Virus Corona
Allah dengar Doa Ason yang Tak Bisa Beli Beras dan 5 Anaknya Kelaparan di Tengah Pandemi Covid-19
Allah dengar doa Ason yang tak bisa beli beras dan anaknya kelaparan saat pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
BATAM, TRIBUN-TIMUR.COM - Allah dengar doa Ason yang tak bisa beli beras dan anaknya kelaparan saat pandemi Covid-19.
Pengacara kondang, Hotman Paris membagikan cerita memilukan soal warga yang terdampak pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
Melalui laman media sosialnya, Hotman Paris mengangkat pria bernama Ason Sopian yang keliling menjual HP rusak.
Aksi Ason, warga Kavling Kamboja, blok B1, nomor 87, RT 004 RW 015, Kelurahan Sei Pelenggut, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Kepulauan Riau, menjual HP rusak bukan tanpa alasan.
Dalam cuplikan kabar tersebut, Ason mengaku nekat menjual HP rusak agar bisa membeli beras untuk anak-anaknya yang belum makan.
Kabar soal aksi Ason yang berkeliling menjual HP rusak demi beli beras itu pun membuat Hotman Paris terenyuh.
Dalam akun media sosial Instagramnya yang terverifikasi @hotmanparisofficial, Hotman Paris pun memberikan sebuah imbauan.
"Kelaparan saat Corona, Ason keliling jual HP-nya yang rusak demi beli beras. Tak ingin anaknya kelaparan, Ason Sopian menjual handphone rusaknya keliling ke rumah-rumah warga. Ia menawarkan handphone itu seharga Rp 10 ribu demi dapat membeli beras," demikian dikutip dari posting-an Hotman Paris.
Melihat kisah pilu Ason, Hotman Paris langsung memberi imbauan.
Hotman Paris meminta kepada para pengusaha di Batam untuk membantu Ason.
"Ini di batam! Tolong pengusaha batam kasi bantuan!! 10 kg beras akan berarti bagi mereka," tulis Hotman Paris dalam unggahannya, Kamis (16/4/2020).
Lantas sebenarnya seperti apa kisah Ason Sopian yang rela berkeliling menjual HP rusaknya demi membeli beras ?
Entrepreneur serta YouTuber bernama Putra Siregar mengulas cerita soal Ason Sopian.
Di akun Instagramnya yang sudah terverifikasi, Putra Siregar mengurai kisah soal Ason Sopian yang mengurus 5 orang anaknya.
Dijelaskan Putra Siregar, kabar Ason Sopian berkeliling menjual HP rusaknya memang benar adanya.
Semenjak pandemi Virus Corona merebak di dalam negeri, Ason Sopian diakui Putra Siregar tak lagi memiliki pekerjaan.
Ia tidak bisa bekerja serabutan karena tak ada satu pun orang yang mau mempekerjakannya akibat pandemi Virus Corona.
Alhasil, demi mencukupi biaya makan ke-5 anaknya, Ason Sopian pun nekat berkeliling menjual HP rusaknya seharga Rp 10 ribu demi membeli beras.
"Pak Ason Sopian keliling hendak menjual HP Rusak miliknya untuk membeli 1kg beras, Karena bekal untuk makan sekeluarga sudah tidak ada lagi, dan beliau sudah tidak kerja semenjak Wabah Corona melanda negeri ini."
"Beliau berkeliling untuk menjualkan HP Rusak miliknya seharga Rp. 10.000 untuk membeli beras 1kg, karena keluarganya dirumah belum makan," tulis Putra Siregar.
Diungkap Putra Siregar, Ason Sopian memiliki seorang istri yang masih bekerja.
Namun, penghasilan sebesar Rp 1 juta per bulan dirasa kurang guna mencukupi kebutuhan hidup 5 anaknya.
"Dan gaji sang istri yang kerja ditempat buat tempe dikawasan Perumnas Sagulung juga tidak seberapa (1jt/bln) sedangkan dirumah ada 5 orang anak yang harus diberi makan."
"Anak anak pak Ason Sopian tidak seorangpun yang sekolah, lantaran tak ada biaya untuk menyekolahkan anak anaknya. Dan salah seorang anaknya umur 3th mengalami Cacat mental akibat lahir prematur," kata Putra Siregar.
Atas banyaknya pemberitaan soal aksi Ason Sopian menjual HP rusak, dia pun kini telah banyak diberi bantuan.
Termasuk oleh salah satu organisasi relawan yakni Batam Lawan Corona yang juga diikuti Putra Siregar.
Bukan hanya itu, Ason Sopian juga nyatanya telah mendapat bantuan dari aparat setempat.
Dikutip dari laman kepri.polri.go.id, Ason Sopian telah diberikan bantuan berupa sembako.
Ditulis dalam rilis, Kapolresta Barelang AKBP Purwadi W Anggoro langsung memberikan bantuan berupa sembako dan sebuah amplop berwarna putih kepada Ason Sopian.
"Doa Saya Didengar Allah..."
Ditemui di kediamannya, Ason menceritakan, kejadian ini berawal dari kebingungannya untuk membeli beras untuk dimakan bersama istri dan 5 anaknya di rumah.
Selain tidak memiliki uang, akibat dampak Covid-19, Ason tidak lagi bekerja untuk mencari nafkah.
“Saya kerja serabutan, jadi apa yang bisa dikerjakan, saya kerjakan. Yang terpenting mendapatkan uang dan uangnya bisa dibawa pulang,” kata Ason saat ditemui di rumahnya, Kamis (17/4/2020).
Biasanya, kata Ason, per hari ia bisa membawa pulang uang Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu.
Namun sejak wabah Covid-19 melanda Indonesia, khususnya di Batam, Ason sulit untuk mendapatkan upah harian dari orang lain.
Akhirnya, untuk memenuhi kebutuhan makan, Ason memberanikan diri menjual ponsel rusak yang dimilikinya.
Ia berharap ponsel itu bisa dibeli orang dan uangnya akan dibelikan beras.
Ia juga tahu bahwa harga jual ponsel rusak tersebut tidak cukup untuk membeli beras.
Ason mengaku sangat terharu karena usaha menjual ponsel rusak untuk membeli beras malah mendatangkan banyak bantuan.
Hal itu setelah seseorang merekam kondisi Ason itu lalu membagikannya di media sosial hingga viral.
Saat ini tidak sedikit warga Batam yang datang ke rumahnya untuk memberikan bantuan, mulai dari uang hingga beras dan sejumlah sembako.
“Saya benar-benar merasa menjadi manusia yang paling beruntung, ternyata apa yang saya doakan didengar Allah, dan hari ini saya benar-benar merasakan nikmat Allah yang tidak disangka-sangka,” katanya.
Ason pun berdoa kebaikan para dermawan menjadi amal ibadah dan mendapat balasan dari Tuhan.
Ia juga berharap ada orang yang bersedia mempekerjakannya sehingga tidak selalu menunggu bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.
“Saya berharap jangan bantuan saja yang diberikan, mudah-mudahan ada orang yang mau menerima saya untuk bekerja kepada orag tersebut, agar saya selalu bisa memberikan nafkah untuk kelima anak saya ini,” kata Ason.
Ia mengaku istrinya juga bekerja sebagai buruh pembuat tempe dengan penghasilan Rp 1 juta per bulan.
“Kalau dirasakan, tentunya tidak cukup. Namun kami buat secukupnya, yang terpenting ada beras untuk dimasak,” imbuhnya.
Ason juga mengaku tidak memiliki pekerjaan bukan karena pilih-pilih, akan tetapi memang karena tidak ada orang yang mau mempekerjakannya.
“Saya tidak ada skill, dulunya pernah kerja di bengkel, namun tidak bertahan lama karena bengkelnya tutup. Dan, akhirnya saya kerja serabutan ke sana ke mari. Dan, setelah Corona ini, sulit untuk mencari pekerjaan serabutan itu, karena banyak yang berdiam diri di rumah,” kata Ason.
Sejak awal mereka memang hidup dalam kekurangan.
Bahkan kelima anaknya tidak seorang pun yang mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
“Terkadang sedih, tapi mau gimana lagi, jangankan untuk biaya sekolah, bisa makan saja sudah sangat beruntung,” kata Ason.(tribun bogor/kompas.com)
