Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rumah Ramadhan

Harmonisasi Keluarga

Ditulis Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel

Editor: Jumadi Mappanganro
TRIBUN TIMUR/MUH HASIM ARFAH
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Dr Firdaus Muhammad MA 

Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel

Harmonisasi dalam keluarga terwujud ketika ada keseimbangan-keseimbangan masing-masing anggota keluarga memainkan perannya.

Keseimbangan dan saling pengertian serta kesadaran bertanggung jawab menjadi pijakan keluarga terjalin harmonis. Memahami hak dan kewajibannya.

Ketika di antara mereka abai, misalnya suami mendominasi dan tidak memberi ruang bagi istri dan anaknya.

Pembatasan ruang gerak istrinya, tidak membiayai dan tidak memberi perhatian. Hal itu bakal melahirkan disharmoni.

Pasien Positif Corona di Kabupaten Sinjai Bertambah 1 Orang

Harmonisasi dalam keluarga terjalin ketika mereka memahami tujuan berkeluarga.

Setiap perjalanan memiliki arah tujuan sehingga perlu persiapan-persiapan agar perjalanan itu berjalan sesuai harapan.

Untuk itu perlu persiapan mulai perencanaan, menyediakan bekal dan antisipasi berbagai kemungkinan buruk terjadi sepanjang jalan.

Berkeluarga juga demikian, ada tujuan yang hendak dicapai.

Untuk itu perlu persiapan mulai memilih pasangan, menyiapkan finansial yang memadai, merencanakan rumah kediaman hingga ruang kasih sayang untuk anak cucinya kelak dibawah ridha Allah Swt.

Tujuan membangun rumah tangga adalah menatanya melalui kesiapan untuk menjalin keharmonisan dengan pasangan berbekal mawaddah, benih cinta yang terus bertumbuh hingga saling menyempurnakan di tengah ragam kekurangan.

Tujuan berkeluarga sederhananya adalah menggapai sakinah, ketenagan.

Mahasiswi Toraja Dikarantina di Pondok Depan Kuburan Mengaku Diancam Kepala Desa LImbong

Ketengangan melahirkan kebahagiaan, menggenapkan sakinah dengan mawaddah wa rahmah.

Ketiga lemen itu adalah investasi cinta keluarga yang terjaga dengan keharmonisan yang mereka ciptakan.

Potensi adanya gejolak dan konflik selalu mengancam pasangan baru hingga mereka yang telah menjalaninya puluhan tahun.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved