Gunung Balease
Mengenal Gunung Balease Luwu Utara, Bule Austria Pernah Hilang di Sana
Gunung Balease adalah sebuah gunung yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan. Disebut sebagai salah satu yang tersulit ditaklukkan
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Gunung Balease adalah sebuah gunung yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan.
Balease yang bukan merupakan gunung berapi mempunyai ketinggian puncak sekitar 3.016 meter di atas permukaan air laut atau mdpl.
Secara administrasi, gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur.
Puncak Balease disebut-sebut sebagai salah satu yang tersulit ditaklukkan pendaki di Sulsel.
Informasi yang dihimpun TribunLutra.com, Jumat (1/5/2020) pagi, paling singkat butuh waktu seminggu untuk bisa mendaki dan turun dari puncak gunung ini.
Pendakian ke puncak Balease bisa dimulai dari Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-bone atau dari Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju, Luwu Utara.
Pada tahun 2014, anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) Salu, Minal (25), pernah mencapai Puncak Balease.
"Waktu itu saya baru tamat SMA dan mendaki bersama teman," ujar Minal di Masamba beberapa waktu lalu.
Minal mengaku mencapai puncak Balease setelah lima hari mendaki.
"Lima hari naik. Dua hari turunnya," ujar pria asal Balebo.
Menurutnya, lokasi puncak Balease masih sangat tertutup.
Sehingga pemandangan di puncak hampir tidak ada.
Hanya pohon-pohon kecil di sepanjang mata memandang.
Yang menarik, kata dia, hanya 'negeri lumut' di sebuah lembah sebelum puncak Balease.
Lembah waru namanya. Lokasinya tergenang air, menyerupai danau atau telaga.
"Puncak Balease ditandai dengan sebuah trianggulasi dari besi," katanya.
Pada Senin (1/11/2016) siang, bule asal Austria bernama Geral D Jebinger (34) ditemukan selamat setelah beberapa hari dinyatakan hilang di Gunung Balease.
Geral ditemukan di Gunung Tamboke atau kaki Gunung Baliase sekitar dua kilometer dari perkampungan warga dalam keadaan lemas.
Ia bersama Budi (40) pemandu lokal yang menemaninya mendaki.
Usia menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Djemma Masamba, Budi, menceritakan kronologis sampai mereka tersesat.
Menurutnya, pada Selasa (25/10/2016), ia bersama Geral mendaki Gunung Balease melalui jalur Tamboke.
Sebelum mencapai puncak Baliase mereka bertemu rombongan pendaki lokal.
Jumat (28/10/2016) mereka berhasil mencapai puncak Balease.
Saat turun, mereka tidak melewati jalur sebelumnya, melainkan membuka jalur baru.
Di tengah perjalanan, GPS dan kompas yang dibawa Geral hilang.
Minggu (30/10/2016), Geral mengalami mual.
Budi panik, ia lalu mencari jaringan telepon dan mengirimkan Short Message Service (SMS) ke salah satu rekannya di Sukamaju.
Isinya: Tolg, tlp kedubes austria di jakarta bhwa tamu atas nama geral d jebinger sakit kami tdk bisa keluar, gprs and kompas hilang sy tdk thu posisi kami skrg,bekal udh habis, tanya org pendaki gunung yg sementara ke luar dri t4 mendaki. Ini atas permintaan tmu.hpku low bett, kmi akan buat api ungun klu mlm. Penting tlp secepatnya kedubes. Dan kantor SAR.
"Saat dia (Geral) sakit dia sempat minum obat yang dibawa, lalu saya buatkan ramuan dari dedaunan dan itu cocok buat dia," ujar Budi.
Kemudian pada Senin (31/10/2016) mereka kembali melanjutkan perjalanan dan berhasil menemukan jalur yang dilalui saat naik.
Mereka kemudian berhasil ditemukan oleh tim gabungan yang tengah melakukan pencarian.
Saat ditemukan Geral dalam kondisi tidak memakai baju.
Keduanya sempat dibawa ke rumah sakit sebelum pulang.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)