Corona Virus Update
Korban Virus Corona di Ekuador, Awalnya Laporkan Hanya 400-an Kematian, Kini Capai Angka 6.700 Orang
Jika awalnya dilaporkan korban meninggal sekitar 400-an, namun kini Ekuador melakukan perbaikan data yang jumlahnya mencapai 6.700 orang.
Guayaquil akan segera kehabisan tempat untuk memakamkan mayat/REUTERS.
Dalam masa pandemi di kota dengan populasi 2,5 juta penduduk itu, rumah duka kewalahan - sebagian harus tutup sementara karena pekerjanya ketakutan terjangkit virus.
Kerabat yang putus asa membiarkan mayat tergeletak di depan rumah, sementara sebagian lain membiarkannya di tempat tidur hingga berhari-hari.
Kota Guayaquil juga mulai kehabisan ruang untuk menguburkan mayat.
• Tuntunan atau Tata Cara Shalat Tarawih dan Bacaan Bilal Lengkap, Sendiri atau Berjamaah di Rumah
• Warga Tionghoa Makassar Lawan Corona, Bantu APD Reusable & Disposible NU Sulsel dan Muhammadiyah
Kondisi itu memaksa sebagian orang untuk membawa jenazah kerabat ke kota tetangga untuk dimakamkan di sana.
Kebutuhan untuk menguburkan jenazah sangat tinggi hingga sebagian warga menggunakan kotak karton sebagai peti mayat.
Termasuk pula narapidana yang dilibatkan dalam pembuatan peti mati dari kayu.
Negara 'gagal'
President Ekuador Lenín Moreno mengakui negara telah gagal mengatasi krisis kesehatan.
Angka kematian di Guayas melonjak hingga lima kali lipat dalam 15 hari.
Hingga 16 April, pemerintah yakin hanya 400 orang meninggal dunia karena virus corona.
Tapi setelah Satuan Tugas Gabungan Virus Corona mengumpulkan semua data, gambaran besarnya berubah.
"Dengan angka yang kita dapat dari Kementerian Dalam Negeri, tempat pemakaman umum, kantor pencatatan sipil dan tim kami,
"Kami sudah menghitung setidaknya 6.703 kematian di Guayas di 15 hari pertama pada April," kata Jorge Wated, kepala Satgas pemerintah.
"Rata-rata mingguan di sini mencapai 2.000. Jadi, kami sudah merekam 5.700 kematian dari biasanya."
