Virus Corona
Angka Kematian Akibat Corona di Amerika Terus Bertambah, Sehari 2.658 Orang Tewas
Sedangkan jumlah warga yang terpapar virus mematikan ini juga terus melonjak yakni mencapai 816.364
TRIBUN-TIMUR.COM - Angka kematian akibat terjangkit virus corona di Amerika Serikat dalam 24 jam terakhir nyaris menyentuh angka 3.000 orang, tepatnya 2.658, Rabu (22/4/2020) pagi ini.
Sesuai data yang dipaparkan oleh situs worldometers,total kasus kematian di Amerika Serikat hingga saat ini telah mencapai angka 45.172 kasus.
Sedangkan jumlah warga yang terpapar virus mematikan ini juga terus melonjak yakni mencapai 816.364. Pagi ini terjadi penambahan kasus sebanyak 23.605.
Di sisi lain, pasien yang dinyatakan sembuh juga terus bertambah yakni, menjadi 82.693.
Kematian akibat Corona COVID-19 di Amerika Serikat sejauh ini merupakan yang tertinggi di antara negara mana pun.
Lebih dari 22 juta orang Amerika telah mengajukan tunjangan pengangguran dalam sebulan terakhir karena penutupan bisnis dan sekolah dan pembatasan perjalanan yang parah telah memukul ekonomi.
Para gubernur di negara bagian AS yang paling terdampak Virus Corona baru dilaporkan berdebat dengan Presiden Donald Trump atas klaimnya bahwa mereka memiliki cukup alat tes.
Padahal faktanya, AS masih kekurangan alat tes Corona Covid-19. Selain itu, tantangan yang paling besar adalah mengembalikan perekonomian mereka yang berantakan gara-gara virus ini.
Mayoritas Kulit Hitam
Dilansir dari BBC.com, virus corona tidak membedakan warna kulit ataupun ras, namun data di Amerika Serikat mulai menunjukkan satu komunitas yang merasakan dampak terbesar pandemi ini.
"Banyak warga kulit hitam Amerika lebih berisiko terkena Covid-19," kata kepala kesehatan masyarakat AS, Jerome Adams, dalam wawancara dengan CBS.
"Fakta ini menyakitkan," kata Adams yang menyebut diri sebagai warga Afrika Amerika, sebutan untuk keturunan Afrika.
Data dari negara bagian dan kota-kota di Amerika mengungkap penduduk Afrika Amerika lebih rentan terinfeksi virus corona yang menyebabkan Covid-19.
Seperti apa datanya?
Di kota New York, episenter pandemi di AS, sekitar 28% dari kematian lebih 4.000 orang adalah keturunan Afrika, menurut data yang diungkap Gubernur Andrew Cuomo.
Data statistik dari pejabat kesehatan Chicago, menunjukkan setengah dari penduduk kulit hitam Chicago terkena Covid-19 dan lebih dari 70% korban meninggal, meskipun warga ini hanyalah 30% dari keseluruhan populasi.
Kenapa mereka rentan?
Pemerintah dan pakar sepakat bahwa kondisi kesehatan warga Afrika Amerika pada umumnya lebih buruk dibandingkan komunitas lain.
Anthony Fauci, direktur Institut Penyakit Menular mengatakan penyakit bawaan yang diderita warga kulit hitam menyebabkan mereka rentan.
"Kita tahu bahwa penyakit seperti diabet, hipertensi, obesitas dan asma mempengaruhi penduduk minoritas, khususnya Afrika Amerika," kata Fauci.
Ia menambahkan bahwa riwayat penyakit ini akan berdampak fatal begitu mereka terkena Covid-19.
Kondisi lain, menurut para pakar adalah populasi Afrika Amerika, sulit mendapatkan akses kesehatan.(*/tribun-timur.com)