Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Sulsel

Update Corona Sulsel, Jumat 17 April: 61 Kasus Baru, Total 332 Positif, 43 Sembuh & 23 Meninggal

Selain penambahan kasus positif, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga bertambah sebanyak 59 orang.

Editor: Hasrul
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Update Corona Sulsel Jumat 17 April 2020 

Update Corona Sulsel, Jumat 17 April: 61 Kasus Baru, Total 332 Positif, 43 Sembuh & 23 Meninggal

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah kembali menyampaikan data terbaru perkembangan wabah virus Corona atau Covid-19 di Indonesia termasuk di Sulawesi Selatan.

Seperti biasanya, data disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Jumat (17/4/2020).

Achmad Yurianto mengatakan ada 407 kasus baru yang dinyatakan positif virus Corona di Indonesia per Jumat 17 April 2020.

Dengan penambahan itu, kini total kasus pasien positif di Indonesia menjadi 5.923 orang.

Selain penambahan kasus positif, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga bertambah sebanyak 59 orang.

Sehingga total pasien sembuh dari virus Corona di Indonesia menjadi 607 orang.

Namun, jumlah pasien Corona yang dinyatakan meninggal dunia juga mengalami penambahan sebanyak 24 orang.

Sehingga total pasien meninggal dunia setelah terjangkit virus Corona menjadi 520 orang.

Jumlah pasien positif Corona telah tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Khusus di Sulawesi Selatan ada 61 kasus baru sehingga total positif jadi 322.

Tim Medis Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa turun menyemprot disinfektan ke kelurahan Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, beberapa waktu lalu.
Tim Medis Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa turun menyemprot disinfektan ke kelurahan Paccinongang, Kecamatan Somba Opu, beberapa waktu lalu. (TRIBUN TIMUR/ARI MARYADI)

PSBB di Makassar

Pemerintah Kota Makassar akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ) di Makassar pada 24 April hingga 7 Mei 2020 mendatang.

PJ Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb mengatakan sebelum menerapkan PSBB ini pihaknya akan melakukan sosialisasi dilanjutkan dengan uji coba.

Dari data yang dihimpun Tribun, tahap sosialisasi mulai 17 - sampai 20 April 2020, sementara, uji coba pada 21 sampai 23 April 2020.

"Ini kita awali dengan sosiali, dengan harapan dalam pelaksanaannya, kita harapkan tidak ada lagi masyarakat yang melakukan pelanggaran PSBB hanya karena persoalan tidak tahu atau tidak mengeri persoalan PSBB.

Nah setelah tahapan sosialisasi 4 hari tersebut kita masuki tahapan uji coba, sudah pelaksanaan tapi masih uji coba, dimana belum represif, artinya sifatnya masih pembinaan.

 Cara Cek Pengumuman Hasil Seleksi Kartu Prakerja Gelombang I, Diumumkan Besok Sabtu 18 April 2020

 Polrestabes Makassar Lakukan Sosialisasi Penerapan PSBB

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah memantau fasilitas dapur lapangan yang disiapkan oleh Satuan Brimob Polda Sulsel di markasnya jalan KS Tubun Makassar, Jumat (17/4/2020).
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah memantau fasilitas dapur lapangan yang disiapkan oleh Satuan Brimob Polda Sulsel di markasnya jalan KS Tubun Makassar, Jumat (17/4/2020). (Humas Pemprov Sulsel)

Setelah tahapan uji coba ini baru kita mulai dengan penegasan-penegasan. Untuk itu kami lakukan koordinasi bagaimana pengamanannya," ujar Iqbal, usai mengikuti rakor bersama Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah di Posko Gugus Tugas Covid-19 di Manunggal, Jl Sudirman, Makassar.

Menurut dia, masyarakat yang melakukan pelanggaran akan diberikan Sanski tegas, sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Iqbal menyebutkan, PSBB ini diatur dalam Undang-undang, sehingga banyak aturan yang mengikatnya seperti undang-undang Karantina, Transportasi, tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Kepolisian Republik Indonesia.

Mereka yang melanggar kata Iqbal Suhaeb, tentu akan mendapatkan sanksi yang masuk dalam kategori tindak pidana ringan.

Seiring pelaksanaan sosialisasi dan uji coba, pihaknya juga menyusun Perwali, sebagai acuan atau dasar hukum pelaksanaannya.

"Itu akan kita buat segera, dalam satu sampai dua hari ini sudah bisa selesai Perwalinya, dan ditindak lanjuti dengan keputusan wali kota," ujarnya.

Baginya, PSBB ini adalah hal yang baru untuk warga Makassar, olehnya itu berharap kerjasama masyarakat, serta seoptimal mungkin mengawal peraturan ini.

Adapun yang dikecualikan selama PSBB ini yakni yang menjual sembako, kebutuhan hidup sehari-hari, toko-toko yang mensuplai alat-alat medis dan kesehatan, termasuk juga kantor-kantor pelayanan pemerintahan langsung.

Gejala Virus Corona atau Covid-19

Persatuan dokter spesialis kulit dan penyakit kelamin Perancis (SNDV) mengungkapkan fakta baru tentang gejala Corona.

Diungkapkan bahwa Virus Corona SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis.

Seperti pseudo-frostbite (radang dingin semu), kulit kemerahan yang kadang menyakitkan, dan gatal-gatal.

Demikian pendapat ahli Perancis yang baru-baru ini dipublikasikan.

Gejala dermatologis itu memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan dan kemungkinan terkait dengan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.

Banyaknya pasien Covid-19 yang melaporkan gejala di atas semakin menguatkan bahwa hal ini berhubungan dengan infeksi virus corona.

"Gejala dermatologis dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan," ungkap SNDV dalam siaran persnya, seperti dilansir The Jerusalem Post, Minggu (12/4/2020).

 6 Fakta Staf Khusus Jokowi, Andi Taufan: Digaji Rp 51 Juta, Alumni Harvard, Terancam 20 Tahun Bui

Sekitar 400 pakar kulit di Perancis telah mendiskusikan gejala baru ini melalui grup WhatsApp khusus.

Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin terkait dengan tanda Covid-19 lainnya, seperti masalah pernapasan.

Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.

Dari diskusi itu diketahui bahwa tidak semua pasien Covid-19 mengalami komplikasi dan banyak juga yang tidak mengalami gangguan pernapasan sama sekali, sementara sistem kekebalan tubuh melawan virus.

Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa pasien Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun masih dapat menginfeksi orang lain. Oleh sebab itu, di rumah saja adalah cara tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona baru.

"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi kulit ini dapat dikaitkan dengan Covid-19. Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus secepat mungkin," kata SNDV dalam siaran pers yang dilansir New York Times.

Aneka gejala baru virus Corona

Kendati demikian, beberapa gejala baru telah ditemukan selama sebulan terakhir yang mungkin terkait dengan virus Corona baru. Beberapa gejala muncul tanpa disertai gejala pernapasan.

Pada akhir Maret, British Rhinological Society dan American Academy of Otolaryngology melaporkan bukti anekdotal yang menunjukkan bahwa hilangnya indera penciuman dan pengecap menjadi gejala Covid-19.

New York Times pun memberitakan, laporan dari berbagai negara telah mengindikasikan bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 mengalami anosmia (gangguan pada indera penciuman), kehilangan indera penciuman, dan ageusia (masih bisa merasakan makanan, tapi kepekaannya berkurang).

Para profesional medis belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan gangguan pada indera penciuman dan perasa pada pasien Covid-19.

Beberapa virus mungkin menghancurkan sel atau reseptor sel di hidung, sementara yang lain menginfeksi otak melalui saraf sensor penciuman.

Kemampuan menginfeksi otak dapat menjelaskan beberapa kasus gangguan pernapasan pada pasien Covid-19. Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.

Times melaporkan, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami masalah neurologis, termasuk kebingungan, stroke, dan kejang.

Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki.

Sementara pasien yang lain mengalami serangan jantung serius, tetapi tanpa penyumbatan pembuluh darah.

Menurut Forbes, banyak gejala baru yang mungkin merupakan tanda virus Corona.

Namun sayangnya, hal ini belum dapat ditangani lebih jauh karena semua dokter di seluruh dunia sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved