Kabar Buruk! Achmad Yurianto: Makassar Bisa Jadi Episentrum Virus Corona Baru, Respon Iqbal Suhaeb
Kabar buruk! Achmad Yurianto: Makassar bersama dengan 3 kota besar lainnya bisa menjadi episentrum penyebaran Virus Corona / Covid-19 baru.
“Kalau masjid dalam kompleks tidak masalah dan mudah dilakukan tracing jika ada suatu masalah. Yang berbahaya masjid pinggir jalan. Karena tidak diketahui apakah dia sehat atau tidak, kemudian bergabung dengan jemaah yang sehat, kata mantan Kepala Satpol PP Pemprov Sulsel itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan, kasus di daerahnya tinggi karena merupakan pintu gerbang di Indonesia Timur.
Yang awalnya hanya kasus impor, kini penularan Covid-19 sudah dalam fase transmisi lokal.
"Dari kasus yang ada yang kita lakukan tracing ternyata sudah ada penularan antar orang dengan orang Makassar sendiri," ujar Naisyah saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, pemerintah telah berupaya membuat regulasi-regulasi.
Jika ingin Virus Corona segera berakhir, masyarakat harus patuh dengan aturan yang ada.
"Intinya ini akan menyulitkan kami kalau masyarakat sendiri yang tidak menaati aturan. Virus sangat mudah menular. Setiap hari masih terus terjadi kematian kalau tidak salah kemarin masih ada 4 yang positif ini yang harus disadari masyarakat. Ini yang perlu dipahami masyarakat," kata Naisyah.
Semarang Terapkan PKM
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) agar wilayahnya tidak menjadi episentrum baru kasus Covid-19.
Ada 16 posko yang dijaga tim gabungan untuk mengingatkan masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan.
"Buat saya yang penting warga Semarang disiplin dalam SOP protokol kesehatan dan jaga jarak. Maka kita akan terhindar dari Covid-19 yang berkepanjangan," kata Hendrar Prihadi di Semarang, Kamis (30/4/2020).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemberlakuan PKM dilakukan agar masyarakat memiliki kesadaran diri untuk ikut mencegah penularan Covid-19.

Apabila kesadaran tidak terwujud dan jumlah kasus terus meningkat, bukan tidak mungkin Semarang menerapkan PSBB.
"Yuk tolong dong semua taat. Kalau sudah PSBB, semua pasti akan terasa sakitnya. Maka ayo jangan sampai kita menaikkan status menjadi PSBB dengan cara disiplin dan taat aturan," kata Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis (30/4/2020).(*)