Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Update Corona Makassar

Sebaran Positif Covid-19 Per Kecamatan di Kota Makassar, Rappocini Zona Berbahaya Saatnya PSBB?

Banyak yang mengusulkan Sulsel khususnya Kota Makassar diterapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berikut peta penyebaran positif Coro

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mansur AM
ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Ilustrasi Pasien Covid-19 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan per Jumat (10/4/2020) melampaui Provinsi Jawa Tengah.

Padahal rasio penduduk Jawa Tengah jauh lebih banyak dibanding Sulsel.

Kota Makassar masuk episentrum terbesar penyebaran Covid-19 di Sulsel.

Kini, ada yang mengusulkan Sulsel khususnya Kota Makassar diterapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Berikut peta penyebaran positif Corona Makassar.

Sebaran pasien Covid-19 per Kelurahan di Kota Makassar
Sebaran pasien Covid-19 per Kelurahan di Kota Makassar (Dinas Kesehatan Makassar)

Kecamatan Rappocini dengan pasien positif Covid-19 terbanyak dengan 19 kasus.

Disusul Tamalate 13 kasus dan Panakkukang 10 pasien.

Tiga kecamatan masih nol kasus positif; Kecamatan Ujung Tanah, Sangkarrang dan Bontoala.

Tapi tak berarti warga tiga kecamatan memandang remeh Covid-19.

Dampak Covid-19 ini menghantam sendi perekonomian Sulsel.

Ribuan tenaga kerja dirumahkan dan kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Salah satu solusinya, yang terdampak Corona bisa mendaftar dan mendapatkan kartu Prakerja via www.prakerja.go.id mulai Sabtu 11 April 2020 hari ini.

PSBB di Sulsel Khususnya Makassar Waktunya Dikaji Pemerintah Pemprov dan Makassar

Jumlah penderita atau kasus positif Virus Corona atau Covid-19 di Sulawesi Selatan ( Sulsel ) kembali naik drastis.

Terbaru, Jumat (10/4/2020), berdasarkan data dilansir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia melalui laman covid19.go.id yang diperbarui (di-update) pada pukul 16:00 WIB, kasus positif di Sulsel mencapai 167.

Dari 167 orang positif, 14 orang di antaranya sembuh, dan 11 orang meninggal dunia.

Sulsel pun naik urutan kelima dalam pemeringtakan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di Indonesia.

Namun, data dilansir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Covid-19 di Sulsel melalui laman covid19.sulselprov.go.id, jumlah penderita positif di Sulsel masih 135 orang.

Dari jumlah tersebit, 99 orang (73,3 persen) di antaranya masih dirawat, 23 orang (17,0 persen) sembuh, dan 13 orang (9,6 persen) meninggal dunia.

Lalu ada 2.539 OdP ( Orang dalam Pemantauan ), dan 1.606 orang (63,3 persen) di antaranya masih dalam proses pemantauan, serta 933 orang (36,7 persen) selesai menjalani proses pemantauan.

Selanjutnya, 329 orang PdP ( Pasien dalam Pengawasan ), dimana 233 orang (70,8 persen) masih dirawat, 80 orang (24,3 persen) dinyatakan sehat, dan 16 orang (4,9 persen) meninggal dunia.

Data di laman covid19.sulselprov.go.id terakhir diperbarui pada pukul 12:34 Wita, Jumat hari ini.

Itulah data terbaru hingga berita ini dilansir.

Masih dari laman covid19.go.id, di atas Sulsel, ada DKI Jakarta di urutan pertama.

Di ibu kota negara itu terdapat 1.753 kasus, dimana 82 orang diantaranya sembuh dan 154 orang meninggal dunia.

Di urutan kedua, Jawa Barat, dimana terdapat 388 kasus, 19 orang sembuh dan 40 meninggal dunia.

Di urutan ketiga, Jawa Timur, dimana terdapat 256 orang positif terjangkit Covid-19, 62 orang sembuh, dan 22 meninggal dunia.

Di urutan keempat, Banten, dimana terdapat 243 orang positif terjangkit Covid-19, 7 orang sembuh, dan 21 meninggal dunia.

Di urutan keenam, Jawa Tengah, dimana terdapat 144 kasus.

Dari jumlah tersebut, 18 orang sembuh dan 22 meninggal dunia.

Jawa Tengah sehari sebelumnya masih berada di atas Sulsel, namun pada Jumat hari ini turun ke urutan keenam.

Dari 6 provinsi dengan kasus terbanyak, hanya di Jawa Timur jumlah pasien sembuh lebih banyak dibanding yang meninggal dunia.

Per Jumat hari ini, jumlah kasus positif di Indonesia sebanyak 3.512 atau ada penambahan 219 kasus pada hari ini.

Dari jumlah tersebut, 2.924 orang (83,2 persen) masih dirawat, 282 orang (8 persen) sembuh, dan 306 orang (8,7 persen) meninggal dunia.

Khusus Sulsel, jika merujuk pada data terbaru dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Indonesia, sebanyak 0,00189353 persen penduduk Sulsel positif terinfeksi Covid-19.

Jumlah penduduk Sulsel pada tahun 2019 berdasarkan data BPS sebanyak 8.819.500.

Aliyah Mustika Ilham: Pikirkan Kemungkinan PSBB di Sulsel

Melihat tingginya kasus Covid-19 di Sulsel, anggota Komisi IX DPR RI (bidang kesehatan dan ketenagakerjaan), Aliyah Mustika Ilham mengingatkan para pemangku kepentingan (skaholder), termasuk Pemprov Sulsel untuk memikirkan kemungkinan penerapan skenario PSBB di Sulsel.

Saat ini, baru DKI Jakarta menerapkan PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar ), namun sejumlah pemerintah daerah telah mengajukan rencana PSBB kepada pemerintah pusat.

Pemprov Sulsel belum mengajukan rencana PSBB.

 Pakar Unhas: Kasus Covid-19 di Sulsel Akan Capai 143.390, Gubernur Ogah PSBB karena Takut Kelaparan

"Sulsel berada di zona merah, untuk mencegah kasus semakin meningkat, tidak ada jalan lain selain membatasi ruang gerak masyarakat secara massif," ujar Aliyah Mustika Ilham, legislator asal daerah pemilihan Sulsel I, Jumat (10/4/2020).

Melihat tingginya kasus di Sulsel, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI tersebut menyarankan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mempertimbangkan rencana PSBB di provinsi dengan 8,8 juta penduduk dan 24 kabupaten/kota.

Jika kelak gubernur mengajukan rencana PSBB, semua elemen di provinsi ini harus siap.

"Penting dipikirkan kondisi terburuk sehingga ketika hal itu terjadi, kita benar-benar siap untuk melaksanaan. Tak ada salahnya, sedia payung sebelum hujan," kata Aliyah Mustika Ilham, mantan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Makassar.

Jika PSBB diterapkan, sebelumnya pemerintah provinsi harus menyiapkan data valid kondisi masyarakat yang akan terdampak dan menjadi sasaran penyaluran bantuan.

"Bantuan yang diberikan, wajib tepat sasaran. Jangan sampai ada masyarakat terdampak yang luput dari pendataan," kata pegiat majelis taklim ini.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved