CITIZEN REPORT
Alumni Ponpes Darul Arqam Gombara Berbagi Kisah Hadapi Ramadan dan Pandemi Covid-19 di 4 Benua
Pemantik diskusi tersebut berasal 4 negara 4 benua yang kesemuanya adalah alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Gombara, Makassar.
Yang menarik, pascapengumuman resmi oleh pemerintah mengenai pandemi Covid-19, warga sebenarnya tidak dilarang untuk keluar dari rumah.
Namun karena kesadaran mereka untuk berdiam diri sangat tinggi.
Jika pun harus keluar hanya untuk keperluan mendesak dan mengikuti protokol Covid.
Warga negara sana juga mendapatkan insentif sebagai pengganti atas kebutuhan mereka berdiam diri selama di rumah.
Ali Rama meskipun muslim dan warga negara asing mengaku juga mendapatkan insentif sebesar 80% dari gaji yang bersangkutan.
Insentif itu juga diberikan kepada anak-anak dan istri. Luar biasa tanggung jawab negara di sana terhadap warganya.
Sekedar informasi, Ali Rama sedang menuju podium Philosophy of Doctor di bidang ekonomi di Aberdeen University.
Salah satu perguruan tinggi terbaik di tanah Skotlandia.
Cerita dari Hiroshima
Hampir sama dengan Aberden, di kota Hiroshima, Jepang, juga menghadapi tantangan dalam Ramadhan selama pandemi Covid-19.
Begitu yang diuraikan pemantik kedua, Subaedy Yusuf.
Di Kota Hiroshima, durasi puasa menahan lapar sekitar 16 jam.
Juga dengan udara yang cukup dingin. Namun Komunitas Muslim di sana sangat solid.
Banyak perkumpulan/organisasi muslim dibentuk. Bahkan pemantik sendiri, bergabung dalam organisasi Muhammadiyah.
Selama Ramadan dan musim pandemi ini kegiatan salat tarawih itu lebih banyak dilakukan di rumah masing-masing.
• Direktur Summarecon Agung: Pasca Covid-19, Budaya Bekerja Melalui WFH