Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bone Lawan Corona

Dampak Covid-19, Guru SD di Bone Ini Harus Antar Jemput Soal Ujian Siswanya

Ia harus mendatangi rumah siswanya untuk membagikan dan menjemput soal ujian sekolah. Jarak antarrumah pun berjauhan.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Imam Wahyudi
Kaswadi/tribun-timur.com
Fitra Hedar, guru honorer di SD Inpres 12/79 Tea Musu Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone. 

TRIBUNBONE.COM, ULAWENG - Wabah Covid-19 hingga kini belum teratasi. Hal itupun berdampak pada berbagai sistem, baik ekonomi, sosial, dan termasuk pada pendidikan.

Akibat pandemi Covid-19, proses belajar mengajar dilakukan di rumah.

Seorang guru SD Inpres 12/79 Tea Musu, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone, Sulawesi (Sulsel), Fitra Hedar mengaku agak kewalahan ketika siswanya memasuki ujian sekolah beberapa waktu lalu.

Fitra merupakan wali kelas 6 di SD Inpres 12/79 Tea Musu. Siswanya berjumlah 8 orang.

Ia harus mendatangi rumah siswanya untuk membagikan dan menjemput soal ujian sekolah. Jarak antar rumah pun berjauhan.

Pelaksanaan ujian sekolah dilakukan pada Senin 20 April 2020 hingga 25 April 2020.

"Minggu lalu dilaksanakan ujian sekolah, soal dibagikan ke rumah siswa dan dikerjakan di rumah masing-masing siswa. Kalau selesai dikerjakan, saya sebagai wali kelas kembali ke rumah siswa untuk mengambil soal yang sudah selesai dikerjakan," katanya kepada tribunbone.com, Minggu (26/4/2020).

Ia harus bagikan soal dan menjemputnya karena adanya larangan berkumpul dan harus menjaga jarak.

"Ini karena adanya aturan di larang berkumpul dan jaga jarak. Jadi harus ke rumah setiap siswaku," ujar Fitra.

Fitra mengtakan membagikan soal enam mata pelajaran yang diujian sekolahkan sekaligus. Namun, untuk pengumpulannya ia beri waktu berbeda-beda. Ia memberi jangka waktu enam hari.

"Saya memberikan enam mata pelajaran ujian sekolah pada Senin lalu untuk dikerjakan. Cuma untuk pengumpulannya berbeda-beda, tergantung siswa yang menghubungi saya. Setelah itu baru saya jemput kembali soal beserta jawabanya," tuturnya.

Fitra mengatakan antar jemput soal ke rumah siswanya itu menggunakan uang pribadinya. Pihak sekolah hanya memberikan uang untuk paket data.

Tak hanya ujian sekolah, ia juga harus melakukan hal tersebut ketika ujian nasional.
Ujian nasional akan berlangsung selama tiga hari mulai Senin (27/4/2020 hingga Rabu (29/4/2020).

Beruntung, kata Fitra untuk pembayaran gajinya selalu dibayar tepat waktu. Mulai tahun ini ia menerima gaji setiap 4 bulan sekali.

"Biasanya dibayarkan 3 bulan sekali, tetapi untuk tahun ini dibayarkan 4 bulan sekali dengan jumlah gaji lebih tinggi," katanya.

Fitra mengungkapkan gaji sebelumnya hanya Rp 600 ribu per 3 bulan. Sekarang, jumlah tersebut naik menjadi Rp 1 juta 400 ratus ribu dibayarkan per 4 bulan.

Namun, gaji Rp 1 juta 400 ribu tersebut tergantung jumlah guru honorer yang ada di setiap sekolah.

Meski ada kenaikan gaji, kata Fitra jumlah tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Belum bisa memenuhi karena pembayarannya 4 bulan sekali," ujarnya.

Ia pun berharap pemerintah memerhatikan guru honorer. Setidaknya, kata Fitra ada tambahan gaji.

"Setidaknya pemerintah perhatikan juga perjuangan para guru honorer untuk tetap memastikan proses pembelajaran tetap berjalan. Setidaknya ada sedikit tambahan gaji untuk kami para honorer," ucapnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved