ABK Dibuang ke kaut
Tindakan Indonesia Soal Jenazah ABK Kapal China di Buang ke Laut hingga Pembelaan Kapten
Lebih lanjut, Indonesia menuntut penjelasan dari Tiongkok yang penguburan laut ABK WNI di kapal nelayan China, Kamis (7/5/2020).
Diketahui, seorang pelaut meninggal karena pneumonia di Rumah Sakit Busan pada 27 April 2020.
Menurut Kementerian Luar Negeri, kapal itu telah beroperasi kembali membawa sekira 20 ABK WNI.
Kementerian Luar Negeri mengatakan, ABK sisanya tengah dipulangkan.
• Wa Kaua Nenek Usia 110 Tahun Masih Sehat, Tak Pernah Tinggalkan Salat, Mengaji dan Berzikir
• Derita ABK di Kapal China, Makan Umpan Ikan, Minum Sulingan Air Hingga Jenazah Dibuang ke Laut
Viral karena YouTube Korea Reomit
Kabar ini viral setelah influencer YouTube Korea Reomit mengunggah video di kanalnya.
Pada kanal YouTube Hansol atau lebih dikenal dengan Korea Reomit, dia menyertakan sumber berita yang ia bacakan pada Bolo-bolo, atau orang yang mengikutinya di YouTube.
Konten YouTube Hansol sudah ditonton lebih dari 5,1 juta pengguna YouTube.
Dikutip Tribunnews dari IMBC, Selasa (5/5/2020), diwartakan oleh stasiun TV Korea Selatan MBC, sang anchor menerangkan video yang ditayangkan tersebut.
Lebih lanjut, anchor MBC mengatakan, ini merupakan kematian tragis dan pelanggaran hak asasi manusia yang diterima pelaut Indonesia di atas kapal nelayan China.

Sebagai catatan, berita ini dilaporkan MBC karena kru kapal meminta bantuan pemerintah Korea Selatan dan MBC saat kapal memasuki Pelabuhan Busan.
Pada awalnya, anchor itu menjelaskan, sulit untuk melihat dan memercayai gambar dan bukti yang mereka (kru kapal) berikan.
Bahkan, sebelum MBC melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kapal Tiongkok itu berangkat ke laut lepas.
Anchor MBC tersebut menegaskan, investigasi internasional perlu dilakukan untuk mengetahui rincian pelanggaran hak asasi manusia itu lebih jauh.
Derita ABK di Kapal China, Makan Umpan Ikan, Minum Sulingan Air Hingga Jenazah Dibuang ke Laut
Lima orang Anak Buah Kapal (ABK) Indonesia yang bekerja di kapal China Long Xing 629 bercerita kepada BBC News Indonesia.