Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harian Kompas Tampilkan Dekan FTI UMI Zakir Sabara H Wata di Rubrik Sosok, Ulas soal Kerelawanannya

Dekan Fakultas Teknologi Industri pada Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI, Zakir Sabara H Wata mengisi rubrik Sosok di halaman 14 harian Kompas

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS
Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata tampil di rubrik Sosok di halaman 14 harian Kompas edisi 13 Mei 2020. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dekan Fakultas Teknologi Industri pada Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI, Zakir Sabara H Wata mengisi rubrik Sosok di halaman 14 harian Kompas edisi 13 Mei 2020 dengan judul "Dekan di Medan Bencana".

Di koran yang terbit perdana, Senin, 28 Juni 1965 itu, Zakir Sabara H Wata diberitakan sebagai sosok yang punya kontribusi besar dalam perang melawan Virus Corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan ( Sulsel ).

Zakir Sabara H Wata dan timnya yang beranggotakan mahasiswa dan dosen FTI UMI benama Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI mulai turun ke lapangan, Kamis (12/3/2020) atau sehari setelah Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menetapkan Virus Corona sebagai pandemi global.

TRIBUNWIKI: Profil Dekan FTI UMI Zakir Sabara H Wata, dari Akun Medsos hingga Prestasi

FTI UMI bergerak melakukan pencegahan penyebaran Virus Corona, sepekan sebelum Pemprov Sulsel mengumumkan adanya kasus positif pertama di provinsi ini, Kamis (19/3/2020).

"Ketika wabah Covid-19 melanda Indonesia, Zakir segera menggerakkan mahasiswanya untuk menjadi sukarelawan. Padahal, ketika itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan belum mengumumkan kasus positif Covid-19 di wilayahnya. Pemprov baru mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 pada 19 Maret 2020." Demikian ditulis jurnalis Kompas, Reny Sri Ayu.

Dalam menjalankan tugas kerelawanan di tengah pandemi Covid-19, Zakir Sabara H Wata melibatkan 66 orang mahasiswa aktif dari 3 jurusan, yakni Jurusan Teknik Pertambangan, Teknik Kimia, dan Teknik Industri.

Mereka bekerja sesuai dengan disiplin ilmunya.

"Mahasiswa yang digerakkan Zakir berasal dari tiga jurusan di FTI. Setiap jurusan diberi tugas yang berbeda-beda. Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia diberi tugas memproduksi cairan pencuci tangan dan disinfektan. Jurusan Teknik Industri ditugasi memproduksi pelindung wajah dan masker."

"Adapun Jurusan Teknik Pertambangan diberi tugas lapangan, yakni membagikan cairan pencuci tangan, alat pelindung diri, paket bahan pokok, dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan."

Melalui kegiatan kerelawanan ini, Zakir Sabara H Wata sekaligus pendidik di perguruan tinggi swasta tak ingin mahasiswanya hanya mendapatkan ilmu dan pengalaman dari ruang kelas, namun juga dari medan pengabdian kepada masyarakat.

Zakir Sabara H Wata mulai aktif menjadi relawan bencana saat gempa bumi dan tsunami melanda Aceh pada tahun 2004 atau 15 tahun lalu.

Saat itu, dia hanya bergerak dari Makassar dengan cara menggalang bantuan untuk dikirim ke Aceh.

Peran lebih besar mulai dia tunjukkan ketika gempa bumi disusul tsunami dan likuefaksi melanda Sulawesi Tengah, akhir September 2018.

Pada saat itu, di pekan awal terjadinya bencana, dia dan mahasiswanya langsung berangkat ke Palu membawa bantuan serta memberikan pertolongan kepada korban langsung di lokasi bencana.

Di Palu pun akhirnya lahirlah tim bernama Tim Relawan dan Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa FTI UMI.

Saat gempa bumi di Lombok, NTB, Juli 2018, Zakir Sabara H Wata dan FTI UMI juga memberi bantuan, namun tak sempat mendatangi lokasi bencana.

Jejak Gerakan Aksi Sosial Relawan FTI UMI, Bencana Gempa Lombok 2018 hingga Penanganan Covid-19

Kegiatan kerelawanan itu tak berhenti setelah di Sulawesi Tengah.

Saat bencana banjir dan longsor melanda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara pada 2019, pengajar ilmu kimia itu juga aktif memberi bantuan langsung di lokasi bencana.

"Sejauh ini, Zakir dan mahasiswanya telah berpengalaman menjadi sukarelawan di berbagai medan bencana. Mereka antara lain terjun ke lokasi bencana gempa di Lombok, NTB; gempa dan likuefaksi di Palu, Sulawesi Tengah; serta banjir besar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara."

Demikian ditulis koran harian terbesar di Indonesia itu.

Zakir Sabara H Wata menjadi relawan bencana dengan modal pengalaman panjang dalam kegiatan sosial dan kerelawanan sejak masih kuliah di UMI.

Tulis Kompas, "Saat itu, bersama sejumlah rekan mahasiswa UMI, ia ikut membentuk Yayasan Pekabata yang berposko di dekat TPA Tamangapa, Makassar. Secara rutin, Zakir dan kawan-kawan mengajar anak-anak dan warga di sekitar TPA."

"Mereka juga berkeliling kota untuk mengajar anak-anak jalanan. Zakir dan kawan-kawan menemui pekerja seks komersial sekadar untuk mendengarkan kisah hidup mereka dan membagikan pengetahuan atau saran."

Kabar Baik, Mahasiswa FTI UMI yang Jadi Relawan Saat Pandemi Covid-19 Dapat SKS, Ada Edaran Dekan

Zakir Sabara H Wata bersyukur ketika pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud) mengapresiasi kegiatan kerelawanan mahasiswa dengan cara mengonversi kerja kerelawanan dengan hitungan SKS.

”Sebenarnya mahasiswa saya tak peduli. Mereka sudah senang melakukan kerja-kerja kerelawanan. Tetapi, dengan keputusan ini, setidaknya ada apresiasi bagi mahasiswa yang menghabiskan waktu di lapangan dan kadang bertaruh nyawa,” kata Zakir Sabara H Wata dalam petikan wawancaranya dengan Kompas.

Berita selengkapnya dapat Anda baca di harian Kompas edisi hari ini atau di link ini Zakir Sabara, Dekan di Medan Bencana.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved