Wawancara Eksklusif
Ketua Tim Penanganan Covid-19 RS Tadjuddin Chalid Makassar: Tiada Hari Tanpa Corona
Lalu bagaimana para dokter tersebut tetap kuat menangani pasien Covid-19 padahal ia juga berisiko tertular?
Penulis: Rudi Salam | Editor: Imam Wahyudi
Pertama kali menangani pasien Covid-19, bagaimana perasaan Anda? Apa ada kekhawatiran tersendiri atau takut misalnya, mengingat ini virus baru yang belum banyak diketahui?
-Khawatir pasti ada.
Selama merawat pasien, ada momen tertentu yang berkesan?
-Berkesan saat pasien sembuh dan pulang, bahagia akhirnya mereka sembuh dan pulang.
Sehari biasanya Anda mengobservasi atau melayani berapa pasien?
-Selain pasien di bangsal isolasi covid ada juga pasien poli paru dan bangsal rawat inap lain dan isolasi TB. Ya sekitar 20-25 sehari.
Bagaimana ketersediaan APB untuk tenaga medis di RS Anda?
-APD menjadi masalah buat kami pasti nya dan ini masalah di semua RS khususnya APD dan masker N95.
Ketika melayani atau mengobservasi pasien (kasus dugaan corona), apa saja yang biasanya dilakukan, dan komunikasi seperti apa yang dijalin?
-Pasien akan kami tanya jawab mendalam, pemeriksaan fisis dan penunjang.
Apa yang paling sering ditanyakan pasien?
-Keluhan pasien: berapa lama demam/ riwayat demam, keluhan pernapasan sepwrti batuk, pilek, berdahak, nyeri menelan, mual muntah diare, riwayat perjalanan atau bertemu dengan orang-orang yang kemungkinan sakit atau bepergian ke terinfeksi/ transmisi, punya penyakit apa selama ini.
Pernah menangani pasien dalam kondisi kritis?
-Iya ada.
Reaksi dari keluarga bagaimana, mengetahui bahwa ibunya merawat pasien Covid-19?