Mengenang Mantan Panglima TNI Djoko Santoso yang Meninggal, Bersama Prabowo Usung Partai Gerindra
Mantan Panglima TNI Jendral Purnawirawan Djoko Santoso meninggal dunia karena sakit pendarahan otak.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Karier Djoko di militer dimulai dengan menjabat sebagai Komandan Peleton 1 Kompi Senapan A Yonif 121/Macan Kumbang.
Ketika telah menjadi perwira tinggi ia memulai kariernya dengan menjabat Waassospol Kaster TNI (1998), Kasdam IV/Diponegoro (2000), Pangdivif 2/Kostrad (2001).
Nama Djoko Santoso mulai berkibar setelah menjabat Panglima Kodam XVI/Pattimura dan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003.
Ia dianggap yang berhasil gemilang meredam konflik di Maluku, diteruskan dengan jabatan berikutnya sebagai Panglima Kodam Jaya Maret 2003 – Oktober 2003.
Setelah itu karier seorang Djoko Santoso terus melejit hingga menjadi Wakil Kepala Staf TNI-AD (Wakasad) tahun 2003, Kepala Staf TNI-AD (Kasad) pada tahun 2005, dan akhirnya Panglima TNI pada tahun 2007-2010.
Setelah lama tidak lagi menjadi tentara, jenderal bintang empat ini bergabung dengan Gerindra.
Ia bersama partai ini mengusung Prabowo menjadi presiden.
Bahkan, partai koalisi mendaulat Djoko Santoso menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019.
Jejak Jabatan militer
Danton-I/A/121/II (1976)
ADC Pangdam I/Bukit Barisan (1978)
ADC Pangkostrad (1980)
Danki-A Yonif Linud 502 (1980)
Kasi-2/Ops Yonif Linud 502 (1983)
Kasipam Dispamsanad (1987)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/riwayat-penyakit-penyebab-djoko-santoso-meninggal.jpg)