Virus Corona
Update Corona Dunia 15 April 2020: Pasien Corona Dekati 2 Juta, Muncul Ciri Baru Efek Terjangkit
Pagi ini, Amerika Serikat mencatat rekor baru jumlah kematian akibat virus mematikan ini, yakni, 2.284 kasus
TRIBUN-TIMUR.COM - Pagi ini, Rabu (15/4/2020), situs worldometers.info, situs yang mengabarkan secara live perkembangan virus corona dunia secara statistik, mengabarkan informasi yang cukup memprihatinkan. Jumlah kasus terjangkit virus corona mendekati angka 2 juta pasien.
Situs ini pukul06.30 Wita tepatnya mencatat 1.991.799 kasus terjangkit virus corona. Jumlah kematian mencapai 126.019 kasus dan 467.187 pasien yang dinyatakan sembuh.
Pagi ini, Amerika Serikat mencatat rekor baru jumlah kematian akibat virus mematikan ini, yakni, 2.284 kasus. Sehingga total kematian di negara Paman Sam ini mencapai 25.924 kasus.
Sedangkan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 38.675.
Total warga Amerika yang kini tercatat terpapar virus corona sebanyak 611.156 orang. Pagi ini tercatat terjadi tambahan 24.215 kasus baru.
Di urutan kedua, Spanyol dengan 18.056 kematian. Terjadi tambahan 300 orang yang meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh sebanyak 67.504 kasus. Total pasien corona di negara ini sebanyak 172.541. Pagi ini terdapat tambahan 2.442 kasus baru.
Selanjutnya Italia dengan 21.067 kematian. Terjadi tambahan 602 kasus kematian baru pagi ini. Pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 37.130.
Yang menarik adalah China. Negara ini berhasil menekan angka pertambahan kasus terinfeksi corona. Dalam 24 jam terakhir, negara ini tidak mencatat adanya kasus baru terinfeksi dan kasus kematian.
Pasien yang sembuh di China mencapai 77.738 orang. Sedangkan pasien yang terinfeksi corona sebanyak 82.249. Pasien yang meninggal dunia sebanyak 3.341 orang.
Kasus Virus Corona atau COvid-19 di Indonesia kini makin mengkhawatirkan.
Sudah lebih dari 4 ribu orang positif penyakit tersebut. Makin tinggi kasus, makin banyak pula Ciri-ciri Virus Corona bermunculan selain batuk dan demam. Kini serang kulit dan saraf.
Ada juga yang menunjukkan sejumlah gejala Corona yang terkesan sepele.
Makanya banyak yang tak menyadari dirinya terkena virus berbahaya tersebut hingga tetap saja beraktivitas di luar.
Cek selengkapnya di sini:
1. Serang Kulit
Ahli Perancis baru-baru ini mengatakan bahwa virus corona SARS-CoV-2 dapat menyebabkan gejala dermatologis, seperti pseudo-frostbite (radang dingin semu), kulit kemerahan yang kadang menyakitkan, dan gatal-gatal.
Menurut persatuan dokter spesialis kulit dan penyakit kelamin Perancis (SNDV), gejala dermatologis itu memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan dan kemungkinan terkait dengan infeksi virus corona baru penyebab Covid-19.
Banyaknya pasien Covid-19 yang melaporkan gejala di atas semakin menguatkan bahwa hal ini berhubungan dengan infeksi virus corona.
"Gejala dermatologis dapat muncul tanpa disertai gejala pernapasan," ungkap SNDV dalam siaran persnya, seperti dilansir The Jerusalem Post, Minggu (12/4/2020).
Sekitar 400 pakar kulit di Perancis telah mendiskusikan gejala baru ini melalui grup WhatsApp khusus.
Mereka menyoroti lesi kulit yang mungkin terkait dengan tanda Covid-19 lainnya, seperti masalah pernapasan.
Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.
Dari diskusi itu diketahui bahwa tidak semua pasien Covid-19 mengalami komplikasi dan banyak juga yang tidak mengalami gangguan pernapasan sama sekali, sementara sistem kekebalan tubuh melawan virus.
Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa pasien Covid-19 yang tidak merasakan gejala apa pun masih dapat menginfeksi orang lain.
Oleh sebab itu, di rumah saja adalah cara tepat untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona baru.
"Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV menunjukkan bahwa manifestasi kulit ini dapat dikaitkan dengan Covid-19."
"Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menularkan virus secepat mungkin," kata SNDV dalam siaran pers yang dilansir New York Times.
2. Sering ke Toilet
Dilansir dari The Sun, gejala ringan tersebut di antaranya sering pergi ke toilet.
Meskipun tidak ada jumlah normal namun orang yang positif virus Corona membutuhkan lebih banyak waktu dari biasanya.
Dokter 4 U GP Dr Diana Gall menjelaskan kepada Express:
"Masalah pencernaan dan perubahan kebiasaan buang air besar sehingga menjadi lebih sering pergi ke toilet, kadang-kadang merupakan tanda pertama bahwa Anda mengalami sesuatu, bukan hanya dengan Coronavirus ini."
"Namun, diare telah dilaporkan sebagai gejala awal pada pasien yang kemudian dites positif untuk covid-19."
3.Serang Syaraf
Bukti menunjukkan bahwa virus corona dapat menyerang sistem saraf pusat.
Times melaporkan, beberapa pasien Covid-19 juga mengalami masalah neurologis, termasuk kebingungan, stroke, dan kejang.
Beberapa pasien juga melaporkan acroparesthesia, kesemutan, atau mati rasa di area tangan dan kaki.
Sementara pasien yang lain mengalami serangan jantung serius, tetapi tanpa penyumbatan pembuluh darah.
Menurut Forbes, banyak gejala baru yang mungkin merupakan tanda virus corona.
Namun sayangnya, hal ini belum dapat ditangani lebih jauh karena semua dokter di seluruh dunia sibuk menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan.
4.Infeksi Mata
The British Association of Otorhinolaryngology, yang mewakili para ahli kedokteran telinga, hidung dan tenggorokan, menjelaskan bahwa konjungtivitis infeksi mata mungkin juga merupakan tanda idap virus corona.
Dalam sebuah pernyataan, dokumen tersebut mengatakan bukti dari negara lain bahwa titik masuk untuk virus corona sering di daerah mata, hidung dan tenggorokan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Ophthalmology menemukan bahwa 31,6 persen dari 38 pasien dengan covid-19 di rumah sakit di provinsi Hubei memiliki gejala yang berkaitan dengan mata, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan dalam skala yang lebih besar.
5. Serang Indra Penciuman
Pada akhir Maret, British Rhinological Society dan American Academy of Otolaryngology melaporkan bukti anekdotal yang menunjukkan bahwa hilangnya indera penciuman dan pengecap menjadi gejala Covid-19.
New York Times pun memberitakan, laporan dari berbagai negara telah mengindikasikan bahwa sejumlah besar pasien Covid-19 mengalami anosmia (gangguan pada indera penciuman), kehilangan indera penciuman, dan ageusia (masih bisa merasakan makanan, tapi kepekaannya berkurang).
Para profesional medis belum mengetahui pasti apa yang menyebabkan gangguan pada indera penciuman dan perasa pada pasien Covid-19.
Beberapa virus mungkin menghancurkan sel atau reseptor sel di hidung, sementara yang lain menginfeksi otak melalui saraf sensor penciuman.(*/tribun-timur.com)