Angka Kehamilan
Penyebab Jika Angka Kehamilan Tinggi Selama Pandemi Corona Menurut BKKBN, Termasuk Kontrasepsi
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Hasto Wardoyo, Jumat (8/5/2020) malam.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di berbagai negara termasuk Indonesia ternyata juga berimbas pada menurunnya penggunaan alat kontrasepsi di kalangan pasangan suami-istri yang ada di masyarakat.
Hal ini bisa terjadi karena para pengguna alat kontrasepsi yang kesulitan mendapatkan pelayanan atau akses perawatan berkelanjutan alat kontrasepsi yang biasa mereka gunakan.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional ( BKKBN) Hasto Wardoyo, Jumat (8/5/2020) malam.
"BKKBN mencatat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan hal-hal itu kan wajar karena stay at home, mereka juga tidak datang karena physical distancing, kemudian klinik-klinik juga banyak yang tutup, karena memang dia ada yang tidak bersiap di masa pandemi ini, kemudian dia takut melayani," ujar Hasto kepada Kompas.com.
• Muhammadiyah Telah Tetapkan Jadwal Lebaran 1441 H, Pemerintah Belum, Kapan Salat Idulfitri?
• 14 ABK Kapal China Diperiksa Polri, Berikutnya Giliran Syahbandar Terkait Dugaan Perdagangan Orang
Penggunaan alat kontrasepsi menurun
Selain dari penyedia layanan yang sulit, masyarakat juga banyak yang takut untuk mendatangi atau berurusan dengan tempat-tempat layanan kesehatan, khawatir tertular virus yang tidak diinginkan.
Sehingga, pengguna alat-alat kontrasepsi yang mengurus keberlanjutan penggunaan, baik dengan pil, suntik, susuk, IUD, dan alat kontrasepsi lainnya menjadi menurun.
"Mudah-mudahan mereka ini di rumah tidak berhubungan suami-istri, mudah-mudahan. Tapi kan namanya stay at home, risiko ketemu istri itu kan tinggi," sebut Hasto.
Mantan Bupati Kulonprogo, DIY itu menyebut, jika terjadi lonjakan frekuensi kegiatan seksual suami-istri di masa pandemi adalah hal yang wajar dan manusiawi.
Namun, hal itu harus tetap dijaga, agar tidak terjadi lonjakan angka kehamilan.
Estimasi penurunan dan dampaknya
Hasto mengestimasi saat pandemi ini terjadi penurunan penggunaan alat kontrasepsi hingga 10 persen.
Sementara jumlah pengguna kontrasepsi di seluruh Indonesia ada di kisaran angka 28 juta orang.
"Kalau sekarang yang KB pakai alat kontrasepsi itu 28 juta pasangan, kalau menurun 10 persen saja itu berarti ada 2,8 juta yang biasanya pakai sekarang tidak pakai," kata dia.
"Kemudian 2,8 juta itu, yang hamil kan 15 persen (berdasarkan rumus yang dipakai), sekitar 420 orang.