VIDEO: Kisah Marbot di Masa Pandemi Corona
Hal ini antara lain berdampak langsung terhadap penghidupan para marbot, atau pengurus masjid.
Penulis: Ismail Suransi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 menyebabkan masjid-masjid ditutup untuk umat dan salat berjamaah ditiadakan.
Hal ini antara lain berdampak langsung terhadap penghidupan para marbot, atau pengurus masjid.
Adrian (19), salah satu marbot masjid Jami' Nurul Mu'minin Jl Urip Sumaharjo Makassar, yang membaktikan dirinya untuk menjadi pengurus masjid, Kamis (14/5/2020).
Usianya yang tergolong masih muda tidak membuat dirinya merasa malu untuk menjadi pengurus masjid.
Saat ini Adrian kuliah di Universitas Muslim Indonesia Fakultas Pendidikan Agama Islam angkatan 2019.
Ia telah melakoni pekerjaannya sebagai marbot masjid hampir 5 tahun, sejak menduduki Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Adrian menceritakan awal mula ia menjadi marbot masjid Jami' Nurul Mu'minin.
"Ketika itu saya hendak salat berjamaah dan melihat para pengurus masjid yang usianya sudah tidak muda lagi dan singkat cerita selang 1-2 tahun beberapa diantaranya marbot masjid meninggal dunia, dari situ saya berinisiatif diri untuk menjadi marbot," katanya.
Kemudian Adrian juga menceritakan perbedaan Ramadan tahun sebelumnya dengan sekarang yang dirasakan langsung olehnya.
"Semenjak terjadinya wabah Covid-19 Ramadan tahun sebelumnya dengan sekarang itu sangat berbeda, biasanya saf jamaah dalam bulan Ramadan penuh, kini tidak lagi karena adanya PSBB," ucapnya.
Adrian juga mengaku selama adanya pandemi pendapatan yang ia dapat dari marbot masjid berkurang.
"Alhamdulillah Ramadhan tahun sebelumnya saya bisa menabung untuk membiayai kuliah saya, namun sekarang ini tidak lagi," tambahnya.
Ia mengatakan rindu ramainya suasana salat berjamaah di dalam masjid di kala Ramadan, dan berharap wabah Covid-19 segera berakhir.