Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Unhas Tewas Cari Sinyal

Respon Rektor Unhas Dengar Ada Mahasiswa Tewas Gegara Cari Sinyal Internet untuk Kuliah Online

Rudi Salam diketahui tewas akibat terjatuh dari menara masjid saat mencari sinyal internet untuk Kuliah Online.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Mahasiswa Unhas asal Sinjai, Rudi Salam tewas terjatuh dari atas menara masjid saat mencari sinyal internet untuk kuliah online 

TRIBUN-TIMUR.COM-Universitas Hasanuddin (Unhas) turut berduka atas meninggalnya salah satu mahasiswa asal Sinjai, Rudi Salam, Rabu (6/5/2020) malam.

Rudi Salam diketahui tewas akibat terjatuh dari menara masjid saat mencari sinyal internet untuk Kuliah Online.

Pihak keluarga Rudi Salam di Sinjai, Sharny mengaku sudah menerima ungkapan duka dari Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu.

"Innallillahi Wainna Ilahi Rojiun. Ya Allah, semoga almarhum husnul khatimah karena wafat sedang ikhtiar untuk kebaikan," kata Sharny menirukan perkataan Prof Dwia Tina Pulubuhu kepada keluarga almarhum Rudi Salam.

Rudi Salam adalah mahasiswa Unhas yang berasal dariTana Ejaya, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Dijelaskan bahwa Rudi Salam naik di menara masjid tersebut mencari jaringan telepon seluler untuk mengerjakan tugas kuliahnya di Unhas.

"Dia memanjat mencari jaringan internet seluler dan tidak sengaja menginjak tripleks dan balok rapuh di atas menara itu sehingga terjatuh dan meninggal dunia," kata Sharny.

Unhas Perpanjang Kuliah Online

Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali memperpanjang masa belajar dari rumah atau Kuliah Online.

Hal ini tertuang dalam surat edaran Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu nomor 9780/UN4.1/KP.10.01/2020, Jumat (8/5/2020).

Kebijakan belajar dari rumah sebelumnya telah ditetapkan beberapa kali yakni hingga 31 Maret, 5 April, 17 April, dan 1 Mei 2020.

Kini, perpanjangan masa belajar dari rumah hingga 22 Mei 2020.

"Berlaku mulai tanggal 9 Mei 2020 sampai dengan tanggal 22 Mei 2020, atau sesuai dengan perkembangan dan penyebaran virus Covid-19," kata Rekto Unhas, Prof Dwia dalam surat edaran tersebut.

Adapun beberapa poin penting dalam surat yang bertanda tangan Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu tersebut yakni:

1. Pelaksanaan proses belajar mengajar dan aktivitas akademik  lainnya tetap dilaksanakan secara daring atau online.

2. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi Tenaga Kependidikan (Tendik) dilakukan secara online dari rumah atau tempat tinggal (work from home).

3. Bilamana penyelesaian tugas dan pelayanan tidak dapat diselesaikan dari rumah atau tempat tinggal (work from home), maka dapat dikerjakan di tempat kerja (kantor) dengan menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

4. Monitoring produktivitas atau kinerja dosen dan Tindik, agar tetap dilakukan oleh pimpinan unit kerja masing-masing.

5. Surat edaran itu berlaku mulai tanggal 9 Mei 2020 sampai dengan tanggal 22 Mei 2020, atau sesuai dengan perkembangan dan penyebaran virus Covid-19.

Dekan FTI UMI 'Teriak' Kuliah Online Dihentikan

Dalam diskusi Forum Dosen Tribun Timur beberapa waktu lalu, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia atau FTI UMI, Zakir Sabara telah mendesak penghentian Kuliah Online di tengah pendemi corona.

Menurutnya, kebijakan tersebut merugikan mahasiswa. 

"Saya mohon dihentikan Kuliah Online karena itu sangat merugikan mahasiswa kita. Saya cuma kasih hitungan dalam satu kali mata kuliah, dia butuhkan Rp 50 ribu untuk membeli kuota. Jika dalam seminggu, dia ada 6 hingga 7 mata kuliah, artinya butuh Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu,"katanya.

Sehingga dengan mengikuti Kuliah Online, diprediksi mahasiswa menghabiskan uang lebih dari rp 1,5 juta hanya untuk membeli kuota internet.

Menurutnya, hal tersebut tidak efisien untuk mahasiswa. Apalagi bagi mahasiswa yang saat ini sudah berada di kampung halamannya.

"Dalam kondisi seperti ini mohon dihentikan Kuliah Online. Harus ada alternatif lain yang bisa lebih murah.

"Saya sudah keliling daerah, siapa yang mau kuliah di saat kondisi seperti ini? jangankan yang mau kuliah, berapa persen mahasiswa yang bisa melanjutkan kuliah? cari makan saja susah,"tambahnya.

Zakir pun menyuarakan agar para pemangku kebijakan mengambil kebijakan 'radikal' dan meminta kepada pimpinan universitas memberi potongan uang kuliah untuk mahasiswa.

Namun hal tersebut mendapat respon penolakan dari peserta diskusi lainnya, yakni Rektor UNM Prof Husain Syam.

Bahkan, Zakir Sabara dituding membuat sebuah provokasi untuk menuntut pemotongan uang kuliah.

(*)

Follow akun instagram Tribun Timur: 

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved