Sulsel Lawan Corona
Wawancara Khusus Ketua Tim Satgas Covid-19 Unhas: Sulsel Sanggup Menangani
Sampai saat ini Rumah Sakit kita masih mampu menangani dan menampung pasien PDP baik isolasi maupun penangan lanjut.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Imam Wahyudi
8. Jika pasien corona mencapai angka 2.614 pasien corona di Sulsel, kira-kira RS di Sulsel sanggup melayani itu semua?
Jawab :
Saya katakan tadi bahwa jumlah 2000 an itu adalah total dari yang lalu dan yang akan datang, tapi perkiraan Mei itu menurut pakar Kesmas dibutuhkan 350 an tempat tidur dengan dengan standar ruang isolasi yang memadai. Kalau dihitung 4 RS saja, RS Dadi, RS. Sayang, RS Wahidin, RS Unhas insha Allah tempat tidur itu akan dimaksimalkan plus rumah sakit penyanggah kita juga tentu menyiapkan diri.
9. Menurut Prof, sejauh ini apa yang dilakukan pemerintah daerah sudah serius atau belum?
Jawab:
Kalau saya lihat pemerintah kita saat ini sangat serius. Beberapa aturan terkait sudah dibuat pemerintah pusat dan alur penggunaan keuangan juga banyak diarahkan ke penanganan covid19. Bapak Gubernur sering menyampaikan bahwa kita tidak oleh main-main karena pilihannya adalah kita hidup atau kita mati. Contoh misalnya para tenaga medis dan paramedis serta tenaga kesehatan lain nya saat ini diinapkan di beberapa hotel dengan tujuan memberikan kenyamanan untuk mereka istirahat dan juga untuk memutus mata rantai kontak dengan keluarga dan lingkungan nya jika seandainya kembali ke rumah. Tim gugus misalnya tak mengenal lelah, malam dan siang, subuh atau pagi-pagi buta pun harus dan terus mengurus penderita ataupun pasien yang meninggal, diurus mayat nya hingga sampai ke penguburan.
10. Menurut Prof, mana lebih efektif dilakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), pembatasan sosial berskala kecil (PSBK), karantina wilayah atau lockdown untuk cegah penyebaran corona di masyarakat ?
Jawab:
Setiap daerah punya karakteristik nya masing-masing untuk memutuskan PSBB, karantina wilayah atau lockdown. Status daerah nya, karakteristik dan budaya masyarakat nya, tingkat ekonomi penduduk nya hingga tingkat kerawanan keamanan semua diperhitungkan. Kalau DKI Jakarta status daerah nya beda dengan kota lain, Makassar juga beda apalagi Sulsel secara keseluruhan. Petani-petani dan nelayan harus tetap bertani atau menangkap ikan sebab Sulsel adalah penyanggah beras beberapa daerah di Indonesia, kalau mereka-mereka ditahan untuk tidak turun bekerja sama saja kalau kita menurunkan produksi kita yang sangat penting. Yang jelas keputusan untuk PSBB, karantina wilayah dan atau lock down itu adalah keputusan pemerintah setempat dan kita harus patuh sebab tentu sudah diperhitungkan sebaik-baik nya.
11. Apa kira-kira konsekuensinya jika hal itu dilakukan atau tidak dilakukan? Apa alasannya?
Jawab:
Sulawesi Selatan kan termasuk penyangga ekonomi/ beras dibanyak daerah/ provinsi di Indonesia. Kalau lockdown bukan cuman Sulsel yang kena dampak tapi semua provinsi yang disuplai beras oleh Sulsel. Kan seperti tadi saya katakan pasti petani dan nelayan harus juga dirumahkan kan ?. Tidak bisa kita menentukan bilang harus PSBB, harus PSBK. Harus analisis daerah masing-masing. Kalau Makasssar saat ini akan melakukan pembatasan wilayah pada 4 kecamatan sebagai tempat epicentrum wabah, dan ada beberapa kelurahan yang akan dikarantina tapi bukan seluruh Makassar. Kalau semua ditutup, orang yang tinggal di rumah tentu sulit dapat sumber-sumber makanan, siapa yg akan mengantar go food dll ?. Sesuai permenkes yang baru tentang PSBB dikatakan bahwa persyaratan epidemiologinya adalah jika ada tanda kasus bertambah, meluas dan ada bukti transmisi maka maka bisa dipikirkan untuk di lakukan pembatasan wilayah. Belum lagi aspek-aspek lainnya yang mendukung.
12. Apa harapan dan saran Anda ke semua pihak agar bisa lebih efektif dan massif mencegah penyebaran Corona di masyarakat?
Jawab:
Saran saya yang paling penting adalah mari kita semua menyadari bahwa menjaga jarak (physical distancing) itu perlu dipatuhi oleh semua pihak. Ketegasan dan kedisiplinan semua pihak harus hadir ditengah-tengah wabah covid19 ini. Mari kita tinggal di rumah dan patuhi aturan yang berlaku yang diterapkan pemerintah kita.