Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ke Mana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi

Ke Mana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi di tengah Pandemi Corona? Simak Pendapat Lengkap Forum Dosen

Dialog Virtual Forum Dosen #3 mengangkat tema Ke Mana Arah Pemulihan Ekonomi, Selasa (19/5/2020) sore

Penulis: AS Kambie | Editor: AS Kambie
dok.tribun
Dialog Forum Dosen #3, Ke Mana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi, Selasa (19/5/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Dialog Virtual Forum Dosen #3 mengangkat tema Ke Mana Arah Pemulihan Ekonomi, Selasa (19/5/2020) sore. Dialog ini dipandu Koordinator Forum Dosen, Dr Adi Suryadi Culla.

Dialog Forum Dosen #3 digelar dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2020. Dialog Virtual bertema Ke Mana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi itu dihadiri puluhan akademisi:

1. Dr Adi Suryadi Culla, Koordinator Forum Dosen/moderator

2. Prof Dr Yusran Yusuf, PJ Wali Kota Makassar

3. Fatimah Kalla, Komisaris Utama Kalla Group

4. Prof Dr Hamdan Juhannis, Rektor UIN Alauddin Makassar

5. Prof Dr Marzuki DEA, Rektor Institut Bisnis dan Keuangan (IBK) Nitro Makassar

6. Prof Dr M Qashim Mathar, Cendekiawan Muslim

7. Andrianof A Chaniago

8. Prof Dr Aminuddin Ilmar, Unhas

9. Prof Dr Abdul Muin Fahmal, UMI

10. Prof Dr Jasruddin, UNM/Kepala  LLDIKTI IX

11. Prof Dr Maruf Hafidz, UMI

12. AM Sallatu MA, Ekonom Senior/ peneliti

13. Dr Imran Hanafie. Atase Pendidikan Kebudayaan KBRI di Australia

14. Dr Andi Tamsil, UMI/Ketua ICMI Sulsel

15. Dr Amir Muhiddin, Unismuh

16. Dr Hasrul Lulu MH, WD III FH Unhas

17. Dr Naidah Naing, FT UMI

18. Dr Dahyat Daraba, Ketua Umum Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu Ilmu Sosial ( HIPIIS) Sulsel

19. Andi Irhamsyah Hamid MSi, Dosen Fisika UNM

20. Dr Andi Lukman Irwan, Dosen politik Fisipol Unhas

21. Dr Ishaq Rahman, Dosen Hubungan Internasional Fisipol Unhas

22. Dr. Idham Khalid, Dosen Ekonomi Unismuh

23. M Yahya Musfata, Dosen Universitas Sawerigading

24. Dr Andi Sudirman Numba, Pengurus HKTN Pusat 

Berikut Pendapat yang nengemuka dalam Dialog Virtual Forum Dosen #3 - Hari Kebangkitan Nasional:

Dr Adi Suryadi Culla: Di tengah suasana peringatan Hari Kebangkitan Nasional saat ini, semangat utama yang harus dibangun adalah membangun kembali kepercayaan selutuh komponen bangsa, dan memberikan optimisme bahwa bangsa ini akan dapat mengatasi ujian krisis dampak Covid 19. Utk itu, semua komponen harus bersinerji. Pemerintah butuh kepercayaan maasyarakat, dan nampaknya hbungan resiprokal dgn masyarakt menjadi kunci penting dalam menuju kebangkitan berbagai sektor yang terkena dampak Covid. Maka, hal yg sangat penting utk dijawab saat ini adalah kapan kondisi sosial yang ada, termasuk sektor ekonomi yang mengalami efek pandemi selama jni, akan kembali normal? Utk menuju kesana, skenario apa yg harus diambil pemerintah untuk memulihkan kembali kehidupan ekonomi dan sektor sosial secara luas? Semestinya kepastian akan langkah pemerintah beberapa bulan mendatang, dirumuskn secara sistematik. Kita butuh semua optimisme, mengngat ketidakpastian yg diallami mengenai cara mengakhiri pandemi   yang tidak ada satu pihak pun yg dpt memastik kapan berakhit, mengingat vaksin yang belum ditemukan.

Prof Marzuki DEA:  Yang membuat kita bertahan hanya sektor pertanian, selain sektor jasa dan pertanian. Pertumbuhan sektor kesehatan cukup menjanjikan. Persoalan yang kita hadapi saling silang. ekonomi tidak bisa ditinggalkan kesehatan juga tidak bisa. Saya tidak percaya kita bisa memulihkan segera. Kita tahan saja antara 3 itu sudah luar biasa. Pulih ini mungkin nanti semester dua tahun depan. Yang paling terukur itu kemiskinan dan pelanggaran. DI Sulsel sudah 41 ribu-an yang sudah dirumahkan,

 Fatimah Kalla: Kita mau pemerintah membantu kita betul-betul dengan memerintah. Pemerintah ini kan harusnya memerintah, tidak sekadar mengimbau, khususnya memerintah mereka yang tidak mau diperintah. Pemerintah punya alat dan intrumen untuk memerintah, bukan hanya dengan statemen dan imbauan. Jangan kelamaan, kita sangat butuh pemerintah memerintah kita dengan cepat

 Prof Qasim Mathar: Tampaknya kita mengharapkan kesehatan dan ekonomi jalan bareng. Tampaknya kita berharap pemerintah tegas, bahwa pasar sudah bisa ramai, tapi keramaiannya mengikuti standar protokol kesehatan

 Prof Jasruddin: Jika situasi berlanjut, maka 60-70% perguruan tinggi swasta akan mati. Ternyata, sampai 50 % SPP perguruan tinggi swasta itu bayar cicilan. Saya setuju bahwa kesehatan adalah segala-galanya, tapi kita juga tidak bisa sehat kalau ekonomi mandeg.  Saya bukan ahli di bidang ini, tapi saya kebetulan diberi amanah mengkoordinir 300-an PTS di Sulawesi, Harus memang ada prioritas sektor mana dulu yang harus dibenahi. Saya mau agar PTS selamat. Ada 360 di Sulawesi, di Indonesia 4.200 PTS. Tiga bulan ke depan, jika situasi tidak bisa normal, maka 70-an persen PTS ini akan gulung tikar. Ekonomi perlu diselamatkan tapi harus bertahap dan skala prioritas.

 Prof Muin Fachmal: Yang kita hadapi ini darurat kesehatan, tapi yang kita urus ekonomi. Ujungnya. Seharusnya kebijakan harus tetap tegas. Kedua, pemerintah harus koordinasi agar tidak terjadi pejabat ini bilang yang lain, pejabat itu bilang yang lain, sehingga tidak ada keteladanan.

 Prof Aminuddin Ilmar: Kalau sejak awal pemerintah tegas, mungkin kita sudah tidak seperti ini lagi, Pemerintah kurang tegas dan kurang koordinasi,

Dr Lukman Irwan: Seharusnya sudah ada tim terpadu yang fokus pada tanggap covid lebih lanjut, memikirkan tatalaksana prosedur relaksana PSBB di Makassar, misalnya. Jika padar disepakati, apakah infrastruktur pasar kita sudah tersedia. Harus ada jaminan ketersediaan infrastruktur pada sektor yang ingin direlaksasi.

 Amir Muhiddin: Pemerintah dilematis, malah mungkin kehabisan akal. Kebijakan seperti apa yang harus diambil, apakah berdamai dengan Covid-19 dengan berbagai risiko penularan atau tetap menerapakn dengan  tegas PSBB dengan konsekwensi perekonomian lumpuh. Meski demikian pemerintah memilih kebijakan yang lebih moderat, tetap menghidupkan ekonomi, tetapi dengan catatan protokol kesehatan tetap dilaksanakan. Kembali ke masyarakat, tapi pemerintah tetap berkewajiban untuk mengimbau masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan, dan perlu melibatkan tokoh agaama dan tokoh masyarakat , agar masyarakat bisa lebih proaktif melindungi diri dan keluarganya serta masyrakat dan lingkungannya.

 Dr Andi Tamsil: Kita harus mempersiapkan diri untuk meninggalkan “Globalisasi” menuju “Lokalisasi”.   Selama ini kita masih bisa atau terbiasa dengan mengimport barang tertentu apabila kita kekurangan, baik yang sifatnya insidentil (misalnya pangan) maupun rutin unutk kebutuhan industry dan kebutuhan dasar lainnya.  Akan tetapi ke depan, kita harus bisa lebih mandiri, baik untuk konsumsi maupun untuk kebutuhan industry. Selama ini, untuk industry garmen, kita masih mengimport kancing, Rusleiyting dll dari China, padahal semua itu mudah untuk kita buat di dalam negeri. seharusnya kebutuhan seperti ini bisa kita produksi sendiri. Setelah pandemi, kita akan mengalami apa yang disebut dengan “New Normal”,sehingga kita harus mempersiapkan diri dengan baik.  Selain kita harus segera beradaptasi dengan kondisi sekarang secara cepat untuk jangka pendek, maka masalah Fundamental dan Subtansial harus tetap juga menjadi perhatian, misalnya kesenjangan ekonomi, masalah social, dan lain-lain

 Prof Dr Ma’ruf Hafidz: Pilih Ekonomi atau pilih kesehatan. Pilih lawan atau berkawan dengan covid-19 Realitasnya itu yang terjadi. Kita dipertontonkan pelanggaran PSBB. Relaksasi dan pelonggaran PSBB menunjukkan bahwa kita tidak konsisten menegakkan hukum protokol kesehatan covid-19.  Kita tunggu apa yang akan terjadi. Semoga kita terhindar dari covid-19 yang lebih besar. Karena dampak covid-19 ini diperkirakan memakan waktu pemulihan sekitar setahun maka perlu adanya Gerakan Produksi Pertanian yang berpotensi ekspor....

 Dr Sudirman Numba: Sektor pertanian diyakini juga bisa membuka lapangan kerja selama pandemi covid19 serta dipastikan resikonya rendah karena jarak antara manusia yang terlibat dijamin aman. Oleh karena itu, pemerintah perlu terus menggiatkan pembangunan komoditas hortikultura kita.... terlebih pasca Covid19 Indonesia perlu bangkit ekonominya. Dari berbagai diskusi yang ada, sektor pertanian lah yang diharapkan bisa berkontribusi dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Bicara sektor pertanian, maka subsektor hortikultura mestinya jadi harapan yang realistis karena potensi ekspor sangat terbuka.

Dr Muh Hasrul MH: Ekonomi akan Pulih jika Covid tertangani dengan baik, Covid akan tertangani dgn Baik jika Pemerintah dapat Konsisten dan tegas menegakkan aturan-aturan PSBB.

Yahya Mustafa: Masuk bulan ketiga Covid-19, masyarakat mulai bosan dan prustrasi  dengan berdiam di rumah apalagi bagi masyarakat  bawah yg menggantungkan hidup pada sektor informal, belum lagi buruh yang dirumahkan atau di PHK, karena berdampak pada ekonomi rumah tangga ...jika kondisi ini terus berlarut dengan solusi dari pemerintah yang tidak tepat sasaran, ujung ujung nya akan hadir prustrasi sosial yang akan berdampak lebih jauh lagi

 Andi Irhamsyah Hamid MSi: Sepakat dengan Ibu Fatimah Kalla, kalau kita berusaha bertahan dan survive dengan kondisi yang ada. Tapi di manapun ketika ada krisis maka pemimpin harus hadir menuntun dan memeri solusi terbaik, sehingga jangan sampai kesan terlambat merespon covid kemudian dengan kebijakan yang tidak tepat saat ini dan kedepan. Masyarakat membutuhkan kepastian langkah dan strategi pemerintah terkait covid sebagai leader. Recovery pasca harus segera difikirkan untuk mengejar ketertinggalan. bisa saja covid menjadi momentum baru kebangkitan nasional asalkan pemerintah sungguh-sungguh untuk membuat kebijakan menghadapi covid dan recovery pasca covid dengan dukungan penuh masyarakat.Posisi kita sama dengan hampir semua negara di dunia, melambat saat covid. Jadi recovery pasca covid sangat menentukan dan bisa menjadi momentum baru kebangkitan nasional, atau terpuruk tertinggal. Semua ada tangan pemerintah untuk meramu dengan baik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved