Mamasa Lawan Corona
Sambil Menangis, Kepala BPBD Mamasa Curhat Keterbatasan Anggaran Melawan Corona
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tak ada rasa lelah yang terpancar dari raut wajah mereka.
Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Imam Wahyudi
"Bayangkan, setiap tim yang turun ke lapangan hanya dibekali 6 liter beras dan uang Rp. 150.000 untuk tiga hari," ungkap Labora dengan mata berkaca.
Labora mengusap air mata yang mulai menetes di pipinya menuturkan, mungkin selama ini masyarakat berfikir bahwa BPBD mengelola anggaran yang besar untuk penanganan wabah ini.
"Saya hanya mau bilang, semua itu tidak benar," ujar Labora sembari mengusap air matanya.
Betapa tidak lanjut Labora, untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab hampir dua bulan, anggaran yang dikelola hanya sebesar Rp.123 juta.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada tambahan atau bantuan dari refocusing anggaran instansi lain.
"Ini hasil refocusing anggaran kami di BPBD dengan mengalihkan biaya perjalanan dinas, mengurangi biaya operasional kantor, dan mengalihkan beberapa item kegiatan yang lain," jelasnya.
Soal anggapan masyarakat bahwa ada anggaran siap pakai atau sejenisnya yang melekat di BPBD, kata Labora hak itu tidak ada dalam daftar penggunaan anggaran BPBD Mamasa.
"Sangat menyedihkan ketika kami dianggap mengelola dana penanganan Covid 19 yang besar, anggota saja dilapangan cuma makan nasi dan ikan kering atau mie.
Tidak manusiawi kalau ada anggaran besar kami kelola lalu anggota di lapangan menderita," ucapnya sambil mengelus dadanya.
Meskipun bekerja dengan segala keterbatasan, Ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk terus mendoakan petugas dilapangan agar tetap sehat dan kuat menjalankan tugas .
"Saya hanya minta dukungan doa dan semangat dari semua masyarakat," tandasnya.