CITIZEN REPORT
Alumni Ponpes Darul Arqam Gombara Berbagi Kisah Hadapi Ramadan dan Pandemi Covid-19 di 4 Benua
Pemantik diskusi tersebut berasal 4 negara 4 benua yang kesemuanya adalah alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara, Makassar.
Yang sedikit menguntungkan adalah penduduk asli Jepang itu tidak pernah mengurus yang bukan menjadi urusannya.
Sehingga hidup sebagai Muslim menjadi lebih toleran dan sedikit bebas melakukan aktivitas sesama komunitas atau perkumpulan muslim.
Menghadapi musim pandemi Covid 19 ini, pemerintah menggelontorkan dana bagi warga negaranya termasuk bagi warga negara asing.
Di Kota Hiroshima Jepang, warga negara asing seperti dari Indonesia itu mendapatkan insentif 13 juta per orang termasuk istri dan anak-anak juga mendapatkan dana dari pemerintah.
Dana itu langsung ditransfer ke rekening masing-masing. Belum lagi rumah atau kontrakan mereka ditanggung oleh pemerintah.
Hanya saja bagi warga negara asing harus membuat pernyataan atau wasiat yang berisi, jika yang bersangkutan meninggal karena penyakit Covid-19 maka jenazahnya tidak akan dikirim ke negara asalnya serta menyatakan jenazah tersebut akan dibakar.
Sikap warga asli Jepang menghadapi pandemi Covid 19 sangat patuh dan tertib.
Mereka memang tidak dilarang sepenuhnya untuk keluar rumah, tetapi tingkat kesadaran mereka mematuhi protokol Covid-19 sangat tinggi.
• 8 Sunah Hari Raya Idul Fitri, Rugi Jika Tak Dilakukan Umat Islam
Mereka hanya akan membeli masker untuk seperlunya saja (tidak di borong). Sama seperti di Aberden, Scotlandia, di jepang juga tersedia hotline setiap saat jika ada warganya yang mempunyai keluhan Covid 19. Tenaga Kesehatan siap sedia mendatangi warga yang sakit.
Subaedy Yusuf ini (Pemantik ke dua) sedang menuntut ilmu bersama keluarga di Universitas Hiroshima kota Jepang bidang kedokteran hewan.
Cerita dari Mesir
Pemateri Ketiga, saudara Anas memaparkan mengenai tantangan selama berpuasa dan Ramadhan di Mesir.
Di Kota Kairo, durasi berpuasa menahan lapar berkisar 14 jam. Atau 2 jam lebih lama dibandingkan dengan di Indonesia.
Tantangan yang agak berat hanyalah di persoalan cuaca yang panas. Saat ini di Mesir cuaca pada siang hari berkisar 42 derajat Celcius.
Namun pada umumnya menjalani puasa Ramadan di Mesir tidak seperti muslim yang ada di Eropa maupun di Jepang.