Bayi Lahir di Tengah Corona
Beginilah Penampakan Bayi Baru Lahir di Tengah Wabah Corona atau Covid-19 Jakarta, Tak Lazim
Penampilan baru bayi lahir terpaksa harus berbeda dengan sebelumnya, saat virus corona atau covid-19 belum mewabah.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bayi baru lahir di DKI Jakarta, memiliki penampakan tak biasa. Jika biasanya, bayi lahir dibungkus kain khusus, kali ini berbeda.
Penampilan baru bayi lahir terpaksa harus berbeda dengan sebelumnya, saat virus corona atau covid-19 belum mewabah.
Seperti yang diterapkan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak, Jakarta Pusat.
RSIA tersebut menerapkan kebijakan baru di tengah wabah virus corona.
Kebijakan berupa pemakaian face shield atau pelindung wajah untuk bayi yang sedang mendapat perawatan maupun yang baru dilahirkan di RS tersebut.
• Bandingkan Jumlah Pasien Corona yang Meninggal di Gowa dan Maros, Daerah Penyangga Ibukota Sulsel
• Jaga Nutrisi Warga Maros Selama Wabah Corona, Cahidir Syam Salurkan Ribuan Telur, Sumber Anggaran?
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Dokter Spesialis Anak RSIA Tambak Eveline P menjelaskan, pemakaian face shield tersebut merupakan langkah preventif untuk mencegah terjadinya penularan virus terhadap para bayi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
“Kita berusaha preventif, (walaupun) ibu-ibu yang memang yang melahirkan di sini baik secara normal maupun operasi memang sudah di-screening,” ujar Eveline kepada wartawan, Senin (15/4/2020).
Menurut dia, RSIA Tambak memang sudah menerapkan beberapa kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19.
Seperti memastikan kondisi kesehatan pasien dengan melakukan screening dan penggunaan APD sesuai zona bagi dokter dan petugas kesehatan yang menangani pasien.
Namun, upaya perlindungan dan pencegahan penyakit, termasuk Covid-19 juga harus dipikirkan untuk para bayi di rumah sakit.
Salah satunya dengan memakaikan face shield kepada bayi yang di rawat di RSIA Tambak.
“Kita pikirkan apakah bayi-bayi kecil ini juga kita lindungi. Salah satunya dengan kita buat lah face shield ini buat bayi-bayi kecil ini dengan catatan bahan bahannya dan bentuknya tidak mengganggu,” kata Eveline.

Penggunaan face shield untuk para bayi, kata Eveline, dimaksudkan untuk melindungi area wajah yang menjadi tempat paling rentan terpapar virus.
Terlebih para bayi tersebut juga tidak mungkin digunakan masker karena akan membatasi oksigen dan aliran udara.
“Ya kita sama-sama tahu bahwa bagian yang terutama terpapar kan saluran pernapasan terus mata, jadi area muka.
Nah itu yang kita lindungi, untuk memakai masker itu mungkin lebih sulit pada bayi baru lahir ini,” kata Eveline.
Adapun face shiled yang digunakan untuk para bayi di produksi sendiri oleh tenaga medis di RSIA Tambak sesuai kebutuhan.
Sehingga, setiap bayi yang baru dilahirkan ataupun mereka yang melakukan konsultasi kesehatan ke Poli Anak akan mendapatkan pelindung wajah tersebut.
• Bandingkan Jumlah Pasien Corona yang Meninggal di Gowa dan Maros, Daerah Penyangga Ibukota Sulsel
• Jaga Nutrisi Warga Maros Selama Wabah Corona, Cahidir Syam Salurkan Ribuan Telur, Sumber Anggaran?
UDPATE Corona Covid-19 Indonesia per Provinsi Senin 13 April 2020: Positif Jakarta 2.044 Sulsel 222
Update Corona Covid-19 Indonesia per provinsi Senin 13 April pukul 11.00 pagi.
Data Tribun Timur sajikan diambil dari laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Indonesia di covid19.go.id.
Per hari ini 4.241 positif Corona.
Sembuh 359 orang.
Dan meninggal dunia 373 orang.
Kasus per Provinsi
DKI Jakarta
Terkonfirmasi: 2.044
Sembuh: 142
Meninggal: 195
Jawa Barat
Terkonfirmasi: 450
Sembuh: 19
Meninggal: 43
Jawa Timur
Terkonfirmasi: 386
Sembuh: 68
Meninggal: 27
Banten
Terkonfirmasi: 281
Sembuh: 7
Meninggal: 21
Sulawesi Selatan
Terkonfirmasi: 222
Sembuh: 25
Meninggal: 15
Jawa Tengah
Terkonfirmasi: 200
Sembuh: 19
Meninggal: 25
Bali
Terkonfirmasi: 81
Sembuh: 19
Meninggal: 2
Sumatera Utara
Terkonfirmasi: 65
Sembuh: 8
Meninggal: 8
Daerah Istimewa Yogyakarta
Terkonfirmasi: 41
Sembuh: 6
Meninggal: 7
Papua
Terkonfirmasi: 63
Sembuh: 5
Meninggal: 3
Kalimantan Timur
Terkonfirmasi: 35
Sembuh: 6
Meninggal: 1
Sumatera Barat
Terkonfirmasi: 44
Sembuh: 6
Meninggal: 3
Kalimantan Selatan
Terkonfirmasi: 34
Sembuh: 0
Meninggal: 2
Nusa Tenggara Barat
Terkonfirmasi: 37
Sembuh: 2
Meninggal: 2
Kalimantan Tengah
Terkonfirmasi: 24
Sembuh: 7
Meninggal: 1
Sumatera Selatan
Terkonfirmasi: 21
Sembuh: 4
Meninggal: 2
Kepulauan Riau
Terkonfirmasi: 21
Sembuh: 2
Meninggal: 1
Lampung
Terkonfirmasi: 20
Sembuh: 1
Meninggal: 1
Kalimantan Utara
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Tenggara
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 1
Meninggal: 1
Sulawesi Tengah
Terkonfirmasi: 19
Sembuh: 2
Meninggal: 2
Riau
Terkonfirmasi: 16
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Sulawesi Utara
Terkonfirmasi: 17
Sembuh: 1
Meninggal: 2
Kalimantan Barat
Terkonfirmasi: 13
Sembuh: 3
Meninggal: 3
Aceh
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 1
Meninggal: 1
Bengkulu
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Kepulauan Bangka Belitung
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Sulawesi Barat
Terkonfirmasi: 5
Sembuh: 2
Meninggal: 1
Maluku
Terkonfirmasi: 11
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Jambi
Terkonfirmasi: 4
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Maluku Utara
Terkonfirmasi: 2
Sembuh: 1
Meninggal: 0
Papua Barat
Terkonfirmasi: 3
Sembuh: 0
Meninggal: 1
Nusa Tenggara Timur
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
Gorontalo
Terkonfirmasi: 1
Sembuh: 0
Meninggal: 0
7 Langkah Membuat Masker Kain 3 Lapis Diyakini Tangkal Virus Termasuk Corona Covid-19 hingga 70%
Kini pemerintah mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat berada di luar rumah.
Langkah ini untuk menekan angka positif Corona yang terus mengalami kenaikan.
Adapun yang disarankan pemerintah yaitu amsker kain.
Hal ini juga telah diimbau langsung Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Prof Wiku Adisasmito.
Mereka menghimbau masyarakat mengenakan masker kain 3 lapis.
Pasalnya, masker kain 3 lapis ini dipercaya dapat menangkal 70 virus dan dapat menjadi alternatif selain masker bedah yang kini semakin sulit didapat.
Selain masker kain, terdapat jenis masker lainnya yaitu masker bedah dan masker N95.
Masker bedah digunakan untuk tenaga medis atau masyarakat yang sedang sakit, sedangkan masker N95 diperuntukkan bagi tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 dengan tingkat infeksi tinggi.
Wiku mengatakan, di samping masker, yang juga dapat menjadi pelindung utama penularan Covid-19 adalah rutin mencuci tangan.
Droplet orang yang terinfeksi virus bukan tidak mungkin tertinggal pada benda mati, dan secara tidak sengaja tersentuh oleh orang sehat.
Jika tak mencuci tangan, droplet tersebut sangat mudah berpindah ke tangan, mulut, atau mata.
"Kita harus memiliki solidaritas untuk saling mengingatkan, pakai masker dan cuci tangan," kata Wiku.
Hal tersebut disampaikan Prof Wiku Adisasmito melalui konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (4/4/2020).
Meski tak menjelaskan rinci model masker kain 3 lapis itu, namun bentuk yang ditunjukkan seperti masker kain dengan filter yang belakangan banyak diproduksi.

Masker itu terdiri dari dua lapis kain dengan bagian tengah yang bisa diselipkan tisu sebagai filternya.
Tisu ini bisa diganti setiap saat. Wiku menyebutkan, berdasarkan penelitian, masker kain 3 lapis efektif menangkal virus.
"Sesuai hasil penelitian, masker kain dapat menangkal virus sebesar 70 persen," kata Wiku dilansir dari Kompas.com dari YouTube BNPB, Senin (6/4/2020).
Tak hanya itu, masker kain tiga lapis tersebut juga bisa dicuci dan dikenakan kembali oleh masyarakat.
"Masker ini dapat terbuat dari kain, minimal tiga lapis, yang dapat digunakan oleh masyarakat, dan apabila mulai basah bisa diganti," lanjutnya.
Sementara itu, lapisan-lapisan masker kain menjadi kunci pembuatan masker yang efektif.
Tak melulu membeli, masker kain tiga lapis juga bisa diproduksi sendiri dengan lapisan luar yang halus dan lapisan tengah yang tebal.
Dikutip dari Kompas.com, sebaiknya tidak menggunakan kain wol atau kain lain yang dapat menyebabkan alergi dan iritasi kulit.
Para peneliti dari University of Pittsburgh pada 2006, dengan pedoman CDC, menyebutkan bahan kaus katun bisa digunakan untuk membuat masker kain tanpa jahitan.
Sebuah studi tentang masker wajah buatan rumah yang dilakukan SmartAirFilters.com juga menemukan bahwa kaus katun adalah bahan terbaik yang bisa digunakan untuk membuat masker kain 3 lapis.
Sebab kedua kain ini punya kemampuan menangkap partikel yang baik. Meski demikian, pengguna tetap dapat bernapas dengan nyaman.
Para peneliti tersebut pun menyarankan untuk merebus kain selama sepuluh menit sebelum digunakan untuk mensterilkannya dari kemungkinan virus yang menempel di pasar atau toko kain.
Lalu bagaimana cara buat masker kain 3 lapis yang disebut-sebut ampuh cegah virus masuk ke hidung dan mulut?
Bahan cara Membuat Masker Kain 3 Lapis
Bahan:
- Kain, seperti katun, atau kain mikrofiber
- Pita elastis atau dua ikatan rambut
- Gunting
- Mesin jahit atau bisa juga dijahit manual dengan jarum jahit dan benan
Cara membuat:
1. Buat dua persegi panjang kain, ukuran 12x6 cm atau 11x5 cm.
2. Jahit lapisan-lapisannya menjadi satu, lalu jahit tepi bawah.
3. Lipat lebih dari satu sisi, mulailah menjahit kain sehingga karet elastis berada di dalam lipatan.
4. Tarik kencang bagian karet elastis dan jahit sisa lipatan. Ulangi di sisi lain.
6. Pastikan untuk melakukan backstitch (menjahit beberapa kali) di awal dan akhir jahitan, agar karet elastis yang menarik di titik-titik tersebut tidak mudah lepas.
7. Anda bisa membuat lubang di bagian belakang masker kain untuk memasukkan filter berupa tissue agar lebih efektif menangkal virus.
Itu dia cara buat masker kain 3 lapis yang disebut-sebut ampuh cegah virus masuk ke hidung dan mulut.
Jangan lupa juga untuk mencuci masker setelah digunakan agar terhindar dari virus dan menjaga tetap higenis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Agar Tak Tertular Covid-19, Bayi di RSIA Tambak Dipakaikan Face Shield",
higenis.
Editor: Munawwarah Ahmad