Daging Babi
Waspada Bahaya Konsumsi Daging Babi, Penjelasan Ahli Gizi
Beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan adanya penipuan penjual daging babi berkedok penjual daging sapi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan adanya penipuan penjual daging babi berkedok penjual daging sapi.
Masyarakat harus Waspada dan ketahui bahayanya konsumsi daging babi, berikut penjelasan Ahli Gizi soal kandungan di daging babi.
4 pedagang ditangkap karena tega menipu ratusan pelanggan selama hampir setahun.
Awal mula kasus tersebut terungkap saat ada dua warga Solo yang tinggal di Bandung mendapat kiriman daging babi dari Solo.
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, diketahui pelaku melakukan pengolahan daging babi tersebut menyerupai daging sapi dan meminta dua temannya untuk menjual daging tersebut ke beberapa daerah di Bandung.
• Mengenal Histeria, Gangguan Psikologis Hampir Mirip dengan Kesurupan
• Sebelum Drama Korea Menyerang, 6 Telenovela ini Pernah Hits di Indonesia, Ada Amigos X Siempre
• KISAH NYATA Peristiwa Lailatul Qadar di Tempat Ini, Cahaya dari Langit Terangi Masjid Hebohkan Warga
Meski termasuk tindakan kriminal dengan cara penipuan ini, masyarakat menjadi resah lantaran daging babi ini dijual dengan harga yang setara dengan daging sapi.
Tak hanya itu, daging babi juga disinyalir merupakan salah satu sumber dari penyakit cacing pita.
Lantas, apa saja dampak yang terjadi saat mengonsumsi daging babi?
Menanggapi hal itu, Dosen Prodi Gizi Kesehatan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Harry Freitag mengungkapkan, daging babi dianggap berbahaya lantaran ada potensi terinfeksi cacing pita.
"Jadi, daging babi memiliki risiko tinggi mengandung parasit Trichinella spiralis atau roundworm, Taenia solium atau tapeworm, dan Toxoplasma gondii," ujar Harry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Menurutnya, pada daging babi memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan daging lainnya.
Meskipun hal ini bergantung pada negara, infeksi cacing ini juga dapat dideteksi di negara maju.
Adapun negara maju yang banyak mengonsumsi daging babi yakni Amerika maupun Eropa.
Di dua negara ini juga sering dilakukan infeksi produk-produk daging babi guna mengontrol jumlah daging babi dengan cacing.
Meski begitu, Harry mengungkapkan bahwa seiring semakin modernnya zaman, kasus cacing pita pada babi ini mulai berkurang.
• KISAH NYATA Peristiwa Lailatul Qadar di Tempat Ini, Cahaya dari Langit Terangi Masjid Hebohkan Warga
• Kabar Buruk Dari Artis Suti Karno, Rano Karno Langsung Minta Doa
• Bacaan Niat dan Tata Cara Mandi Wajib, Apakah Sah Puasa Orang yang Mandi Junub Setelah Imsak?
Salah satu upaya yang dapat dicegah yakni dengan memasak daging tersebut hingga benar-benar matang.
"Oleh karena itu, cara pengolahannya harus tepat salah satunya adalah dimasak dengan benar-benar matang," kata dia.
Penjelasan dokter gizi klinik
Tidak hanya itu, dokter spesialis gizi klinik dari Mpchtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital, Jakarta Selatan, dr Inge Permadhi juga mengungkapkan hal serupa terkait bahaya mengonsumsi daging babi.
"Daging babi juga berisiko menyebabkan infeksi parasit (parasitnya berupa cacing pita dan cacing Truchinella spiralis), sehingga tidak boleh dikonsumsi mentah atau setengah matang," ujar Inge saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
• Saat Puasa Ramadhan Alami Mimisan & Gusi Berdarah, Apa Batal? 5 Tips Anti Loyo Selama Ramadhan 2020
• Lafadz Niat Sholat Subuh Sendirian atau Berjamaah di Rumah, Cek Juga Bacaan Doa Qunut
• Doa Setelah Sholat Subuh, Zuhur, Magrib dan Isya, Lengkap dengan Zikir Usai Sholat Fardhu
Inge juga mewajibkan agar tidak terkena infeksi dari parasit, sebaiknya daging harus dimasak matang.
Hal inilah yang membedakan antara daging babi dengan daging sapi. Menurut Inge, daging sapi dapat dimakan setengah matang atau mentah.
Terkait penyakit yang disebabkan oleh cacing pita, dokter spesialis ahli gizi, DR dr Samuel Oetoro menjelaskan, ada sejumlah gejala yang timbul bagi seseorang yang terinfeksi parasit cacing pita.
"Ia akan susah gemuk, dan kekurangan sel darah merah," ujar Samuel kepada Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Selain itu, Samuel mengungkapkan, infeksi parasit cacing pita ini umumnya terjadi pada anak-anak, dan sangat jarang dialami oleh orang dewasa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com: Berikut Bahaya Konsumsi Daging Babi Menurut Para Ahli Gizi