Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral Bocah Pangkep Dibully

Rizal 'Penjual Jalangkote' Tak Semestinya Dirisak

Rizal acapkali main di posko kami di Lingkungan Tala, Kelurahan Talaka. Dia selalu tersenyum. Juga tertawa. Tidak pernah ada raut sedih yang ditampak

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Jumadi Mappanganro
HANDOVER
Bullying penjual jalangkote di Pangkep, Sulsel. 

SEBUAH video perundungan beredar luas di jagat maya. Seorang pemuda bersama rekan-rekannya, terekam video, tanpa rasa bersalah merisak seorang bocah difabel yang sedang berjualan jalangkote.

Mulanya, saya hanya berpikir itu perundungan yang acapkali dilakukan remaja tanggung, yang entah di bagian Sulawesi Selatan mana (tentu saja tak ada pembenaran untuk pelaku perundungan).

Lalu, muncullah di beranda Facebook saya.

Tokoh pemuda yang acapkali membantu semasa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Ma'rang, Kabupaten Pangkep.

Video perundungan itu ia share. Saya mulai tidak asing dengan tempat perundungannya.

Sandiaga Uno Video Call dengan Rizal Penjual Jalangkote Korban Bully di Pangkep, Isi Pembicaraan

Rizal Penjual Jalangkote Korban Bully di Pangkep Terima Bantuan dari Amirul IAS dan Suami Artis

Komentar-komentar yang berseliwerang itu saya baca serampangan sampai akhirnya WAG's posko KKN saya membahas soal anak dalam video perundungan itu.

Saya akhirnya tahu siapa anak itu. Namanya Rizal. Dia tumbuh dengan cepat.

Saya ingat, kisaran akhir Maret hingga akhir Mei masa KKN saya di Kecamatan Ma'rang 2017 silam. 

Saat itu saya mendapat amanah sebagai Kordes Talaka (KKN angkatan 55 Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Rizal acapkali main di posko kami di Lingkungan Tala, Kelurahan Talaka.

Dia selalu tersenyum. Juga tertawa. Tidak pernah ada raut sedih yang ditampakkannya.

Sebagaimana anak-anak seumurannya yang sering main di posko kami, dia selalu memanggil saya "Pak Kordes".

Saat menyaksikan video perundungan itu sekali lagi, siapa nyana bahwa yang dirundung itu adalah Rizal, adik kami yang senantiasa ceria.

Dia hangat dan akrab. Jika kami mengunjungi sekolahnya, di SDN 4 Tala, dia selalu menyapa kami.

Paling menonjol, seolah dia ingin memperlihatkan ke teman-teman kelasnya bahwa dia akrab dengan "kakak-kakak KKN".

Dia sangat fasih berbahasa Bugis. Sekali waktu, saya mendapati dirinya mengamati foto-foto kami di struktur organisasi posko.

Iseng, saya tanya, ada temanku kapan musuka.

Penjual Jalangkote Korban Perundungan di Pangkep Disambut Bak Artis, Sepeda Barunya Sudah 4 Unit

Keseharian Korban Bully Penjual Jalangkote Pangkep, Dilarang Berjualan Hingga Belikan Popok Adiknya

Senyumnya mengembang seiring wajahnya memerah. Lalu, dia bilang, Upuji maneng silo'ta kak, cantik.

Juga sekali waktu, ketika anak-anak perempuan di lingkungan kami sedang dilatih untuk ikut lomba qasidah, Rizal senantiasa datang menyaksikannya.

Tentu, bersama teman-teman lelakinya. Saya bisik lagi, engka to kapan mupuji-puji akkowe to. Sekali lagi, senyumnya rekah seiring wajahnya bersemu merah.

Ya, Rizal adalah penyanyang dan pencinta ulung.

Dia adalah murid tetap di kelas sore kami. Kelas bahasa Inggris dasar yang kami buat di sudut lapangan Tala tiap sore adalah favorit anak-anak di lingkungan kami.

Keterbelakangan mental yang dialaminya tak menyurutkan niat Rizal belajar. Meski kami paham, dia setengah mati menghafal kosa kata bahasa asing yang kami berikan.

Rizal adalah pekerja keras. Sebagaimana hari ini dia membantu ekonomi keluarganya dengan berjualan jalangkote (pastel). Barangkali pula, itulah sebab mengapa ia suka makan. Kami sering makan bersama di posko.

Dia tahu lagu KKN kami. Dia teman main bola kami. Dia adik kami di Kelurahan Talaka.

Rizal adalah monumen ingatan bagi kami di posko Talaka, ingatan masa kecil kami, ingatan masa KKN kami, dan terkhusus pengingat bagi diri saya sendiri yang telah dewasa dan melewatkan banyak hal.

Perpisahan adalah keniscayaan. Dua bulan di Kelurahan Talaka, bersama keluarga baru kami, bersama Rizal dan kawan-kawannya.

Bocah Penjual Jalangkote yang Jadi Korban Bully di Pangkep Dapat Beasiswa dari PGRI

Rezeki Bocah Penjual Jalangkote Datang Bertubi-tubi Usai Videonya Dibully Viral di Medsos

Kami meninggalkan Ma'rang yang kaya akan ikan dan jeruk itu dengan perasaan masygul.

Dua bulan kami menjadi kakak bagi Rizal. Kami menaruh harapan, anak-anak di Talaka termasuk Rizal memilik cita-cita.

Mereka telah menanam cita-citanya dan kelak bertumbuh sebagaimana harapan seorang kakak.

Kami memahami kemarahan dan kegeraman masyarakat Ma'rang lantaran aksi perundungan itu. Ma'ramg adalah tempat orang-orang menjaga marwah dan adatnya.

Bagi kami, merisak Rozal adalah merisak warga Ma'rang, juga kami.

Video perundungan yang dilakukan oleh pemuda itu membawa saya bernostalgia 3 tahun silam.

Kami bersyukur, saat ini si pemuda dan teman-temannya sudah diamankan pihak kepolisian.

Tidak ada tempat di dunia ini bagi pelaku perundungan. Merundung pelaku perundungan adalah bentuk perundungan lainnya.

Kami menaruh harap ke aparat kepolisian agar benar-benar mengadili si pelaku dan kawan-kawannya.

Kami menyanyangi Rizal, dan tanah Talaka, Ma'rang. (Hardiansyah Abdi Gunawan)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved