Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dialog Forum Dosen

Prof Qasim Mathar Dukung Pemerintah Longgarkan Aktifitas Ekonomi, Tapi Ada Syaratnya

Menurut Prof Qasim, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, tentu cara yang harus diambil

Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
alfian/tribun
Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Qasim Mathar, saat menjadi narasumber di Webilog Virtual Forum Dosen Hari Kebangkitan Nasional, Covid-19: Kemana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi?, Selasa (19/5/2020) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Qasim Mathar, mendukung upaya Pemerintah melonggarkan aturan pembatasan aktifitas ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini.

Menurut Prof Qasim, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, tentu cara yang harus diambil bukan lagi melawan tapi berdamai.

Hal ini cukup beralasan, ia menyebut terjadi kesulitan dalam konteks ekonomi yang memang harus dipikirkan solusi lanjutan termasuk masalah perekonomian.

Hanya saja Guru Besar Pemikiran Islam UIN Alauddin ini meminta pelonggaran aktifitas ekonomi tak serta merta dilakukan tanpa ada pertimbangan dan kebijakan yang terukur.

"Tampaknya dua persoalan ini, kesehatan dan ekonomi harus berjalan dan tampaknya kita mengharapkan pemerintah lebih tegas dan lebih berkoordinasi kalau kedua-duanya jalan, kesehatan dan ekonomi pemerintah harus tegas," ucapnya saat menjadi narasumber di webilog Forum Dosen Tribun Timur, Selasa (19/5/2020).

Salah satu kebijakan yang bisa diambil menurutnya yakni melakukan perubahan pola jual beli di lingkungan pasar.

Semisal mengedepankan protokol kesehatan yakni dengan menjaga jarak.

"Ini perekonomian bisa dibuka pada bagian-bagian yang memenuhi syarat kesehatan. Misalnya pasar,
saya belum melihat karena saya belum jalan-jalan misalnya saya di sekitar Pasar Pabaeng-baeng, mestinya pemerintah kota sudah bisa mengatur, mendisiplinkan bahwa menyambut lebaran pasar bisa ramai tapi keramaiannya mengikuti standar-standar penanganan covid," paparnya.

"Misalnya kita lihat pemerintah bisa membuat petak-petak dengan garis cat di jalanan biarlah sepanjang jalan kumala itu dan terus sampai ujung tidak apa-apa, untuk memberikan contoh cara kita mempertahankan kesehatan, cara kita memotong penularan dengan pasar terbuka, tapi itu tidak ada," tambahnya.

New Normal

Forum Dosen Tribun Timur kembali menggelar webilog seri ketiga, Selasa (19/5/2020).

Seri ketiga ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Sehingga diambil tema "Hari Kebangkitan Nasional, Covid-19: Kemana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi?".

Dalam diskusi yang berkembang terkait masalah ekonomi di masa pandemi Covid-19 ini berbagai narasumber yang hadir memaparkan sejumlah masukan dan kritikannya.

Salah satu yang dibahas yakni pemberlakukan New Normal dalam menghadapi Covid-19 yang hingga saat ini belum bisa ditemukan vaksinnya.

Sehingga salah satu hal yang paling signifikan diambil sebagai solusi jangka pendek yakni memberlakukan cara hidup dengan sistem yang baru atau New Normal.

Namun menurut akademisi yang juga Humas Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman, bahwa pemberlakukan New Normal harus di mulai di pasar.

"Semenjak PSBB berlangsung pasar memang tidak bisa berhenti artinya memang ini dibutuhkan. Olehnya itu New Normal seharusnya dimulai dari pasar, bukan di tempat lain karena di situ denyut nadinya," terangnya.

Pernyataan Ishaq Rahman ini dibenarkan oleh Ekonom Unhas, Prof Marzuki DEA, yang hadir sebagai salah satu narasumber utama.

Prof Marzuki DEA menyebut pasar adalah roh ekonomi, sehingga diperlukan intervensi kebijakan.

"Sekarang ini dibutuhkan teori baru dengan pendekatan kualitatif, sebab jika menggunakan teori yang ada sekarang itu tidak menjawab tantangan ke depan. Sehingga menurut pandangan saya yang paling penting menjawab tantangan ini yakni dengan membangun sosial kapital," terangnya.

Curhat Fatimah Kalla

Komisaris Utama Kalla Group, Fatimah Kalla, meminta kepastian dari pemerintah termasuk ke Gubernur dan Wali Kota Makassar mengenai kebijakan di tengah pandemi Covid-19.

"jangan ada k ebijakan yang berubah-ubah. Supaya kita di bawah tidak pusing," kata Fatimah Kalla saat jadi narasumber diskusi Forum Dosen Makassar, Selasa (19/5/2020).

Seperti kebijakan pembukaan pusat perbelanjaan. Ada yang mengizinkan buka. Tapi ada juga yang meminta jangan dulu buka menunggu pandemi landai.

"Yang mana sebenarnya benar?" tanya adik Wapres JK 2014-2019, Jusuf Kalla ini.

Webilog Virtual Forum Dosen Hari Kebangkitan Nasional, Covid-19: Kemana Arah Skenario Pemulihan Ekonomi?

Narasumber:

1. Prof. Dr. Marzuki DEA, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin

2. Fatimah Kalla, Komisaris Utama Kalla Group

3. Dr. Andrinof A. Chaniago, Mentri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappennas Kabinet Kerja: 2014-2015

4. Prof Yusran Yusuf, Pj Walikota Makassar/Kepala Bappeda Sulsel

5. Prof Dr. Qasim Mathar, Guru Besar UIN Alauddin - Cendekiawan Muslim

Dialog dipandu Dr. H. Adi Suryadi Culla MA., dosen FISIP Unhas dan Koordinator Forum Dosen Majelis Tribun Timur

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved