Kisah Presiden Soekarno Selamat dari Rencana Pembunuhan, Ditembak saat Sedang Salat Idul Adha
Presiden Soekarno pernah mengalami peristiwa penembakan di hari idul adha
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Dalam cerita lain mengatakan bahwa yang terkena tembak adalah dua polisi, Amoen dan Susilo.
Mereka bersama beberapa polisi lain serempak bertubrukan menutupi tubuh Soekarno.
Amoen tertembak di dada, sedang Susilo terserempet peluru di bagian kepala. Namun keduanya selamat.
Soekarno segera dievakuasi dan pelaku diciduk pasukan keamanan.
Mangil Martowidjojo, Komandan Kawal Pribadi Soekarno kala itu sudah mendapat informasi dari Kapten Dahlan, Komandan Pengawal Istana, terkait percobaan pembunuhan oleh kelompok Darul Islam sehari sebelumnya.
Mendengar peringatan ini ia mengecek kegiatan Soekarno sepekan ke depan.
Dan didapati bahwa momen Salat Idul Adha tersebut adalah yang paling longgar pengamanannya.
Karena pintu Istana Merdeka dibuka untuk umum.
Disebutkan Mangil menyamar mengenakan sarung dan kopiah, ditemani wakilnya, Soedarso berdiri enam langkah di depan Soekarno saat pelaksanaan salat.
Setelah terlihat gerakan mencurigakan si penembak, Mangil langsung menyeret Soekarno dari lokasi dalam keadaan menunduk.
Diikuti Soedarso yang siaga menarik pistol sambil berjalan mundur.
Setelah diinvestigasi, pelaku melihat dua bayangan Soekarno sehingga tembakannya meleset.
Akibatnya pelaku dijatuhi hukuman mati. Namun ketika diajukan, Soekarno menolak menandatangani surat hukuman itu.
“Aku tidak sampai hati memerintahkan dia dieksekusi,” kata Soekarno.
Setelah meletus G30S, tempat tahanan Bachrum dipindahkan dari RTM ke penjara Salemba.