Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Work From Home

Kasus Kebakaran di Kota Makassar Turun Signifikan Setelah Seruan WFH

Salah satu penyebab karena seruan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah akibat wabah pandemi virus corona Covid-19

Penulis: Hasan Basri | Editor: Imam Wahyudi
abdiwan/tribun-timur.com
Kebakaran terjadi di Rappokalling sejak 9 Mei 2020 lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jumlah kasus kebakaran di Kota Makassar selama dua bulan terakhir mengalami penurunan cukup signifikat.

Salah satu penyebab karena seruan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah akibat wabah pandemi virus corona Covid-19.

"Kalau dibandingkan tahun lalu dengan bulan sama mengalami penurunan. Itu karena diberlakukannya PSBB," kata Kepala Bidang Operasional Damkar Kota Makassar, Hasanuddin.

Karena kata Hasanuddin pemilik rumah selama berada di rumah masing masing, mereka memperhatikan penggunaan listriknya.

"Kalaupun juga teledor dalam penggunaan listrik dan kompor juga bisa dipadamkan sendiri dengan cepat di rumahnya masing masing," ujarnya.

Hasanuddin mengaku selama penerapan Pembasan Sosial Skala Besar (PSBB) sudah tiga kali hingga empat kali kasus kebakaran terjadi di Kota Makassar.

Kebakaran terbesar pernah terjadi di
di Jl Sultan Alauddin IV Lorong 1, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Minggu (26/4/2020) malam.

Lokasi kebakaran sekitar pertigaan Jl Alauddin-Jl Pettarani, Makassar. " Yang kasus kebakaran hebat ada di ujung Pettarani - Alauddin. Kalo tidak salah ada 6 rumah panggung disitu," sebutnya.

Lalu pada Sabtu, 9 Mei 2020, kebakaran juga terjadi di Rappokalling tepatnya di Lorong Angsa, Jalan Walisongo, Kelurahan Tammua, Kecamatan Tallo, Sabtu, 9 Mei 2020, tengah malam.

Tiga rumah yang terdiri dari empat petak ludes dilalap api. Diketahui, terdapat enam Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban.

"Tiga hari terakhir memang sudah 3x itupun juga karena saat masak lupa mematikan kompor dan juga akibat kebakaran tumpukan sampah," paparnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai kebakaran memasuki musim kemarau ini. Masyarakat diminta agar tetap waspada terhadap terjadinya api awal yang berdampak kebakaran hebat.

"Warga diminta tetap menjaga penggunaan aliran listrik terhadap pemakaian beban yang menumpuk, jg dalam pelaksanaan psbb ini agar selalu juga memperhatikan penggunaan alat alaf pemanas dan pendingin ruangan yang selalu over pada penggunaannya," tuturnya.

Sebaiknya kata dia penggunaan ac dan kipas angin per 8 jam dan diistrahatkan selama 2 jam, baru dapat digunakan kembalim

"Begitu juga untuk selama bulan ramadhan ini agar diperhatikan aktivitas masak memasak terutama pada jam jam berbuka dan saat sahur," harapnya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved