Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Interaksi Baru Pendidikan

Jika kolaborasi rumah-sekolah berhasil diwujudkan dan rumah menjadi bagian dari pendidikan, maka selanjutnya akan lahir rumah merdeka

Editor: syakin
handover
Yasdin Yasir, Dosen Universitas Negeri Makassar 

Oleh: Yasdin Yasir
Dosen Universitas Negeri Makassar

Dampak pandemi Covid-19 nyata di berbagai sektor kehidupan. Ada pekerja yang dirumahkan sementara waktu. Tak sedikit yang dirumahkan selamanya karena di-PHK. Selain sektor ketenagakerjaan, sektor pendidikan juga sangat merasakan dampaknya. Pelajar pun dirumahkan.

Aktivitas pendidikan formal di sekolah, kini bergeser ke rumah.

Guru melaksanakan tugas dari rumah. Siswa juga mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing. Pandemi Covid-19 memisahkan guru dengan murid secara fisik. Memaksa orang tua dan guru saling berinteraksi.

Guru dan murid terlibat pertemuan di ruang maya, bertatap muka di ruang digital. Bercengkerama di ruang virtual. Berbincang dalam jaringan (daring)/online. Menitip pesan dan saling sapa di luar jaringan (luring)/offline. E-Learning ataupun media sosial sebagai penghubung.

Kolaborasi Sekolah-Rumah

Penggunaan E-Learning ataupun media sosial membentuk pola hubungan baru, antara guru, orang tua dan perserta didik. Saat guru mengajar dari rumah, orang tua membantu guru dengan berbagai cara. Ada yang sekadar memantau. Ada yang terlibat membimbing. Tidak jarang orang tua ikut mengerjakan tugas dan mengirim jawaban ke guru. Itu jika sang anak/peserta didik kesulitan memahami pelajaran. Atau tidak bisa menyelesaikan tugas dari guru. E-Learning ataupun media sosial menciptakan pola hubungan segitiga.

Keadaan yang jarang ditemukan sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Keakraban guru dan peserta didik hanya terjadi selama jam pembelajaran di sekolah berlangsung. Mendidik anak sepenuhnya diserahkan orang tua ke sekolah. Jarang dijumpai fungsi rumah sebagai sarana pendidikan informal dalam pengayaan pendidikan. Selain memaksa manusia untuk menciptakan jarak, Covid-19 menjadikan interaksi antara guru, orang tua dan peserta didik semakin “intim”.

Mereka bahu-membahu memenuhi kebutuhan pendidikan anak/peserta didik mereka. Mereka saling bertukar peran, saling memahami peran istimewanya. Mereka juga saling melengkapi sehingga kebutuhan pembentukan karakter peserta didik tidak terputus.

Hubungan dan pola interaksi yang sehat antara guru dengan orang tua dan kolaborasi antara sekolah dengan rumah sangat dibutuhkan. Tujuannya, agar proses pendidikan berlangsung secara terus menerus demi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kolaborasi antara sekolah dengan rumah, dan hubungan saling mengistimewakan antara guru dengan orang tua pun menghindarkan kekerasan dunia pendidikan. Guru tidak lagi dipukuli dan dipidanakan. Warta suram dunia pendidikan tidak lagi ditulis dan diberitakan karena semua pihak terlibat dalam hubungan yang berbelas kasih.

Hubungan belas kasih antara orang tua, guru, dan siswa serta kolaborasi antara sekolah dan rumah merupakan salah satu kunci kesuksesan pendidikan.

Selain faktor kepemimpinan, personil/sumber daya manusia, sumber keuangan, evaluasi, implementasi kurikulum, pengaturan dan instruksi pengajaran, dukungan pembelajaran, inklusi dan pengaruh, dan lingkungan belajar yang aman merupakan faktor yang lain. Hal tersebut merupakan hal yang wajib diberlakukan pada pola pendidikan di Finlandia sebagai salah satu negara yang menjadi rujukan keberhasilan pendidikan.

Selama masa pandemi Covid-19, perpindahan proses pendidikan dari sekolah ke rumah menuai beragam tanggapan terutama dari orang tua. Muncul beragam keluhan dan masalah dari orang tua. Mulai dari kesulitan orang tua me-manage waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah, pekerjaan kantor yang harus diselesaikan dari rumah dan membimbing anak sebagai perserta didik, dan beragamnya kapasitas orang tua dalam mendampingi pendidikan anak sehingga tidak semua orang tua dapat mengganti peran guru di rumah.

Pewujudan kolaborasi rumah-sekolah pascapandemi Covid-19 harus dibarengi peningkatan kapasitas, baik kapasitas guru maupun kapasitas orang tua.

Setidaknya, gambaran kesiapan orang tua menjadi pengganti guru ataupun sebagai suplemen pendidikan di rumah, dapat kita lihat di masa pandemi ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Rakyat Terluka

 

Firasat Demokrasi

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved