Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Melambat, Ini Solusi Pengusaha Makassar

Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia Sulawesi Selatan (DPP Apindo Sulsel) Yusran IB Hernald

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
fadly/tribun-timur.com
Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia Sulawesi Selatan (DPP Apindo Sulsel) Yusran IB Hernald (kanan) dan Ketua Dewan Pengurus Daerah Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia Sulawesi Selatan (DPD Gapeksindo Sulsel) Andi Troy Martino 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan (BPS Sulsel) merilis data pertumbuhan ekonomi triwulan 1 2020.

Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, ekonomi Sulsel triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 tumbuh 3,07 persen year on year (y-on-y), melambat dibanding capaian triwulan I-2019 sebesar 6,58 persen.

Sekretaris Dewan Pengurus Provinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia Sulawesi Selatan (DPP Apindo Sulsel) Yusran IB Hernald mengatakan, sepanjang penanganan Covid-19 belum selesai, maka ekonomi akan terpuruk.

"Akhir dari penyebaran Covid-19 belum ketahuan sehingga semua serba tanda tanya. Ekonomi tidak bisa bergerak bilamana dunia usaha tidak bergerak, sektor industri, konstruksi, perdagangan dan UKM semua mandek," ujar Yusran via pesan WhatsApp, Kamis (7/5/2020) malam.

Menurutnya, pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya yang diperpanjang di Kota Makassar akan menambah rumit para pengusaha untuk bergerak.

"Sampai saat ini usaha yang diharapkan banyak memberikan sumbangan untuk pertumbuhan ekonomi nyaris berhenti dan cenderung tutup," katanya.

Kalau hal ini dibiarkan, maka tidak tertutup kemungkinan pertumbuhan ekonomi Sulsel stagnan bahkan lebih menurun lagi.

"Usulan kami dari dunia usaha, agar aturan dalam PSBB jangan disamakan lockdown, sehingga diharapkan masih ada pergerakan ekonomi. Sekarang ini semua dibatasi termasuk operasional perusahaan," ujarnya.

Beberapa sektor usaha yang banyak menyerap tenaga kerja, agar bisa diberikan kelonggaran unthk beroperasi.

"Bagaimanapun juga daya beli masyarakat saat ini sangat lemah sehingga ekonomi tidak bergerak. Kalau sektor konstruksi bisa bergerak, UKM bergerak tentu daya beli akan muncul akhirnya Industri bisa bergerak," jelasnya.

Terpisah, Ketua Dewan Pengurus Daerah Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia Sulawesi Selatan (DPD Gapeksindo Sulsel) Andi Troy Martino melihat, di triwukan kedua, pemerintah jangan lagi fokus dan melakukan total alokasi anggaran untuk penanganan pendemi seperti hal di triwulan pertama.

"Kita sempat panik, extremely over budgeted, semua pengalokasian seperti prasarana, fisik, perencanaan, pengadaan barang semua dipangkas, dihentikan, dibatalkan ataupun dialihkan," ujar Troy Kamis malam.

Menurutnya, di triwulan kedua, seluruh stakeholder harus optimis pendemi ini pasti berlalu, dan sudah saatnya pemerintah menyiapkan program penyanggah perekonomian maupun persiapan stimulus perekonomian.

"Bahkan review anggaran kembali. Pertanian harus dikuatkan untuk menjamin rasa aman ketersediaan pangan. Pemerintah harus berani melakukan rekayasa perekonomian di tengah pendemi ini," ujarnya.

"Ini dengan mulai menggerakkan perekonomian secara bertahap atau terbatas, sehingga ada geliat ekonomi yang menjaga pertumbuhan ekonomi kita untuk menyelamatkan perekonomian nasional," jelas Troy menambahkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved