnya putus sekolah.
• Kronologi Buruh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Tak Mampu Bayar, Ditangkap Polisi Diduga Penipu
• Demi Curi Kabel Milik Telkom, 5 Pencuri Sewa Ekskavator dengan Alasan Perbaiki Saluran Air
Bantuan dari Wagub Sulsel
Setelah kisah bocah penjual jalangkote, Rizal asal Kabupaten Pangkep viral gara-gara perundungan (bullying) oleh beberapa pemuda di daerahnya.
Kini muncul Firman, pemuda asal Maros yang kesehariannya juga menjual jalangkote.
Firman juga membantu ibunya, Nurlina mencari nafkah. Ayahnya sudah meninggal dunia. Firman merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.
Dari delapan bersaudara, hanya Firman yang bersekolah. Itupun tidak tamat atau putus sekolah.
Kesehariannya berjualan jalangkote keliling dengan berjalan kaki. Yang dibuat oleh ibunya.
Mendengar kisah Firman, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman mengutus tim khususnya mendatangi kediaman Firman, di Jalan Inspeksi Saluran, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros.
Keluarga Firman pun merasa kaget tiba-tiba adanya kunjungan dari utusan Wagub Sulsel. Yang turut membawa bantuan berupa bahan pokok.
Firman pun mengaku bersyukur mendapat bantuan sembako dari orang nomor dua di Sulsel itu.
"Terima kasih bapak Wakil Gubernur Sulawesi Selatan atas bantuannya," ujar Firman.
• Kronologi Buruh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Tak Mampu Bayar, Ditangkap Polisi Diduga Penipu
• Demi Curi Kabel Milik Telkom, 5 Pencuri Sewa Ekskavator dengan Alasan Perbaiki Saluran Air
Ibunya, Nurlina menceritakan, jika sejak suaminya meninggal, Firman ikut membantu mencari nafkah untuk kehidupan sehari-hari.
Terkadang Firman membawa adiknya berjualan jalangkote keliling.
Terpisah, Wagub Sulsel, Andi Sudirman mengatakan salut atas pengabdian Firman kepada orangtuanya.
"Anak ini adalah tulang punggung keluarga, mudah-mudahan bantuan ini bisa meringankan beban di tengah pandemi Covid-19 ini," tuturnya.
Pria yang akrab disapa Andalan ini pun turut prihatin dengab kondisi keluarganya yang tidak bersekolah.
Ia pun akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Maros untuk membantu keluarga Firman. Terlebih dalam hal pendidikan. Apalagi diketahui, Andi Sudirman dikenal aktif memperjuangkan hak-hak dan kebutuhan bagi anak-anak.
"Kami berharap Pemda setempat bisa memfasilitasi untuk bersekolah. Kami akan koordinasikan internal," jelasnya.
