PSBB Makassar
Berdoalah Semoga Kerabat Tak Wafat di Masa COVID19; Kisah dari Takziyah SekSatpol PP Kota Makassar
Kisah kematian Ibu Sekretaris Satpol PP di Masa PSBB Kota Makassar. Meski bukan korona anak menantu, kerabat, dan sahabat dikabari usai dikuburkan
Penulis: AS Kambie | Editor: Thamzil Thahir
“Saya tak pasang bendera putih di lorong. Saya tak sebar informasi duka ke keluarga, sahabat, dan tetangga. Bahkan di status facebook saya hanya, “hitam itu, bukan duka. tapi keikhlasan,”
Bahkan, kata Iqbal dia melarang semua saudara, untuk mendokumentasikan proses pemulasaran hingga pemakaman jenazah di Komplek Pekuburan Taeng, Gowa.
Dalam kondisi berduka ditinggal ibu kandung, Iqbal hanya meminta istrinya datang dengan alasan etis.
“Saya kabari, kondisi ibu mertuamu sudah baikan. Dia minta kita datang ke sini sama cucunya. Dia rindu,” kata Iqbal memperlihat pesan whatsApp untuk sang istri yang juga Lurah di Sudiang, Biringkanaya, sekitar 16 km dari rumah duka.
Namun, Iqbal tak menyangka kabar duka terbatas yang dia tahan itu, justru membuatnya lebih emosional.
Pasalnya, saat sang istri dan anaknya turun dari mobil, dia melihat anaknya membawa bingkisan hasil hasta karya ‘learning from home”.
“Ayah manami nenek, ini saya bawakan hadiah lukisan, semoga cepat sembuh...” kata Zahiraa Alyaa (7 tahun), anak bungsu Iqbal sambil berlari ke ruang tengah.
Namun, di ruang tengah, murid kelas 2 SD Inpres Tamalanrea II, itu sudah menemukan sang nenek dalam kondisi berbaring kaku.
Putri bungsunya sudah menemukan sang nenek diselimuti kain sarung dan sajadah hijau berlafadz “La Ilaha Illallah.”
Menyaksikan momen itu, Iqbal langsung lemas.
“Saya menyesal juga, kenapa saya bohong,ke istri kalau Neneknya Alyaa sudah baikan.,” kata Iqbal dengan bola mata yang berair.
.
• Pasien Positif Covid-19 di Sulsel Bertambah 56 Orang, Sinjai Langsung 6 Pasien Jumat 1 Mei 2020
Sesal Iqbal kembali membuncah, malam harinya.
Kala jenasah ibu, sudah 12 jam terbaring di pekuburan kamoung Taeng, tantenya dari Belopa, Luwu menelepon.
“Nak, Nenek di Balo-Balo, tadi meninggal dunia. Kabari ibumu nah.”